Nama : Alfalah Difa Nawi
NPM : 12509191
Kelas : 3PA05
Mata Kuliah : Psikologi Lintas Budaya
UNIVERSITAS GUNADARMA
2011-2012
1. Pengertian Psikologi Lintas Budaya
Psikologi Lintas Budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut.
Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas: 1. Riset lintas-budaya dalam psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan antesede-anteseden dan proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan perilaku.
2. Tujuan Mempelajari Psikologi Lintas Budaya
Tujuan dari kajian psikologi Lintas Budaya adalah mencari persamaan dan perbedaan dalam fungsi-fungsi individu secara psikologis, dalaam berbagai budaya dan kelompok etnik.
3. Hubungan Psikologi Lintas Budaya dengan Ilmu lain
Sementara psikologi lintas-budaya dan antropologi sering tumpang tindih, baik disiplin cenderung memfokuskan pada aspek yang berbeda dari suatu budaya. Sebagai contoh, banyak masalah yang menarik bagi psikolog yang tidak ditangani oleh antropolog, yang memiliki masalah mereka sendiri secara tradisional, termasuk topik-topik seperti kekerabatan, distribusi tanah, dan ritual. Ketika antropolog melakukan berkonsentrasi pada bidang psikologi, mereka fokus pada kegiatan dimana data dapat dikumpulkan melalui pengamatan langsung, seperti usia anak-anak di sapih atau praktek pengasuhan anak. Namun, tidak ada tubuh yang signifikan data antropologi pada banyak pertanyaan yang lebih abstrak sering ditangani oleh psikolog, seperti konsepsi budaya intelijen.
penelitian lintas budaya dapat menghasilkan informasi penting tentang banyak topik yang menarik bagi psikolog. Dalam salah satu studi yang paling terkenal, peneliti menemukan bukti bahwa proses persepsi manusia mengembangkan berbeda tergantung pada apa jenis bentuk dan sudut orang terpapar setiap hari di lingkungan mereka. Masyarakat yang tinggal di negara-negara seperti Amerika Serikat dengan bangunan banyak mengandung sudut 90 derajat rentan terhadap ilusi optik yang berbeda dari yang di desa pedesaan Afrika, di mana bangunan tersebut tidak norma. Studi-studi lintas budaya juga menemukan bahwa gejala gangguan psikologis yang paling bervariasi dari satu budaya ke yang lain, dan telah menyebabkan peninjauan kembali atas apa yang merupakan seksualitas manusia normal. Sebagai contoh, homoseksualitas, lama dianggap perilaku patologis di Amerika Serikat, disetujui dari dalam budaya lain dan bahkan didorong dalam beberapa sebagai outlet seksual yang normal sebelum menikah.
4. Etnosentrisme dalam Psikologi Lintas Budaya
Salah satu ilmu perilaku yang terpenting yakni psikologi, khususnya psikologi lintas budaya, menunjukkan bahwa kita berbeda dengan orang lain karena kita anggota kelompok budaya yang berbeda. Kita tidak hanya berbicara dalam bahasa dan cara yang berbeda tetapi juga berpikir beda, berbeda dalam merasa, dan berbeda dalam cara berhubungan dengan orang lain. Tidak hanya secara psikis, tubuh kita dan gerakan tubuh kita juga berbeda, tertawa berbeda, menggerakkan tangan berbeda, mengekpresikan wajah dengan cara berbeda (Wierzbicka, 1999). Perbedaan-perbedaan yang sedemikian besar tentunya membawa konsekuensi yang besar pula. Bila tidak terdapat saling pengertian yang mendalam akan adanya perbedaan itu maka interaksi yang terjadi bisa jadi hanya akan menimbulkan konflik.
Kita selalu diyakinkan bahwa perbedaan merupakan suatu anugerah. Demikian yang selalu digembor-gemborkan. Seolah-olah perbedaan tanpa masalah. Padahal akar dari semua konflik adalah perbedaan. Sayangnya perbedaan suatu keniscayaan. Ia sesuatu yang pasti ada dan akan tetap ada. Jadi, yang bisa dilakukan tinggal lagi bagaimana berdamai dengan perbedaan yang ada. Banyak contoh hadir ditengah kita bagaimana upaya pengabaian perbedaan dengan hanya menghadirkan kesamaan yang ada dengan alasan demi persatuan, justru malah menghancurkan persatuan yang ingin dicapai. Politik persamaan yang dilakukan orde baru, yang tidak mentolerir perbedaan yang muncul kontradiktif dengan tujuannya untuk mempersatukan, yang muncul malahan keretakan di masyarakat. Dalam kasus Indonesia, terutama pada zaman orde baru, terbukti bahwa intervensi tanpa perhatian pada perbedaan kelompok dapat membawa pada kebijakan assimilisianist dimana anggota kelompok minoritas diharapkan untuk konform atau melebur terhadap kelompok mayoritas. Fenomena ini nyata sekali pada perlakuan yang diberikan pada etnis Cina. Misalnya mereka diharuskan mengubah nama menjadi nama Indonesia. Mereka juga dilarang menyelenggarakan berbagai ritual budaya. Akibatnya mereka mengalami kegamangan budaya. Disatu sisi mereka tercerabut dari akar budayanya, disisi lain mereka tetap kurang diterima sebagai bagian dari masyarakat mayoritas, sebab jelas mereka benar-benar berbeda, setidaknya secara fisik. Tampaknya justru ketika membiarkan suatu kelompok dengan identitas budayanya, di ikuti dengan menumbuhkan toleransi antar kelompoklah yang akan mencipta persatuan yang hakiki.
Pada saat berbicara mengenai perbedaan, mau tidak mau kita akan sering bertemu dengan kata diversitas. Seringkali arti ‘perbedaan’ dan ‘diversitas’ kita artikan sama saja, padahal keduanya sedikit berbeda (dalam bahasa inggris ‘perbedaan’ diterjemahkan sebagai ‘difference’, sedangkan diversitas atau keberagaman diterjemahkan sebagai ‘diversity’). Perbedaan merujuk pada adanya sesuatu yang beda atau lain antara dua hal atau lebih (lebih bersifat kualitatif). Diversitas merujuk pada keberadaan dua hal atau lebih yang memiliki kesetaraan (lebih bersifat kuantitatif). Banyaknya etnik di negeri kita lebih tepat bila disebut diversitas etnik atau keberagaman etnik karena merujuk adanya banyak etnik dimana yang satu tidak lebih rendah dari yang lain.
Diversitas atau keberagaman memiliki sisi positif maupun negatif. Keberagaman akan menjadi sisi yang mana tergantung penilaian individu pada keberagaman itu sendiri. Menurut Johnson dan Johnson (2000) sebuah diversitas menjadi positif atau negatif tergantung apakah kita:
1. Mengakui bahwa diversitas ada dan merupakan sesuatu yang berharga
2. Membangun identitas pribadi yang utuh yang mengandung a) Pengakuan tehadap warisan budaya etnik, b) Memandang diri sebagai individu yang menghargai adanya perbedaan nilai-nilai pada setiap orang.Mengerti keadaan kognitif diri sendiri (seperti stereotip dan prasangka) untuk membangun hubungan dengan teman-teman yang berbeda latar belakang budaya.
3. Mengerti adanya konflik antar kelompok yang dinamis
4. Mengerti proses penilaian sosial dan mengetahui bagaimana proses terbentuknya penerimaan dan penolakan.
5. Mampu menyusun sebuah konteks kerjasama dalam hubungan positif antara individu yang berbeda.
6. Memanajemen konflik dalam cara-cara yang konstruktif: a) Konflik intelektual, yaitu pembuatan keputusan dan mempelajari situasi, b) Konflik kepentingan, yaitu pemecahan masalah melalui negosiasi dan mediasi.
7. Belajar dan menginternalisasi nilai-nilai pluralitas dan demokrasi.
Bila kita mampu melakukan kedelapan hal itu dengan baik maka diversitas akan menjadi sesuatu yang positif bagi kita. Sebaliknya bila kita gagal melakukannya maka mungkin sekali kita akan menilai diversitas secara negatif. Sangat mungkin adanya diversitas kita artikan sebagai ancaman bagi diri kita dimana kita tidak merasa nyaman dengan adanya diversitas atau keberagaman. Tiliklah kedalam diri kita, kita kadangkala enggan untuk bergaul atau berada diantara orng yang berbeda dengan diri kita.
Diversitas bisa menguntungkan dan bisa juga merugikan. Pada suatu kondisi tertentu diversitas akan menyebabkan terjadinya ketidaknyamanan dalam kehidupan sosial. Namun sebaliknya, dalam kondisi yang lain diversitas bisa meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Johnson dan Johnson (2000) mengidentifikasikan delapan kondisi yang menyebabkan diversitas lebih merupakan suatu keuntungan, bila:
1. Menurunkan stereotip dan prasangka,
2. Meningkatkan hubungan lebih positif,
3. Memperbaharui vitalitas masyarakat,
4. Meningkatkan prestasi dan produktivitas,
5. Meningkatkan kreativitas dalam pemecahan masalah,
6. Menjaga pertumbuhan kognitif dan penalaran moral,
7. Menjaga cara pandang yang dimiliki,
8. Membangun komitmen terhadap demokrasi bangsa.
9. Sementara itu diversitas menjadi sebuah kerugian, bila:
10. Meningkatkan stereotip dan prasangka,
11. Membentuk hubungan yang penuh ketegangan,
12. Meningkatkan hubungan lebih negatif, seperti pengkambinghitaman, kekerasan, penolakan, dan lainnya,
13. Membuat hidup lebih kompleks dan sulit,
14. Membuat produktivitas rendah karena susah dalam komunikasi, koordinasi, dan pembuatan keputusan,
15. Mengharuskan lebih banyak upaya untuk bisa berhubungan dengan orang lain,
16. Merupakan sesuatu yang mengancam,
17. Membuat cemas.
Implikasi adanya keberagaman budaya dalam suatu masyarakat cukup luas. Organisasi yang bergerak dalam masyarakat yang memiliki keberagaman mau tidak mau harus sensitif terhadap keberagaman itu. Sebuah organisasi publik, entah itu perusahaan atau instansi pemerintahan akan menghadapi kenyataan untuk menerima pegawai yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Karenanya diperlukan suatu manajemen khusus untuk mensinergikan kerja dari pegawai-pegawai yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Dalam kondisi demikian peran pemimpin sangat sentral. Untuk mengarahkan berbagai orang dengan berbagai latar belakang budaya dalam pencapaian tujuan organisasi diperlukan suatu kepemimpinan yang mampu memhami adanya perbedaan budaya diantara anggota-anggota organisasi. Menurut Chemers dan Ayman (1993) setidaknya ada empat karakter penting dalam kepemimpinan organisasi multikultural, yaitu:
1. Pribadi yang memiliki visi yang luas, yang mengakui dan mendukung perbedaan dalam komunitas organisasi. Pemimpin seharusnya memiliki rencana jangka panjang termasuk memperkerjakan karyawan yang berasal dari berbagai latar belakang budaya pada semua level organisasi.
2. Memiliki pengetahuan yang luas mengenai dimensi-dimensi diversitas dan memiliki kesadaran mengenai permasalahan multikultural.
3. Terbuka untuk melakukan perubahan di dalam dirinya
4. Membimbing dan mengarahkan pegawai yang berbeda-beda latar belakang budayanya.
Kesadaran akan adanya diversitas merupakan kemutlakan karena kita hidup dalam masyarakat plural. Kita mesti menyadari bahwa ada begitu banyak perbedaan di sekitar kita sebelum kita memutuskan apa yang terbaik yang harus dilakukan. Tiga alasan kenapa kesadaran akan diversitas penting:
1. Meningkatkan kualitas kehidupan kita. Dengan menyadari adanya beragam budaya maka kita bisa lebih humanis.
2. Diversitas merupakan suatu hal yang tidak terhindarkan
3. Kehidupan ekonomi semakin mengglobal dan mengharuskan terjalinnya hubungan dengan berbagai orang dengan latar belakang budaya yang berbeda
5. Persamaan dan perbedaan antara budaya dalam hal transmisi budaya melalui enculturasi dan Sosialisasi.
Enkulturasi atau pembudayaan adalah proses mempelajari dan menysuaikan alam pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini berlangsung sejak kecil, mulai dari lingkungan kecil (keluarga) ke lingkungan yang lebih besar (masyarakat). Misalnya anak kecil menyesuaikan diri dengan waktu makan dan waktu minum secara teratur, mengenal ibu, ayah, dan anggota-anggota keluarganya, adat, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam keluarganya, dan seterusnya sampai ke hal-hal di luar lingkup keluarga seperti norma, adat istiadat, serta hasil-hasil budaya masyarakat.
Dalam masyarakat ia belajar membuat alat-alat permainan, belajar membuat alat-alat kebudayaan, belajar memahami unsur-unsur budaya dalam masyarakatnya. Pada mulanya, yang dipelajari tentu hal-hal yang menarik perhatiannya dan yang konkret. Kemudian sesuai dengan perkembangan jiwanya, ia mempelajari unsur-unsur budaya lainnya yang lebih kompleks dan bersifat abstrak.
Di samping enkulturasi, terdapat sosialisasi. Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota.
Di mana-mana, di berbagai kebudayaan, sosialisasi tampak berbeda-beda tetapi juga sama. Meskipun caranya berbeda, tujuannya sama, yaitu membentuk seorang manusia menjadi dewasa. Proses sosialisasi seorang inndividu berlangsung sejak kecil. Mula-mula mengenal dan menyesuaikan diri dengan individu-individulain dalam lingkungan terkecil (keluarga), kemudian dengan teman-teman sebaya atau sepermainan yang bertetangga dekat, dengan saudara sepupu, sekerabat, dan akhirnya dengan masyarakat luas.
Apakah perbedaan antara enkulturasi dan sosialisasi? M.J.Herskovits berpendapat bahwa perbedaan antar enculturation (enkulturasi) dengan socialization (sosialisasi) adalah sebagai berikut ;
1.Enculturation (enkulturasi) adalah suatu proses bagi seorang baik secara sadar maupun tidak sadar, mempelajari seluruh kebudayaan masyarakat.
2.Socialization (sosialisasi) adalah suatu proses bagi seorang anak untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma yang berlaku dalam keluarganya.
Secara singkat perbedaan antara enkulturasi dan sosialisasi adalah dalam enkulturasi seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikirannya dengan lingkungan kebudayaannya, sedangkan sosialisaasi si individu melakukan proses penyesuaian diri dengan lingkungan sosial.
6. Persamaan dan perbedaan antar budaya Melalui Perkembangan Moral
Perkembangan Moral ( menjelaskan dan perbedaan antar budaya dalam hal transmisi budaya melalui perkembangan moral dan melalui masa remaja )
Menurut Danel Susanto, pertumbuhan ataupun perkembangan pada masa remaja biasanya ditandai oleh beberapa perubahan-perubahan, seperti dibawah ini:[4]
1. Perubahan fisik
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan proses kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi. Disamping itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja.
2. Perubahan intelek
Menurut perkembangan kognitif yang dibuat oleh Jean Piaget, seorang remaja telah beralih dari masa konkrit-operasional ke masa formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional, seseorang mampu berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang bersifat konkrit, sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berpikir se-cara sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis. Pada masa remaja, seseorang juga sudah dapat berpikir secara kritis.
3. Perubahan emosi
Pada umumnya remaja bersifat emosional. Emosinya berubah menjadi labil. Menurut aliran tradisionil yang dipelopori oleh G. Stanley Hall, perubahan ini terutama disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hor-monal. Namun penelitian-penelitian ilmiah selanjutnya menolak pendapat ini. Sebagai contoh, Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa pengaruh lingkungan sosial terhadap per-ubahan emosi pada masa remaja lebih besar artinya bila dibandingkan dengan pengaruh hormonal.
4. Perubahan sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-anak. Karena pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat cepat sehingga menyerupai orang dewasa, maka seorang remaja juga sering diharapkan bersikap dan bertingkahlaku seperti orang dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk meng-gabungkan diri dalam ‘kelompok teman sebaya’. Kelompok so-sial yang baru ini merupakan tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan mereka juga sangat kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga. Menu-rut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja bersifat positif dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka menjadi “overacting’ dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat merusak.
5. Perubahan moral
Pada masa remaja terjadi perubahan kontrol tingkahlaku moral: dari luar menjadi dari dalam. Pada masa ini terjadi juga perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum pada remaja. Karena itu pada masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk mempunyai nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkahlaku moralnya. Walaupun demikian, pada masa remaja, seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah laku moral. Hal ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalu menyimpang dari moraliatas yang berlaku, tidak terlalu merugikan masyarakat, serta tidak berkelanjutan setelah masa remaja berakhir.
Adapun tahapan tahapan perkembangan nilai moral dan sikap untuk menciptakan kedewasaan pada diri remaja sebagai berikut:
Tingkat 1 (Pra-Konvensional)
1. Orientasi kepatuhan dan hukuman
2. Orientasi minat pribadi
Tingkat 2 (Konvensional)
1. Orientasi keserasian interpersonal dan konformitas
( Sikap anak baik)
2. Orientasi otoritas dan pemeliharaan aturan sosial
( Moralitas hukum dan aturan)
Tingkat 3 (Pasca-Konvensional)
1. Orientasi kontrak sosial
2. Prinsip etika universal
( Principled conscience)
Sedangkan untuk mencapai tahapan-tahapan perkembangan nilai moral dan sikap di atas membeutuhkan pendidikan moral, sebagai berikut
1. pendidikan moral di rumah
2. pendidikan moral di sekolah
3. pendidikan moral di masyarakat
7. Persamaan dan perbedaan antar budaya Melalui Perkembangan Remaja
Saat ini pengaruh budaya barat tidak hanya sebatas cara berpakaian, pergaulan, tapi juga di bidang pendidikan dan gaya hidup. Subjek yang paling terpengaruh adalah remaja. Bahkan bagi sebagian remaja, gaya hidup barat merupakan suatu kewajiban dalam pergaulan. Tanpa disadari, para remaja telah memadukan kebudayaan dengan pergaulan dalam aspek kehidupan mereka. Pada dasarnya remaja memiliki semangat yang tinggi dalam aktivitas yang digemari. Mereka memiliki energi yang besar, yang dicurahkannya pada bidang tertentu, ide-ide kreatif terus bermunculan dari pikiran mereka. Selain itu, remaja juga memiliki rasa ingin tahu terhadap hal-hal yang terjadi di sekitarnya. Untuk menuntaskan rasa ingin tahunya, mereka cenderung menggunakan metode coba-coba. Sebagai contoh, ketika berkembang sistem belajar yang menyenangkan atau disebut Quantum Learning, remaja cenderung mencoba hal tersebut. Namun hal ini tidak terbatas hanya pada budaya yang bersifat positif, tapi juga pada budaya negatif. Misalnya, ketika berkembang budaya “clubbing” di kota-kota besar, sebagian besar remaja marasa tertarik untuk mencoba, sehingga ketika sudah merasakan kelebihannya, perbuatan itu terus dilakukan.
Selanjutnya yang kedua ialah faktor eksternal. Keluarga berperan penting dalam membimbing remaja untuk menentukan yang baik atau tidak untuk dilakukan. Orang tua memegang peranan utama didalam sebuah keluarga. Segala tindakanya akan berpengaruh besar terhadap perkembangan fisik dan psikis anak. Remaja dengan orang tua yang memperhatikan mereka cenderung dapat memilah pergaulan yang berdampak positif atau negatif bagi mereka. Kemudian, lingkungan turut mempengaruhi pergaulan. Ini cenderung berkembang pesat di kota-kota besar. Kondisi kota besar yang cepat mendapatkan informasi baru, menyebabkan para remaja lebih mudah terpengaruh. Ditambah dengan sistem hidup yang terbuka terhadap budaya asing. Namun, Faktor yang paling mempengaruhi remaja dalam mengadaptasi pergaulan itu ialah teman. Bagi sebagian besar remaja, teman memiliki posisi yang lebih penting daripada orang tua. Teman merupakan tempat berbagi kesedihan dan kebahagiaan, tempat mencurahkan rahasia-rahasia dalam dirinya. Oleh karena itu, munculah suatu ikatan ketergantungan dengan teman.
Dalam perkembangannya akan muncul dampak baik yang positif maupun negatif. Dampak positifnya yaitu mengubah sistem belajar yang monoton kini telah digantikan oleh sistem pembelajaran yang disebut dengan “Enjoy Learning”. Sehingga akan dihasilkan genersai muda Indonesia yang cerdas untuk membangun bangsa. Sedangkan dampak negatifnya ialah perubahan gaya hidup yang mengadopsi budaya barat. Remaja denga gaya hidup tersebut menjalani hidup sesuai dengan keinginan mereka. Mereka menghabiskan hidupnya untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, berpesta pora, dan menghabiskan waktu dengan sia-sia.
Dampak yang paling bahaya dari itu semua adalah pergaulan bebas. Dalam pergaulan remaja barat, hampir tidak ada “batasan” antara pria dan wanita. Pacaran yang kemudian dilanjutkan dengan pelukan, ciuman, bahkan hubungan badan merupakan hal yang biasa. Dengan adanya pengaruh dari media yang sangat kuat, pergaulan bebas mulai marak dikalangan generasi muda Indonesia. Saat ini, hampir sebagian besar generasi muda telah kehilangan jati dirinya sebagai bangsa timur. Hal ini terjadi karena tidak ada lagi rasa bangga terhadap budaya timur.
Untuk mengantisipasi dampak tersebut, Remaja seharusnya dapat memilah dan menyaring perkembangan budaya saat ini, jangan menganggap semua pengaruh yang berkembang saat ini semuanya baik, karena belum pasti budaya barat tersebut diterima dan dianggap baik oleh Budaya Timur kita.
8. Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal konfromitas, kompliance, dan obedience
Conformity adalah proses dimana seseorang mengubah perilakunya untuk menyesuaikan dengan aturan kelompok. Compliance adalah konformitas yang dilakukan secara terbuka sehingga terlihat oleh umum, walaupun hatinya tidak setuju. Kepatuhan atau obedience merupakan salah satu bentuk ketundukan yang muncul ketika orang mengikuti suatu perintah langsung, biasanya dari seseorang dengan suatu posisi otoritas.
Untuk membandingkan bagaimana conformity, compliance, dan obedience secara lintas budaya, maka telaah itu harus memusatkan perhatian pada nilai konformitas dan kepatuhan itu sebagai konstruk sosial yang berakar pada budaya. Dalam budaya kolektif, konformitas dan kepatuhan tidak hanya dipandang “baik” tetapi sangat diperlukan untuk dapat berfungsi secara baik dalam kelompoknya, dan untuk dapat berhasil menjalin hubungan interpersonal bahkan untuk dapat menikmati status yang lebih tinggi dan mendapat penilaian atau kesan positif.
9. Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal nilai-nilai
telaah lintas budaya mengenai nilai-nilai baik kemasyarakatan maupun perseorangan tergolong baru nilai merupakan gambaran yang dipegang oleh perseorangan atau secara kolektif oleh anggota kelompok, yang mana dapat diinginkan dan mempengaruhi baik pemaknaan dan tujuan tindakan diantara pilihan-pilihan yang ada.
Dalam Psikologi Lintas Budaya nilai dimasukkan sebagai salah satu aspek dari budaya atau masyarakat. Nilai muncul menjadi ciri khas yang cenderung menetap pada seseorang dan masyarakat dan karenanya penerimaan nilai berpengaruh pada sifat kerpibadian dan karakter budaya.
10. Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal Prilaku Gender
Gender merupakan kajian tentang tingkah laku dan hubungan sosial antara laki-laki dan perempuan. Gender berbeda dari seks atau jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat biologis. Perbedaan pola sosialisasi ini juga berkaitan dengan beberapa faktor budaya dan faktor ekologi.
Gender merupakan hasil konstruksi yang berkembang selama masa anak-anak sebagaimana mereka disosialisasikan dalam lingkungan mereka. Adanya perbedaan reproduksi dan biologis mengarahkan pada pembagian kerja yang berbeda antara pria dan wanita dalam keluarga. Perbedaan-perbedaan ini pada gilirannya mengakibatkan perbedaan ciri-ciri sifat dan karakteristik psikologis yang berbeda antara pria dan wanita. Faktor-faktor yang terlibat dalam memahami budaya dan gender tidak statis dan unidimensional. Keseluruhan sistem itu dinamis dan saling berhubungan dan menjadi umpan balik atau memperkuat sistem itu sendiri. Sebagai akibatnya sistem ini bukan suatu unit yang linear dengan pengaruh yang berlangsung dalam satu arah, dan semua ini diperoleh dalam kehidupan kita sendiri.
Sebagai konsekuensinya, budaya yang berbeda akan memberikan hasil yang berbeda pula. Satu budaya mungkin mendukung kesamaan antara pria dan wanita, namun budaya lainnya tidak mendukung kesamaan tersebut. Dengan demikian budaya mendefinisikan atau memberikan batasan mengenai peran, kewajiban, dan tanggung jawab yang cocok bagi pria dan wanita.
11. Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal Sosial Bermasyarakat
Masyarakat didefinisikan oleh Ralph Linton sebagai "setiap kelompok manusia yang telah hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas". Sejalan dengan definsi dari Ralph Linton, Selo Sumardjan mendefinisikan masyarakat sebagai “orangorang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan” (Soerjono Soekanto, 1986). Mengacu kepada dua definisi tentang masyarakat seperti dikemukakan di atas, dapat di identifikasi empat unsur yang mesti terdapat di dalam masyarakat, yaitu:
1) Manusia (individu-individu) yang hidup bersama,
2) Mereka melakukan interaksi sosial dalam waktu yang cukup lama.
3) Mereka mempunyai kesadaran sebagai satu kesatuan.
4) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan,
Terdapat hubungan dan saling mempengaruhi antara individu, masyarakat dan kebudayaannya. Individu, masayarakat dan kebudayaannya tak dapat dipisahkan. Hal ini sebagaimana Anda maklumi bahwa setiap individu hidup bermasyarakat dan berbudaya, adapun masyarakat itu sendiri terbentuk dari individu-individu. Masyarakat dan kebudayaan mempengaruhi individu, sebaliknya masyarakat dan kebudayaan dipengaruhi pula oleh individu-individu yang membangunnya.
12. Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal Sosial Cognitif
Kognitif diartikan sebagai kegiatan untuk memperoleh, mengorganisasikan dan menggunakan pengetahuan. Dalam psikologi, kognitif adalah referensi dari faktor-faktor yang mendasari sebuah prilaku. Kognitif juga merupakan salah satu hal yang berusaha menjelaskan keunikan manusia. Pola pikir dan perilaku manusia bertindak sebagi aspek fundamental dari setiap individu yang tak lepas dari konsep kemanusiaan yang lebih besar, yaitu budaya sebagai konstruksi sosial. Sedangkan kebudayaan (culture) dalam arti luas merupakan kreativitas manusia (cipta, rasa dan karsa) dalam rangka mempertahankan kelangsunganhidupnya. Manusia akan selalu melakukan kreativitas (dalam arti luas) untuk memenuhi kebutuhannya (biologis, sosiolois, psikologis) yang diseimbangkan dengan tantangan, ancaman, gangguan, hambatan (AGHT) dari lingkungan alam dan sosialnya.
Ada berbagai hal yang berhubungan dengan keberadaan faktor kognisi dalam pengaruhnya terhadap lintas budaya :
a. Kecerdasan Umum
Kecerdasan umum merupakan tingakat IQ dalam suatu kebudayaan atau daerah secara umum. Menurut Mc. Shane dan Berry kecerdasan umum mempunyai suatu tinjauan yang cukup tajam terhadap terhadap tes kemampuan kognitif. Mereka menambahkan tentang deprivasi individu (kemiskinan, gizi yang rendah, dan kesehatan), disorganisasi budaya sebagai pendektan untuk melengkapi konsep G. jika disimpulkan beberapa hal yang memepengaruhi kemempuan kognitif seseorang bukanlah budaya yang ada pada lingkungan mereaka akan tetapi kemampuan ini dipengaruhi oleh faktor genetik, keadaan psikis, deprivasi individu dan disorganisasi budaya
b. Genetic epistemologi (faktor Keturunan)
Genetic Epistemologi adalah salah satu teori dari jean Piaget yang isinya adalah mengatakan bahwa adanya koherensi antara penampilankonitif saat berbagai diberikan pada seseorang. Piagetian berkembang dari penelitian yang homogen menjadi heterogen. Penelitian lintas budaya yang menggunakan paradigma ekokultural membawa kesimpulan bahwa ekologi dan faktor budaya tidak mempengaruhi hubungan antar tahap tapi mempengaruhi seberapa cepat dalam mencapainya. Perkembangan kognitif berdasarkan data tidak akan sama disetiap tempat dan kebudayaan tertentu.
c. Cara Berpikir
Dalam pendekatan kecerdasan umum dan genetik epistemologi, cara berpikir seseorang cenderung mengarah pada aspek “bagaimana” dari pada aspek “seberapa banyak” (kemempuan) dalam kehidupan kognitifnya. Kemampuan kognitif dan model-model kognitif merupakan salah satu cara bagi sebuah suku dan anggotanya membuat kesepakatan yang efektif terhadap masalahyang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini mencari pola dari aktivitas kognitif berdasarkan asumsi universal bahwa semua proses berlaku pada semua kelompok, tetapi pengembangan dan penggunaan yang berbeda akan mengarah pada pola kemampuan yang berbeda juga.
Seorang pengembang dimensi model kognitif FDI yang bernama Within menyatakan bahwa kemampuan kognitif ini tergantung pada cara yang ditempuh untuk membuktikan “pola” yang dipilih. Tetapi menjelaskan pola kuyrang begitu luas cangkupannya daripada kecerdasan umum. Membangun FDI yang dimaksud adalah memperbesar kepercayaan dari individu tersebut atau menerima lingkungan fisik atau sosial yang diberikan, melakukan pekerjaan yang bertolak belakang seperti menganalisis atau membangun.
d. Contextualized coqnition (Pengamatan kontekstual)
Secara garis besar Cole dan Scriber memberikan suatu metodologo dan teori tetang kontek kognisi. Teori dan metodologi tersebut diujikan untuk penghitungan kemampuan kognitif secara spesifik dalam suatu kontek budaya dengan menggunakan kontek kognisi yang di sebut sebagai Contextualized cognition. Untuk memperkuat pendekatan mereka, cole membuat suatu studi empiris dan tunjauan terhadap literatur.
Misalnya dalam budaya timur, asumsi stabilitas kepribadian sangatlah sulit diterima. Budaya timur melihat bahwa kepribadian adalah kontekstual (contextualization). Kepribadian bersifat lentur yang menyesuaikan dengan budaya dimana individu berada. Kepribadian cenderung berubah, menyesuaikan dengan konteks dan situasi.
13. Persamaan dan perbedaan antar budaya dalam hal Individual dan Kolektivitas
A. Individual
Diri individual adalah diri yang fokus pada atribut internal yang sifatnya personal; kemampuan individual, inteligensi, sifat kepribadian dan pilihan-pilihan individual. Diri adalah terpisah dari orang lain dan lingkungan. Budaya dengan diri individual mendesain dan mengadakan seleksi sepanjang sejarahnya untuk mendorong kemandirian sertiap anggotanya. Mereka didorong untuk membangun konsep akan diri yang terpisah dari orang lain, termasuk dalam kerangka tujuan keberhasilan yang cenderung lebih mengarah pada tujuan diri individu. Dalam kerangka budaya ini, nilai akan kesuksesan dan perasaan akan harga diri megambil bentuk khas individualisme. Keberhasilan individu adalah berkat kerja keras dari individu tersebut.
Budaya yang menekankan nilai diri kolektif sagat khas dengan cirri perasaan akan keterkaitan antar manusia satu sama lain, bahkan antar dirinya sebagai mikro kosmos dengan lingkungan di luar dirinya sebagai makro kosmos. Tugas utama normative pada budaya ini adalah bagaimana individu memenuhi dan memelihara keterikatannya dengan individu lain
B. Kolektif
Dalam konstruk diri kolektif ini, nilai keberhasilan dan harga diri adalah apabila individu tersebut mampu memenuhi kebutuhan komunitas dan menjadi bagian penting dalam hubungan dengan komunitas. Individu focus pada status keterikatan mereka (interdependent), dan penghargaan serta tanggung jawab sosialnya. Aspek terpenting dalam pengalaman kesadaran adalah saling terhubung antar personal. Dalam budaya diri kolektif ini, informasi mengenai diri yang terpenring adalah aspek-aspek diri dalam hubungan.
Daftar Pustaka
Http://nurdiniamalia.files.wordpress.com/2009/05/kajian-psikologi-lintas-budaya.doc 26/09/2011
http://fadjarsoelistyp.blogspot.com/20/10/07/kajian-psikologi -lintas-budaya-dalam.html 26/09/2011
http://abdiplizz.wordpress.com/2011/04/19/perkembangan-moral/ 27/09/2011
http://orthevie.wordpress.com/2010/05/29/teori-perkembangan-moral-menurut-kohlberg/ 27/09/2011
http://emanemancakk.student.umm.ac.id/2010/01/22/perkembangan-kebudayaan-dan-pergaulan-remaja-2/ 27/09/2011
http://fitapuspita.wordpress.com/2011/05/11/perkembangan-kebudayaan-dan-pergaulan-remaja-ketika-berbicara-tentang-kebudayaan-maka-kita-harus-mengerti-budaya-itu-sendiri-seperti-apa-terkadang-orang-mengartikan-budaya-merupakan-kebiasaan/ 27/09/2011
http://id.wikipedia.org./wiki/Psikologi_lintas_budaya 22/09/2011
http://psikologi-online.com/pluralitas-etnik-di-indonesia 23/09/2011
http://juliardibachtiar.wordpress.com 23/09/2011
Selasa, 04 Oktober 2011
Selasa, 05 Juli 2011
Kau Yang Terindah :)
alkisah ini adalah sebuah pengalaman pribadi yang akan selalu gw inget sampai kapanpun. awal kisah saat pertama kali gw masuk Kuliah di Universitas Gunadarma Depok, tepatnya Fakultas Psikologi dan lebih tepatnya lagi di kelas 1.PA.02. kamu mahasisiswi yg dateng telat ke kelas, semestinya masuk jam 09.30 matkul Agama Islam tapi km baru masuk jam 12 klo ga salah mata kuliah PKN. aku masih inget loh pertama kali km dateng ke kelas make kemeja warna kuning :). dari situ aku mulai tertarik sama dirimu. mungkin gombal atau basi buat kebanyakan orang tapi ini jujur. hmm aku kenalan lah sama kamu dan ternyata nama kamu Yani Ekomudya Putri dan aku cari taulah tentang dirimu dan ternyata kita satu kampung yaitu BUKITTINGGI :). setelah itu aku mulai coba caper menarik perhatian km dan kebetulan kita sering main bareng dan aku pun mulai berani untuk sms kamu. hahaha dan di situ aku tarik kesimpulan klo aku cocok dengan kamu yaitu sama sama hobinya bercanda :D
Aku pun sangat kaget pas km bilang mau berhenti kuliah karena keterima kerja di salah satu Bank Swasta di Jakarta. di situ perasaan aku simpang siur ( kalah galau kayanya) hahhaa. Tapi itu ga menyurutkan keinginan aku untuk menjadikan kamu pacar aku, yasudah aku ungkapkan lah seluruh perasaan aku kepada kamu dan nyatanya aku di tolak ( MENOHOK ) :(
Kamu menolak aku dengan alasan klo km ga siap untuk pacaran jarak jauh, klo bahasa kerennya LDR. tapi aku ga putus asa, aku buktikan lah klo aku bener bener serius sama kamu dan berkat support dari teman teman yg lain aku pun bisa untuk meyakini kamu. dan akhirnya kamu pun menerima aku pada tanggal 25 Oktober 2009 jam 16.30 :)
lalu kita jalanilah hubungan jarak jauh ini, hmm sebenernya Depok - Tebet atau Tebet - Bekasi deket lah. semua kita mampu lewati bersama sama hal hal yg indah biarpun hanya sabtu atau minggu kita ketemu, itu juga ga seminggu sekali kadang sebulan sekali kita baru ketemu. sampai akhirnya prahara pun datang, km memutuskan aku tanpa sebab yang ga aku tau sama sekali, itu sangat menyedihkan buat aku. Tapi kita punya komitmen biarpun udh putus kita harus tetep komunikasi dan akhirnya betul setelah kita putus kita tetep komunikasi.
sampai saat aku jadian sama seorang junior di kampus ( udah ga gw anggep ) dan kamu pun tau karena aku cerita ke kamu dan saat itu pula kau dekat dengan seseorang, hmm di dalam hatiku aku ga rela kalo km jadian sama siap pun!
setelah aku putus sama si junior kita lanjut komunikasi lagi dan selang bebrapa saat aku pun jadian lagi sama seseorang tapi lagi lagi kamu belom jadian sama siapa pun, di dalam hatiku aku merasa senang karena km belom punya pacar. Egois memang tapi memang itu kenyataannya aku ga RELA klo km jadian sama orang lain.
lalu aku putus lagi karena aku ga sejalan dengan dia dan juga karena AKU MASIH SAYANG SAMA KAMU ubur ubur.
setelah itu kita mulai deket dan malah makin intens berhubungan, dan aku seperti menemukan sesuatu yang telah lama hilang di dalam diri kamu. Puncaknya saat aku ulang tahun pada tanggal 15 Mei 2011 km dateng ke rumah. ASLI itu bener bener surprise yang sangat sangat amazing buat aku :)
aku menyayangi kamu karena kamu adalah sosok wanita yang berbeda dari kebanyakan wanita lain, kamu adalah wanita mandiri yang sangat dewasa. kamu tulus menyayangi saya, kamu ada saat aku butuh dukungan moril. dan kamu berhasil menjadi SUPLEMEN buat aku.
iyaa KAU YANG TERINDAH buat aku ubur ubur :)
dan banyak mimpi dan cita cita untuk kita dan Insya Allah akan menjadi kenyataan di kemudian hari, AMIEN YA RABBAL ALAMIN :)
grazie Fidanzata e ti amo ubur ubur kuu :-*
Aku pun sangat kaget pas km bilang mau berhenti kuliah karena keterima kerja di salah satu Bank Swasta di Jakarta. di situ perasaan aku simpang siur ( kalah galau kayanya) hahhaa. Tapi itu ga menyurutkan keinginan aku untuk menjadikan kamu pacar aku, yasudah aku ungkapkan lah seluruh perasaan aku kepada kamu dan nyatanya aku di tolak ( MENOHOK ) :(
Kamu menolak aku dengan alasan klo km ga siap untuk pacaran jarak jauh, klo bahasa kerennya LDR. tapi aku ga putus asa, aku buktikan lah klo aku bener bener serius sama kamu dan berkat support dari teman teman yg lain aku pun bisa untuk meyakini kamu. dan akhirnya kamu pun menerima aku pada tanggal 25 Oktober 2009 jam 16.30 :)
lalu kita jalanilah hubungan jarak jauh ini, hmm sebenernya Depok - Tebet atau Tebet - Bekasi deket lah. semua kita mampu lewati bersama sama hal hal yg indah biarpun hanya sabtu atau minggu kita ketemu, itu juga ga seminggu sekali kadang sebulan sekali kita baru ketemu. sampai akhirnya prahara pun datang, km memutuskan aku tanpa sebab yang ga aku tau sama sekali, itu sangat menyedihkan buat aku. Tapi kita punya komitmen biarpun udh putus kita harus tetep komunikasi dan akhirnya betul setelah kita putus kita tetep komunikasi.
sampai saat aku jadian sama seorang junior di kampus ( udah ga gw anggep ) dan kamu pun tau karena aku cerita ke kamu dan saat itu pula kau dekat dengan seseorang, hmm di dalam hatiku aku ga rela kalo km jadian sama siap pun!
setelah aku putus sama si junior kita lanjut komunikasi lagi dan selang bebrapa saat aku pun jadian lagi sama seseorang tapi lagi lagi kamu belom jadian sama siapa pun, di dalam hatiku aku merasa senang karena km belom punya pacar. Egois memang tapi memang itu kenyataannya aku ga RELA klo km jadian sama orang lain.
lalu aku putus lagi karena aku ga sejalan dengan dia dan juga karena AKU MASIH SAYANG SAMA KAMU ubur ubur.
setelah itu kita mulai deket dan malah makin intens berhubungan, dan aku seperti menemukan sesuatu yang telah lama hilang di dalam diri kamu. Puncaknya saat aku ulang tahun pada tanggal 15 Mei 2011 km dateng ke rumah. ASLI itu bener bener surprise yang sangat sangat amazing buat aku :)
aku menyayangi kamu karena kamu adalah sosok wanita yang berbeda dari kebanyakan wanita lain, kamu adalah wanita mandiri yang sangat dewasa. kamu tulus menyayangi saya, kamu ada saat aku butuh dukungan moril. dan kamu berhasil menjadi SUPLEMEN buat aku.
iyaa KAU YANG TERINDAH buat aku ubur ubur :)
dan banyak mimpi dan cita cita untuk kita dan Insya Allah akan menjadi kenyataan di kemudian hari, AMIEN YA RABBAL ALAMIN :)
grazie Fidanzata e ti amo ubur ubur kuu :-*
Kamis, 21 April 2011
C. I. N. T. A
CINTA, sering kali kita mendengar kata itu. tapi apa si sebenarnya arti cinta itu?
Cinta itu emosi dari kasih sayang kepada lawan jenis. Semua tentang cinta adalah mengandung kebaikan. ga ada cinta yang mengandung keburukan. Tapi terkadang ada yang menyebut cinta itu buta dan untuk mendapatkan cinta bisa menghalalkan segala cara dan ada juga yang bilang kalo cinta itu bisa membuat orang jadi jahat. Tapi anggapan itu TIDAK benar sama sekali kalo menurut saya. Cinta butuh pengorbanan bukan pemaksaan dan cinta itu suci yang ga akan pernah bisa buat kita jadi jahat. Kalo orang menjadi jahat karena cinta karena orang itu ga mengerti apa arti cinta yang sebenarnya dan juga orang itu adalah orang yang ga bisa menahan amarahnya dan jadilah dia jahat karena cinta.
Cinta ga memandang kasta, keturunan ataupun harta. Cinta adalah anugrah terindah yang pasti akan didapatkan oleh semua makhluk di dunia ini, bukan hanya manusia saja tetapi hewanpun pasti akan jatuh cinta. Cinta bukan " karena" tapi "meskipun", aku cinta kamu " karena" kamu cantik dan seksi, ahh ketauan yang ngomong itu cuma suka sama bodinya aja yang semok ! aku cinta kamu "meskipun" kamu ga setiap hari ada di sisiku, itu baru AJIIIBBB :)
Jangan pernah takut untuk jatuh cinta. Tapi harus siap juga untuk menderita dan sakit karena cinta, cinta ga selamanya manis dan indah sobat. Terkadang kita bisa gila karena cinta. Cinta bukan sekedar perasaan tapi cinta itu komitmen yang tulus dari hati, cinta itu perbuatan bukan perkataan. Jangan mengharapkan balasan apapun dari cinta tapi berikanlah yang terindah untuk orang yang kita cintai. Cinta bukan hanya kepada pacar tapi cinta juga kepada keluarga, sahabat dan teman. Dan cinta yang paling INDAH itu adalah cinta kepada Allah SWT dan Rasullah.
itulah cinta menurut saya dan selamat berjuang para pejuang cinta :)
Cinta itu emosi dari kasih sayang kepada lawan jenis. Semua tentang cinta adalah mengandung kebaikan. ga ada cinta yang mengandung keburukan. Tapi terkadang ada yang menyebut cinta itu buta dan untuk mendapatkan cinta bisa menghalalkan segala cara dan ada juga yang bilang kalo cinta itu bisa membuat orang jadi jahat. Tapi anggapan itu TIDAK benar sama sekali kalo menurut saya. Cinta butuh pengorbanan bukan pemaksaan dan cinta itu suci yang ga akan pernah bisa buat kita jadi jahat. Kalo orang menjadi jahat karena cinta karena orang itu ga mengerti apa arti cinta yang sebenarnya dan juga orang itu adalah orang yang ga bisa menahan amarahnya dan jadilah dia jahat karena cinta.
Cinta ga memandang kasta, keturunan ataupun harta. Cinta adalah anugrah terindah yang pasti akan didapatkan oleh semua makhluk di dunia ini, bukan hanya manusia saja tetapi hewanpun pasti akan jatuh cinta. Cinta bukan " karena" tapi "meskipun", aku cinta kamu " karena" kamu cantik dan seksi, ahh ketauan yang ngomong itu cuma suka sama bodinya aja yang semok ! aku cinta kamu "meskipun" kamu ga setiap hari ada di sisiku, itu baru AJIIIBBB :)
Jangan pernah takut untuk jatuh cinta. Tapi harus siap juga untuk menderita dan sakit karena cinta, cinta ga selamanya manis dan indah sobat. Terkadang kita bisa gila karena cinta. Cinta bukan sekedar perasaan tapi cinta itu komitmen yang tulus dari hati, cinta itu perbuatan bukan perkataan. Jangan mengharapkan balasan apapun dari cinta tapi berikanlah yang terindah untuk orang yang kita cintai. Cinta bukan hanya kepada pacar tapi cinta juga kepada keluarga, sahabat dan teman. Dan cinta yang paling INDAH itu adalah cinta kepada Allah SWT dan Rasullah.
itulah cinta menurut saya dan selamat berjuang para pejuang cinta :)
Minggu, 27 Maret 2011
Behavioristik
Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme Wundt. Meskipun didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini berkembang di AS, merupakan lanjutan dari fungsionalisme.
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.
Meskipun pandangan Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah pemahaman tentang psikologi secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnya Behaviorisme lebih sebagai perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.
PEMIKIRAN PENDAHULU
1. Para pemikir bidang filsafat
* Pemikiran para filsuf masa Yunani kuno kelompok orientasi biologis yang berusaha menjelaskan aktivitas manusia dalam bentuk reaksi mekanistis dari proses-proses biologis, misalnya Hippocrates.
* pandangan John Locke yang menekankan pada lingkungan sebagai penentu perilaku manusia, jiwa dianggap pasif.
* pandangan empirisme dan asosiasionisme sangat mewarnai behaviorisme. Adaptasi manusia terhadap lingkungan dilakukan melalui proses belajar yang berusaha dijelaskan secara empirik dan menggunakan proses asosiasi.
2. Bidang reflexologi
* Riset-riset di bidang reflexologi di Rusia, adalah pengaruh yang relatif dekat pada behaviorisme dibanding pandangan-pandangan di atas. Reflexologi bertujuan menggali dasar fisiologis dari proses-proses behavioral. Mereka melakukan ini bukan dlm konteks pengembangan ilmu psikologi, karena para ahli ini sebenarnya adalah ahli fisiologis. Jadi aspek psikologis sudah dengan sendirinya tercakup dalam riset fisiologis mereka.
* Tokoh penting reflexologi Rusia : Ivan Petrovich Pavlov. Seorang yang berlatar pendidikan fisiologi hewan dari Universitas St. Petersburg (lulus 1875), juga memiliki latar belakang kedokteran. Pernah menempuh pendidikan di Jerman dan memperoleh gelar profesor di bidang farmakologi dan fisiologis. Riset-risetnya tentang proses fisiologis dalam sistem pencernaan mengantarkannya memperoleh Hadiah Nobel pada tahun 1904. Pavlov sendiri selalu menolak disebut sbg. psikolog dan lebih suka dikenal sebagai seorang ahli fisiologis karena menurutnya bidang psikologi adalah bidang yang terlalu abstrak dan spekulatif dibandingkan dengan fisiologis yang lebih empirik. Ia bahkan selalu merasa skeptik dgn psikologi
* Dalam bidang psikologi, Pavlov dikenal karena penemuannya dalam proses kondisioning. Penemuan ini diperoleh melalui riset dengan anjingnya, secara tidak direncanakan. Bahkan di awalnya Pavlov agak ragu untuk meneruskannya karena arahnya dianggap terlalu ‘psikologis’ dan berarti abstrak. Namun ia memtuskan utk meneruskannya karena karakteristik percobaan ini lebih bersifat fisiologis.
* Teori utama Pavlov:
a. respon-respon yang terjadi dalam proses kondisioning :
tahap 1: makanan ------------------------------------------------ air liur
UCS UCR (natural)
tahap 2: pasangkan makanan dengan stimulus lain (bel, piring)
tahap 3: bel --------------------------------------------------------- air liur
CS CR (learned)
b. perluasan dari respon-respon kondisioning yang dasar
o Delayed CR
o Extinguished/extinction and spontaneous recovery
o Generalization/irradation-discrimination
o Experimental neurosis
c. memperkenalkan konsep reinforcement.
3. Teori assosiasionisme modern
* Tokoh utama : Edward Lee Thorndike (1874-1949).
* Ia membaca buku James (Principles of Psychology) sebagai mahasiswa psikologi tahun pertama di Wesleylan University dan belajar pada James sendiri di Harvard dalam bidang animal learning. Eksperimen-eksperimen Thorndike dengan binatang sangat didukung James selama ia di Harvard. Kemudian ia datang ke Columbia atas undangan James Mc. Keen Cattell dan melanjutkan eksperimennya. Setelah meraih gelar Ph.D, ia tertarik di bidang sosial dan pendidikan, lalu mengajar di Teachers’ College, Columbia University, hingga masa pensiunnya di 1949.
* Thorndike mengembangkan teori asosiasionisme yang sangat sistematis, dan salah satu teori belajar yang paling sistematis. Ia membawa ide-ide asosiasi para filsuf ke dalam level yang empiris dengan melakukn eksperimen terhadap ide-ide filosofis tersebut. Thorndike juga mengakui pentingnya konsep reinforcement dan reward serta menuliskan teorinya tentang ini dalam ‘law of effect’ tahun 1898 (bandingkan dengan Pavlov yang baru menuliskan idenya tentang reinforcement pada 1902).
Pandangan Thorndike:
* Definisi Psikologi :…the study of stimulus-response connections or bonds… Thorndike sangat mementingkan connections. Connections dapat terbentuk secara sambung menyambung dalam urutan yang panjang. Sebuah connections yang tadinya response bisa menjadi stimulus. Di sinilah tampak peran asosiasi yang membentuk connections.
* Teori utama Thorndike :
a. Fenomena belajar :
o Trial and error learning
o Transfer of learning
b. Hukum-hukum belajar :
* Law of Readiness : adanya kematangan fisiologis untuk proses belajar tertentu, misalnya kesiapan belajar membaca. Isi teori ini sangat berorientasi pada fisiologis
* Law of Exercise : jumlah exercise (yang dapat berupa penggunaan atau praktek) dapat memperkuat ikatan S-R. Contoh : mengulang, menghafal, dan lain sebagainya. Belakangan teori ini dilengkapi dengan adanya unsur effect belajar sehingga hanya pengulangan semata tidak lagi berpengaruh.
* Law of Effect : menguat atau melemahnya sebuah connection dapat dipengaruhi oleh konsekuensi dari connection tersebut. Konsekuensi positif akan menguatkan connection, sementara konsekuensi negatif akan melemahkannya. Belakangan teori ini disempurnakan dengan menambahkan bahwa konsekuensi negatif tidak selalu melemahkan connections. Pemikiran Thorndike tentang. Konsekuensi ini menjadi sumbangan penting bagi aliran behaviorisme karena ia memperkenalkan konsep reinforcement. Kelak konsep ini menjadi dasar teori para tokoh behaviorisme seperti Watson, Skinner, dan lain-lain.
4. Fungsionalisme
Menjadi dasar bagi behaviorisme melalui pengaruhnya pada tokoh utama behaviorisme, yaitu Watson. Watson adalah murid dari Angell dan menulis disertasinya di University of Chicago. Dasar pemikiran Watson yang memfokuskan diri lebih proses mental daripada elemen kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan pengembangan bidang psikologi pada animal psychology dan child psychology adalah pengaruh dari fungsionalisme. Meskipun demikian, Watson menunjukkan kritik tajam pada fungsionalisme.
PRINSIP DASAR BEHAVIORISME
* Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
* Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
* Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
* Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
* Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
* Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.
Meskipun pandangan Behaviorisme sekilas tampak radikal dan mengubah pemahaman tentang psikologi secara drastis, Brennan (1991) memandang munculnya Behaviorisme lebih sebagai perubahan evolusioner daripada revolusioner. Dasar-dasar pemikiran Behaviorisme sudah ditemui berabad-abad sebelumnya.
PEMIKIRAN PENDAHULU
1. Para pemikir bidang filsafat
* Pemikiran para filsuf masa Yunani kuno kelompok orientasi biologis yang berusaha menjelaskan aktivitas manusia dalam bentuk reaksi mekanistis dari proses-proses biologis, misalnya Hippocrates.
* pandangan John Locke yang menekankan pada lingkungan sebagai penentu perilaku manusia, jiwa dianggap pasif.
* pandangan empirisme dan asosiasionisme sangat mewarnai behaviorisme. Adaptasi manusia terhadap lingkungan dilakukan melalui proses belajar yang berusaha dijelaskan secara empirik dan menggunakan proses asosiasi.
2. Bidang reflexologi
* Riset-riset di bidang reflexologi di Rusia, adalah pengaruh yang relatif dekat pada behaviorisme dibanding pandangan-pandangan di atas. Reflexologi bertujuan menggali dasar fisiologis dari proses-proses behavioral. Mereka melakukan ini bukan dlm konteks pengembangan ilmu psikologi, karena para ahli ini sebenarnya adalah ahli fisiologis. Jadi aspek psikologis sudah dengan sendirinya tercakup dalam riset fisiologis mereka.
* Tokoh penting reflexologi Rusia : Ivan Petrovich Pavlov. Seorang yang berlatar pendidikan fisiologi hewan dari Universitas St. Petersburg (lulus 1875), juga memiliki latar belakang kedokteran. Pernah menempuh pendidikan di Jerman dan memperoleh gelar profesor di bidang farmakologi dan fisiologis. Riset-risetnya tentang proses fisiologis dalam sistem pencernaan mengantarkannya memperoleh Hadiah Nobel pada tahun 1904. Pavlov sendiri selalu menolak disebut sbg. psikolog dan lebih suka dikenal sebagai seorang ahli fisiologis karena menurutnya bidang psikologi adalah bidang yang terlalu abstrak dan spekulatif dibandingkan dengan fisiologis yang lebih empirik. Ia bahkan selalu merasa skeptik dgn psikologi
* Dalam bidang psikologi, Pavlov dikenal karena penemuannya dalam proses kondisioning. Penemuan ini diperoleh melalui riset dengan anjingnya, secara tidak direncanakan. Bahkan di awalnya Pavlov agak ragu untuk meneruskannya karena arahnya dianggap terlalu ‘psikologis’ dan berarti abstrak. Namun ia memtuskan utk meneruskannya karena karakteristik percobaan ini lebih bersifat fisiologis.
* Teori utama Pavlov:
a. respon-respon yang terjadi dalam proses kondisioning :
tahap 1: makanan ------------------------------------------------ air liur
UCS UCR (natural)
tahap 2: pasangkan makanan dengan stimulus lain (bel, piring)
tahap 3: bel --------------------------------------------------------- air liur
CS CR (learned)
b. perluasan dari respon-respon kondisioning yang dasar
o Delayed CR
o Extinguished/extinction and spontaneous recovery
o Generalization/irradation-discrimination
o Experimental neurosis
c. memperkenalkan konsep reinforcement.
3. Teori assosiasionisme modern
* Tokoh utama : Edward Lee Thorndike (1874-1949).
* Ia membaca buku James (Principles of Psychology) sebagai mahasiswa psikologi tahun pertama di Wesleylan University dan belajar pada James sendiri di Harvard dalam bidang animal learning. Eksperimen-eksperimen Thorndike dengan binatang sangat didukung James selama ia di Harvard. Kemudian ia datang ke Columbia atas undangan James Mc. Keen Cattell dan melanjutkan eksperimennya. Setelah meraih gelar Ph.D, ia tertarik di bidang sosial dan pendidikan, lalu mengajar di Teachers’ College, Columbia University, hingga masa pensiunnya di 1949.
* Thorndike mengembangkan teori asosiasionisme yang sangat sistematis, dan salah satu teori belajar yang paling sistematis. Ia membawa ide-ide asosiasi para filsuf ke dalam level yang empiris dengan melakukn eksperimen terhadap ide-ide filosofis tersebut. Thorndike juga mengakui pentingnya konsep reinforcement dan reward serta menuliskan teorinya tentang ini dalam ‘law of effect’ tahun 1898 (bandingkan dengan Pavlov yang baru menuliskan idenya tentang reinforcement pada 1902).
Pandangan Thorndike:
* Definisi Psikologi :…the study of stimulus-response connections or bonds… Thorndike sangat mementingkan connections. Connections dapat terbentuk secara sambung menyambung dalam urutan yang panjang. Sebuah connections yang tadinya response bisa menjadi stimulus. Di sinilah tampak peran asosiasi yang membentuk connections.
* Teori utama Thorndike :
a. Fenomena belajar :
o Trial and error learning
o Transfer of learning
b. Hukum-hukum belajar :
* Law of Readiness : adanya kematangan fisiologis untuk proses belajar tertentu, misalnya kesiapan belajar membaca. Isi teori ini sangat berorientasi pada fisiologis
* Law of Exercise : jumlah exercise (yang dapat berupa penggunaan atau praktek) dapat memperkuat ikatan S-R. Contoh : mengulang, menghafal, dan lain sebagainya. Belakangan teori ini dilengkapi dengan adanya unsur effect belajar sehingga hanya pengulangan semata tidak lagi berpengaruh.
* Law of Effect : menguat atau melemahnya sebuah connection dapat dipengaruhi oleh konsekuensi dari connection tersebut. Konsekuensi positif akan menguatkan connection, sementara konsekuensi negatif akan melemahkannya. Belakangan teori ini disempurnakan dengan menambahkan bahwa konsekuensi negatif tidak selalu melemahkan connections. Pemikiran Thorndike tentang. Konsekuensi ini menjadi sumbangan penting bagi aliran behaviorisme karena ia memperkenalkan konsep reinforcement. Kelak konsep ini menjadi dasar teori para tokoh behaviorisme seperti Watson, Skinner, dan lain-lain.
4. Fungsionalisme
Menjadi dasar bagi behaviorisme melalui pengaruhnya pada tokoh utama behaviorisme, yaitu Watson. Watson adalah murid dari Angell dan menulis disertasinya di University of Chicago. Dasar pemikiran Watson yang memfokuskan diri lebih proses mental daripada elemen kesadaran, fokusnya perilaku nyata dan pengembangan bidang psikologi pada animal psychology dan child psychology adalah pengaruh dari fungsionalisme. Meskipun demikian, Watson menunjukkan kritik tajam pada fungsionalisme.
PRINSIP DASAR BEHAVIORISME
* Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri, bukan sebagai perwujudan dari jiwa atau mental yang abstrak
* Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik adalah pseudo problem untuk sciene, harus dihindari.
* Penganjur utama adalah Watson : overt, observable behavior, adalah satu-satunya subyek yang sah dari ilmu psikologi yang benar.
* Dalam perkembangannya, pandangan Watson yang ekstrem ini dikembangkan lagi oleh para behaviorist dengan memperluas ruang lingkup studi behaviorisme dan akhirnya pandangan behaviorisme juga menjadi tidak seekstrem Watson, dengan mengikutsertakan faktor-faktor internal juga, meskipun fokus pada overt behavior tetap terjadi.
* Aliran behaviorisme juga menyumbangkan metodenya yang terkontrol dan bersifat positivistik dalam perkembangan ilmu psikologi.
* Banyak ahli (a.l. Lundin, 1991 dan Leahey, 1991) membagi behaviorisme ke dalam dua periode, yaitu behaviorisme awal dan yang lebih belakangan.
Psikoanalisa
Sigmund Freud, pemula cikal bakal psikoanalisa, dilahirkan tahun 1856 di kota Freiberg yang kini terletak di Cekoslowakia, tetapi tadinya termasuk wilayah Kerajaan Austria. Tatkala dia berumur empat tahun, keluarganya pindah ke Wina dan di situlah dia menghabiskan hampir seluruh hidupnya. Freud seorang mahasiswa yang jempolan di sekolahnya, meraih gelar sarjana kedokteran dari Universitas Wina tahun 1881. Selama sepuluh tahun berikutnya dia melakukan penyelidikan mendalam di bidang psikologi, membentuk staf klinik psikiatri, melakukan praktek pribadi di bidang neurologi, bekerja di Paris bersama neurolog Perancis kenamaan Jean Charcot dan juga bersama dokter Josef Breuer orang Wina.
Gagasan Freud di bidang psikologi berkembang tingkat demi tingkat. Batu tahun 1895 buku pertamanya Penyelidikan tentang Histeria terbit, bekerja sama dengan Breuer. Buku berikutnya Tafsir Mimpi terbit tahun 1900. Buku ini merupakan salah satu karyanya yang paling orisinal dan sekaligus paling penting, meski pasar penjualannya lambat pada awalnya, tetapi melambungkan nama harumnya. Sesudah itu berhamburan keluar karya-karyanya yang penting-penting, dan pada tahun 1908 tatkala Freud memberi serangkaian ceramah di Amerika Serikat, Freud sudah jadi orang yang betul-betul kesohor.
Di tahun 1902 dia mengorganisir kelompok diskusi masalah psikologi di Wina. Salah seorang anggota pertama yang menggabungkan diri adalah Alfred Adler, dan beberapa tahun kemudian ikut pula Carl Yung. Kedua orang itu akhirnya juga menjadi jagoan ilmu psikologi lewat upaya mereka sendiri.
Freud kawin dan beranak enam. Pada saat-saat akhir hidupnya dia kejangkitan kanker pada tulang rahangnya dan sejak tahun 1923 dan selanjutnya dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka memulihkan kondisinya. Meski begitu,dia tetap menemukan kerja dan beberapa karya penting bermunculan pada tahun-tahun berikutnya. Di tahun 1938 Nazi menduduki Austria dan si Sigmund Freud yang sudah berusia 82 tahun dan keturunan Yahudi itu dipaksa pergi ke London dan meninggal dunia di sana setahun sesudahnya.
Sumbangsih Freud dalam bidang teori psikologi begitu luas daya jangkauannya sehingga tidak gampang menyingkatnya. Dia menekankan arti penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Dia tunjukkan betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan omongan-omongan yang meleset atau salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga menyebabkan penderitaan atas bikinan sendiri serta bahkan penyakit.
Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia dan dia juga mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal pengkhitanan, rasa tertekan, sublimasi dan banyak lagi. Tulisan-tulisannya menggugah kegairahan bidang teori psikologi. Banyak gagasannya yang kontroversial sehingga memancing perdebatan sengit sejak dilontarkannya.
Freud mungkin paling terkenal dalam hal pengusulan gagasan bahwa gairah seksual yang tertekan sering menjadi penyebab penting dalam hal penyakit jiwa atau neurosis. (Sesungguhnya, bukanlah Freud orang pertama yang mengemukakan masalah ini meski tulisan-tulisannya begitu banyak beri dorongan dalam penggunaan lapangan ilmiah). Dia juga menunjukkan bahwa gairah seksual dan nafsu seksual bermula pada saat masa kanak-kanak dan bukannya pada saat dewasa.
Berhubung banyak gagasan Freud masih bertentangan satu sama lain, amatlah sulit menempatkan kedudukannya dalam sejarah. Dia merupakan pelopor serta penggali, dengan bakat serta kecerdasan luar biasa yang menghasilkan pelbagai gagasan. Tetapi, teori-teori Freud (tidak seperti Darwin atau Pasteur) tak pernah berhasil peroleh kesepakatan dari masyarakat ilmuwan dan teramat sulit mengatakan bahwa bagian-bagian mana dari gagasannya yang akhirnya dapat dianggap sebagai suatu kebenaran.
Lepas dari pertentangan yang berkelanjutan terhadap gagasan-gagasannya, tampaknya sedikit sekali yang meragukan bahwa Freud merupakan tokoh menonjol dalam sejarah pemikiran manusia. Pendapat-pendapatnya di bidang psikologi sepenuhnya telah merevolusionerkan konsepsi kita tentang pikiran manusia, dan banyak gagasan serta istilah-istilahnya telah digunakan oleh umum-misalnya: ego, super ego, Oedipus complex dan kecenderungan hasrat mau mati.
Gagasan Freud di bidang psikologi berkembang tingkat demi tingkat. Batu tahun 1895 buku pertamanya Penyelidikan tentang Histeria terbit, bekerja sama dengan Breuer. Buku berikutnya Tafsir Mimpi terbit tahun 1900. Buku ini merupakan salah satu karyanya yang paling orisinal dan sekaligus paling penting, meski pasar penjualannya lambat pada awalnya, tetapi melambungkan nama harumnya. Sesudah itu berhamburan keluar karya-karyanya yang penting-penting, dan pada tahun 1908 tatkala Freud memberi serangkaian ceramah di Amerika Serikat, Freud sudah jadi orang yang betul-betul kesohor.
Di tahun 1902 dia mengorganisir kelompok diskusi masalah psikologi di Wina. Salah seorang anggota pertama yang menggabungkan diri adalah Alfred Adler, dan beberapa tahun kemudian ikut pula Carl Yung. Kedua orang itu akhirnya juga menjadi jagoan ilmu psikologi lewat upaya mereka sendiri.
Freud kawin dan beranak enam. Pada saat-saat akhir hidupnya dia kejangkitan kanker pada tulang rahangnya dan sejak tahun 1923 dan selanjutnya dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka memulihkan kondisinya. Meski begitu,dia tetap menemukan kerja dan beberapa karya penting bermunculan pada tahun-tahun berikutnya. Di tahun 1938 Nazi menduduki Austria dan si Sigmund Freud yang sudah berusia 82 tahun dan keturunan Yahudi itu dipaksa pergi ke London dan meninggal dunia di sana setahun sesudahnya.
Sumbangsih Freud dalam bidang teori psikologi begitu luas daya jangkauannya sehingga tidak gampang menyingkatnya. Dia menekankan arti penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Dia tunjukkan betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan omongan-omongan yang meleset atau salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga menyebabkan penderitaan atas bikinan sendiri serta bahkan penyakit.
Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia dan dia juga mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal pengkhitanan, rasa tertekan, sublimasi dan banyak lagi. Tulisan-tulisannya menggugah kegairahan bidang teori psikologi. Banyak gagasannya yang kontroversial sehingga memancing perdebatan sengit sejak dilontarkannya.
Freud mungkin paling terkenal dalam hal pengusulan gagasan bahwa gairah seksual yang tertekan sering menjadi penyebab penting dalam hal penyakit jiwa atau neurosis. (Sesungguhnya, bukanlah Freud orang pertama yang mengemukakan masalah ini meski tulisan-tulisannya begitu banyak beri dorongan dalam penggunaan lapangan ilmiah). Dia juga menunjukkan bahwa gairah seksual dan nafsu seksual bermula pada saat masa kanak-kanak dan bukannya pada saat dewasa.
Berhubung banyak gagasan Freud masih bertentangan satu sama lain, amatlah sulit menempatkan kedudukannya dalam sejarah. Dia merupakan pelopor serta penggali, dengan bakat serta kecerdasan luar biasa yang menghasilkan pelbagai gagasan. Tetapi, teori-teori Freud (tidak seperti Darwin atau Pasteur) tak pernah berhasil peroleh kesepakatan dari masyarakat ilmuwan dan teramat sulit mengatakan bahwa bagian-bagian mana dari gagasannya yang akhirnya dapat dianggap sebagai suatu kebenaran.
Lepas dari pertentangan yang berkelanjutan terhadap gagasan-gagasannya, tampaknya sedikit sekali yang meragukan bahwa Freud merupakan tokoh menonjol dalam sejarah pemikiran manusia. Pendapat-pendapatnya di bidang psikologi sepenuhnya telah merevolusionerkan konsepsi kita tentang pikiran manusia, dan banyak gagasan serta istilah-istilahnya telah digunakan oleh umum-misalnya: ego, super ego, Oedipus complex dan kecenderungan hasrat mau mati.
Rabu, 23 Maret 2011
Sejarah Kesehatan Mental
Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental
Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.
Masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa.
Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh.
Di dalam bukunya ”A Mind That Found Itself”, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:
1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental Hygiene” dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.
Dasar dan Tujuan Mempelajari Kesehatan Mental
Kesanggupan seseorang untuk hidup rela dan gembira bergantung pada sejauh mana ia menikmati kesehatan mental. Kesehatan mental yang wajar adalah yang sanggup menikmati hidup ini, rela kepadanya, menerimanya dan sanggup membentuknya sesuai dengan kehendaknya.
Pemahaman terhadap kesehatan mental yang wajar memestikan akan pengetahuan tentang konsep dasar kesehatan mental, seperti yang telah dijelaskan oleh para psikolog, yaitu motivasi (motivation), pertarungan psikologikal (psychologgical conflict), kerisauan (anciety), dan cara membela diri
Motivasi adalah keadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah terhadap aktivitas manusia. Dialah kekuatan yang menggerakkan dan mendorong aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu motivasi primer (biologis) yang mempunyai kaitan dengan dengan proses organik atau yang timbul dari kekurangan atau kelebihan pada sesuatu yang berkaitan dengan struktur organik manusia. Kedua, motivasi sekunder (psikologi) yang jelas tidak ada kaitannya dengan organ-organ manusia.
Pertarungan psikologis adalah terdedahnya (tercegahnya) seseorang kepada kekuatan-kekuatan yang sama besarnya yang mendorongnya kepada berbagai hal dimana ia tidak sanggup memilih salah satu hal tersebut.
Kerisauan, secara umum, adalah pengalaman emosional yang tidak menggembirakan yang dialami seseorang ketika merasa takut atau terancam sesuatu yang tidak dapat ditentukannya dengan jelas. Biasanya keadaan ini disertai perubahan keadaan fisiologis, seperti cepatnya debaran jantung, hilang selera makan, rasa sesak nafas, dan lain sebagainya.
Cara membela diri merupakan cara yang dibuat dan dilakukan oleh seseorang secara tidak sadar untuk menghindarkan dirinya menghadapi pergolakan kerisauan yang dihadapi dan kekuatan-kekuatan yang bertarung dengan nilai-nilai, sikap dan tuntutan masyarakat.
Mempelajari kesehatan pada berbagai ilmu itu pada prinsipnya bertujuan sebagai berikut:
1. Memahami makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya.
2. Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.
3. Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masayarakat.
4. Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental masyarakat.
Beratus-ratus tahun yang lalu orang menduga bahwa penyebab penyakit mental adalah syaitan-syaitan, roh-roh jahat dan dosa-dosa. Oleh karena itu para penderita penyakit mental dimasukkan dalam penjara-penjara di bawah tanah atau dihukum dan diikat erat-erat dengan rantai besi yang berat dan kuat. Namun, lambat laun ada usaha-usaha kemanusiaan yang mengadakan perbaikan dalam menanggulangi orang-orang yang terganggu mentalnya ini. Philippe Pinel di Perancis dan William Tuke dari Inggris adalah salah satu contoh orang yang berjasa dalam mengatasi dan menanggulangi orang-orang yang terkena penyakit mental. Masa-masa Pinel dan Tuke ini selanjutnya dikenal dengan masa pra ilmiah karena hanya usaha dan praksis yang mereka lakukan tanpa adanya teori-teori yang dikemukakan.
Masa selanjutnya adalah masa ilmiah, dimana tidak hanya praksis yang dilakukan tetapi berbagai teori mengenai kesehatan mental dikemukakan. Masa ini berkembang seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan alam di Eropa.
Dorothea Dix merupakan seorang pionir wanita dalam usaha-usaha kemanusiaan berasal dari Amerika. Ia berusaha menyembuhkan dan memelihara para penderita penyakit mental dan orang-orang gila. Sangat banyak jasanya dalam memperluas dan memperbaiki kondisi dari 32 rumah sakit jiwa di seluruh negara Amerika bahkan sampai ke Eropa. Atas jasa-jasa besarnya inilah Dix dapat disebut sebagai tokoh besar pada abad ke-19.
Tokoh lain yang banyak pula memberikan jasanya pada ranah kesehatan mental adalah Clifford Whittingham Beers (1876-1943). Beers pernah sakit mental dan dirawat selama dua tahun dalam beberapa rumah sakit jiwa. Ia mengalami sendiri betapa kejam dan kerasnya perlakuan serta cara penyembuhan atau pengobatan dalam asylum-asylum tersebut. Sering ia didera dengan pukulan-pukulan dan jotosan-jotosan, dan menerima hinaan-hinaan yang menyakitkan hati dari perawat-perawat yang kejam. Dan banyak lagi perlakuan-perlakuan kejam yang tidak berperi kemanusiaan dialaminya dalam rumah sakit jiwa tersebut. Setelah dirawat selama dua tahun, beruntung Beers bisa sembuh.
Di dalam bukunya ”A Mind That Found Itself”, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum tadi, tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:
1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.
William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental Hygiene” dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.
Dasar dan Tujuan Mempelajari Kesehatan Mental
Kesanggupan seseorang untuk hidup rela dan gembira bergantung pada sejauh mana ia menikmati kesehatan mental. Kesehatan mental yang wajar adalah yang sanggup menikmati hidup ini, rela kepadanya, menerimanya dan sanggup membentuknya sesuai dengan kehendaknya.
Pemahaman terhadap kesehatan mental yang wajar memestikan akan pengetahuan tentang konsep dasar kesehatan mental, seperti yang telah dijelaskan oleh para psikolog, yaitu motivasi (motivation), pertarungan psikologikal (psychologgical conflict), kerisauan (anciety), dan cara membela diri
Motivasi adalah keadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah terhadap aktivitas manusia. Dialah kekuatan yang menggerakkan dan mendorong aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu motivasi primer (biologis) yang mempunyai kaitan dengan dengan proses organik atau yang timbul dari kekurangan atau kelebihan pada sesuatu yang berkaitan dengan struktur organik manusia. Kedua, motivasi sekunder (psikologi) yang jelas tidak ada kaitannya dengan organ-organ manusia.
Pertarungan psikologis adalah terdedahnya (tercegahnya) seseorang kepada kekuatan-kekuatan yang sama besarnya yang mendorongnya kepada berbagai hal dimana ia tidak sanggup memilih salah satu hal tersebut.
Kerisauan, secara umum, adalah pengalaman emosional yang tidak menggembirakan yang dialami seseorang ketika merasa takut atau terancam sesuatu yang tidak dapat ditentukannya dengan jelas. Biasanya keadaan ini disertai perubahan keadaan fisiologis, seperti cepatnya debaran jantung, hilang selera makan, rasa sesak nafas, dan lain sebagainya.
Cara membela diri merupakan cara yang dibuat dan dilakukan oleh seseorang secara tidak sadar untuk menghindarkan dirinya menghadapi pergolakan kerisauan yang dihadapi dan kekuatan-kekuatan yang bertarung dengan nilai-nilai, sikap dan tuntutan masyarakat.
Mempelajari kesehatan pada berbagai ilmu itu pada prinsipnya bertujuan sebagai berikut:
1. Memahami makna kesehatan mental dan faktor-faktor penyebabnya.
2. Memahami pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam penanganan kesehatan mental.
3. Memiliki kemampuan dasar dalam usaha peningkatan dan pencegahan kesehatan mental masayarakat.
4. Meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi timbulnya gangguan mental masyarakat.
Minggu, 20 Maret 2011
Konsep Sehat
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
SEHAT MENURUT DEPKES RI
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradap -tasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit
Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994) :
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
SEHAT MENURUT DEPKES RI
Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak terlalu mutlak dan universal karena ada faktor -faktor lain di luar kenyataan klinis yang mempengaruhinya terutama faktor sosial budaya. Kedua pengertian saling mempengaruhi dan pengertian yang satu hanya dapat dipahami dalam konteks pengertian yang lain. Banyak ahli filsafat, biologi, antropologi, sosiologi, kedokteran, dan lain-lain bidang ilmu pengetahuan telah mencoba memberikan pengertian tentang konsep sehat dan sakit ditinjau dari masing-masing disiplin ilmu. Masalah sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradap -tasi dengan lingkungan baik secara biologis, psikologis maupun sosio budaya.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa :
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur –unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Definisi sakit: seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis), atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin, pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia di anggap tidak sakit
Minggu, 02 Januari 2011
Bahaya Aktivasi Otak Tengah
Kepopuleran tentang aktivasi otak tengah menimbulkan anggapan yang berbeda-beda, ada yang mendukung atau sejutu dengan adanya aktivasi otak tengah, ada yang tidak setuju, dan ada juga yang tidak memperdulikan apa itu aktivasi otak tengah. Kita bisa terkagum-kagum ketika melihat seorang anak yang duduk di bangku SD dengan mata tertutup bisa menyebutkan dengan benar nilai dan gambar kartu-kartu remi yang juga dalam keadaan tertutup. Sementara anak yang lain menggambar dengan mata tertutup, membaca koran, atau bahkan bisa naik sepeda dengan mata tertutup. Sebuah atraksi luar biasa ini bisa dilakukan oleh anak-anak ini dengan hanya latihan dua hari saja! Menyaksikan kemampuan ajaib itu, para orangtua pun berbondong-bondong mendaftarkan anaknya untuk mengikuti pelatihan singkat dan mahal dengan memegang janji dari panitia pelatihan bahwa anak mereka akan menjadi lebih cerdas, bahkan jenius, hanya dalam beberapa hari. Di blog artikel tentang keunggulan aktivasi sebelumnya di blog saya, ada beberapa keunggulan aktivasi otak tengah,, namun jika ada keunggulan pasti ada juga kelemahan atau bahaya aktivasi otak tengah tersebut.
Aktivasi Otak Tengah tidak Ilmiah Sampai hari ini belum ada satupun publikasi ilmiah yang menyatakan bahwa otak tengah dapat diaktifkan untuk meningkatkan kecerdasan manusia, apalagi meng-upgrade nya menjadi jenius. Induksi lateralisasi aktifitas otak tengah menurut sebuah tulisan ilmiah tahun 2005 malahan dapat mengakibatkan mental stress (tekanan mental) dan berbagai stres lain yang akan memicu gangguan irama
jantung dan kematian mendadak (sudden death). Sesuatu yang bersifat ilmiah, haruslah bisa diukur dengan parameter tertentu, serta bisa dijelaskan secara ilmiah. Bukan sekedar pemahaman yang hanya melalui kesaksian (Testimony) seseorang yang telah mengalaminya. Ini bukan disebut ilmiah namun sekedar keyakinan. Dan keyakinan tanpa melalui proses pengujian tertentu, bukanlah ilmiah. Saya mengambil dari tulisan Lely Setyawati Kurniawan, dia adalah Psikiater, Staf Dosen di Bagian Psikiatri FK. Udayana/RSUP SanglahDenpasar, konsultan Forensik Psikiatri. Yang menuliskan bahwa Masyarakat makin memahami pentingnya menyeimbangkan kedua belahan otak kanan dan kiri, karena masing-masing belahan tersebut memiliki beragam fungsi yang saling mengisi dalam perjalanan panjang kehidupan seorang manusia. Ironisnya seolah belum puas dengan kekayaan kedua belahan otak kita, sekelompok ilmuwan mulai mengotak-atik dan mencari bagian lain, yang dinamakan otak tengah. Mereka mencari tahu apakah dengan mengaktivasi otak tengah kecerdasan seseorang akan makin bertambah, atau mengubah mereka menjadi jenius, serta memiliki berbagai kecerdasan lain yang supra-natural? Di kalangan medis otak tengah ini dikenal sebagai bagian dari otak manusia yang memiliki fungsi sangat vital, misalnya sebagai pusat pengendali jantung, pembuluh darah, pernafasan, refleks-refleks, dan masih banyak lagi. Berbagai tulisan ilmiah mengenai otak tengah ini bisa kita baca dalam berbagai tulisan sepuluh tahun terakhir. Sayangnya sampai hari ini belum ada satupun publikasi ilmiah yang berani menyatakan bahwa aktivasi otak tengah berhubungan dengan kecerdasan seseorang, apalagi membuat IQ seseorang meloncat jauh melebihi IQ manusia pada umumnya, atau dikenal dengan istilah jenius. Dahulu orang berpikir bahwa kecerdasan identik dengan IQ, meskipun mereka mengetahui dalam test IQ yang diukur hanyalah kecerdasan seseorang di bidang matematika, linguistik dan sedikit visuo-spatial.
Saat ini wawasan kita mulai terbuka, melalui hasil penelitian Prof Gardner di tahun 1980an diketahui bahwa ada delapan jenis kecerdasan yang berbeda yang bisa dimiliki oleh masing-masing kita dalam porsi yang berbeda. Masing-masing kecerdasan tersebut menempati area yang berbeda di sisi kiri dan kanan otak kita. Kecerdasan yang bervariasi ini disebut Kecerdasan Multipel (Multiple Intelligence). Sehubungan dengan otak tengah tadi, muncul pertanyaan, adakah hubungan antara kecerdasan ini dengan fungsi otak tengah / mid brain seseorang? Benarkah aktivasi otak tengah membuat seseorang makin cerdas dan jenius, karena memiliki kemampuan supra-natural?Anatomi dan Fungsi Otak
Pada saat lahir seorang anak memiliki 100 miliar sel otak yang disebut sel neuron – jumlah ini sama dengan banyaknya bintang di galaksi Bima Sakti – serta 1 Triliun sel glia, yang berfungsi sebagai sel pelindung bagi sel-sel otak tadi. Pembentukan sel-sel otak ini dimulai sejak minggu ketiga sel sperma membuahi sel telur, dengan kecepatan tumbuh 250 ribu sel/menit. Pada minggu kesepuluh sel-sel otak menjadi makin sibuk mempersiapkan diri agar bisa mulai menerima stimulus / rangsangan dari luar. Saat usia 3 tahun telah terbentuk 1000 triliun jaringan koneksi /sinapsis, jumlah ini ternyata 2 kali jumlah jaringan orang dewasa. Satu sel otak mampu menjalin 15 ribu koneksi dengan sel lain, jaringan yang sering digunakan akan semakin kuat dan permanen, tetapi yang jarang digunakan akan mati.
Otak manusia dibagi menjadi enam divisi utama, yaitu :- Serebrum- Diensefalon (kedua bagian ini sering disebut sebagai Forebrain /Pro-ensefalon)-Serebelum, Midbrain (Mesencephalon)- Pons dan Medula Oblongata. Tiga bagian terakhir ini disebut brain stem atau batang otak. Midbrain (Mesensefalon) terdiri dari superior colliculi dan inferior colliculi. Superior colliculi merupakan pusat refleks gerakan kepala dan bola mata ketika berespon terhadap rangsang visual, sedangkan inferior colliculi merupakan pusat refleks gerakan kepala dan tubuh ketika berespon terhadap rangsang suara. Menjadi Jenius?
Nah dikaitkan dengan janji, cukup dengan mengaktifkan otak tengah (mesensefalon) mampu membuat seorang manusia menjadi jenius; Apakah definisi jenius? Range IQ normal adalah 90 – 110. Dengan IQ normal seorang anak bisa tamat SMA, sebagian bahkan tamat S1. Di atas angka tersebut seseorang disebut Superior, di atasnya lagi adalah Very Superior, dan jika IQ nya lebih dari 180 orang akan disebut jenius. Seringkali peringkat IQ bisa membuat anak stres, padahal IQ tak bisa mengukur kecerdasan emosional (EQ) seseorang. Anak-anak yang sulit konsentrasi seringkali membuat kewalahan
para orang-tua dan guru. Orang-tua dan guru menduga anak tersebut bodoh karena nilai akademik di sekolah sangat kurang, padahal bisa saja mereka ini sebenarnya memiliki kecerdasan yang baik, tetapi
rentang waktu perhatian mereka sangat pendek. Rentang waktu perhatian ideal anak usia 5 tahun hanya berkisar 5 menit saja, sedangkan anak-anak usia 15 tahun berkisar 15 menit. Untuk membuat mereka bertahan lebih lama, para pendidik diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Hal ini haruslah dilakukan secara berkala saat konsentrasi dan perhatian anak-anak mulai menurun. Dalam keadaan tertentu seperti takut, sedih akibat depresi dan berbagai stres / tekanan mental lainnya seseorang menjadi kehilangan daya konsentrasi, Orang-tua biasanya membawa anak-anak tersebut untuk berkonsultasi dengan psikiater ataupun psikolog dengan keluhan kesulitan belajar dan menurunnya prestasi akademik. Sebenarnya peranan orang-tua sangat besar untuk proses belajar seorang anak, apa yang orang-tua pikirkan, katakan dan lakukan akan terus melekat dalam benak anak-anak, mempengaruhi suasana dan kenyamanan belajar mereka dan mempengaruhi jalan hidup serta masa depan mereka. Anak-anak bisa mengalami kebahagiaan, atau sebaliknya depresi – sama seperti orang dewasa yang lain – karena perkataan dan tindakan orang-tua mereka.
Mengaktivasi Otak
Ada cukup banyak cara yang biasa dipakai untuk mengaktivasi otak, misalnya dengan alunan musik klasik (yang paling poluler karya-karya Mozart), lagu-lagu / instrumentalia tertentu, gerakan-gerakan tubuh, menciptakan suasana tertentu, bermain dengan angka-angka, menambahkan berbagai bahan chemical, dan masih banyak cara lainnya. Banyak institusi menawarkan berbagai pelatihan yang menjanjikan untuk meningkatkan IQ tersebut, dengan memasukkan berbagai metode yang diyakini dapat menghilangkan tekanan mental para peserta selanjutnya mempermudah pengaktifan bagian-bagian tertentu otaknya. Beberapa ilmuwan mencoba mempelajari tentang otak tengah / midbrain. Harapan mereka sesudah penemuan yang mencengangkan tentang kiri dan kanan, sekaranglah saatnya mengungkap fenomena tentang otak tengah. Metode yang digunakan bukan sekedar cara-cara klasik seperti yang kita kenal di atas, karena program neuro-linguistik (NLP) mereka sisipkan demi sebuah proses aktivasi yang nantinya mengarah pada suatu keadaan extra sensory perception (ESP). Suasana dibuat sedemikian rupa agar semua peserta yang ada di ruangan tersebut memasuki Alpha State, suatu fase dimana gelombang lambat di otak manusia, yang membuat seseorang mudah dipengaruhi dan diisi oleh berbagai hal oleh para instruktur. Metode yang cukup popular dikenal saat ini adalah BFR (blindfold reading). Sebagai informasi, di Rusia diperlukan waktu satu tahun bagi seorang siswa untuk mampu melakukan aksi blindfold. Di Jepang, sedikitnya perlu waktu tiga bulan untuk melakukannya. Ajaibnya di Indonesia suatu perusahaan pelatihan menyatakan hanya perlu waktu 12 jam untuk membuat anak-anak jenius! Aktivasi dianggap berhasil apabila mereka berhasil mengenali
berbagai macam benda dan halangan di sekitarnya dalam keadaan mata ditutup. Dengan demikian anak-anak tersebut akan mampu membaca, menggambar, menghitung, berlari dan menghindari semua rintangan tanpa menggunakan indera penglihatan mereka yaitu mata. Bahkan mereka berani menjanjikan, anak-anak akan memiliki kemampuan tembus pandang, menyusun kartu remi secara urut tanpa melihat, dapat membaca suatu dokumen rahasia di balik tembok, menghitung uang yang ada dalam dompet di saku baju seseorang, merangkum seluruh isi textbook dalam waktu singkat, memprediksi hal-hal buruk yang bakal terjadi esok, bahkan membaca pikiran orang-orang yang ada di sekelilingnya agar tak mudah tertipu. Hal itu bagi mereka dianggap sebagai talenta manusia baru di jaman modern ini, karena memiliki kecerdasan tersendiri (jenius) dengan kemampuan extra sensory perception (ESP), sehingga nantinya kita tak lagi tertarik menonton acara pertandingan sulap The Master. Pandangan di atas tentu tidak begitu saja dapat dibenarkan, karena secara medis kita bisa mengenali fungsi fisiologi seluruh organ dalam tubuh kita. Mengaktifkan dan menciptakan seseorang untuk memperoleh pengalaman extra sensory perception sudah jauh melenceng dari ranah medis fisiologis. Bahkan hal ini erat kaitannya dengan terjadinya berbagai gangguan mental pada manusia, yang salah satu gejalanya adalah mampu mendengar, melihat, merasakan dan membaca hal-hal yang tidak bisa didengar, dilihat, dirasakan dan dibaca oleh orang-orang sehat lainnya. Sebagai contoh pada kasus-kasus Skizofrenia pasien merasa yakin dengan kemampuannya membaca isi hati dan pikiran orang-orang lain di sekelilingnya, serta meyakini berbagai penglihatan dan pendengaran gaib yang bisa membuat orang lain berdiri bulu kuduknya. Sampai hari ini belum ada satupun publikasi yang menyatakan bahwa otak tengah dapat diaktifkan untuk meningkatkan kecerdasan manusia, apalagi meng-upgrade nya menjadi jenius. Musa A. Haxiu & Bryan K. Yamamoto (2002) membuat suatu penelitian midbrain pada 24 ekor musang jantan. Hasilnya aktivasi midbrain di daerah periaquaductal gray (PAG) ternyata justru mengakibatkan otot-otot polos pernafasan menjadi relaksasi, sehingga mengganggu pernafasan hewan-hewan tersebut. Ada beberapa tahapan yang harus dilewati oleh suatu lembaga yang memiliki ide penelitian sebelum dilemparkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan publik. Minimal telah melalui 10 tahun percobaan di laboratorium (in vivo), setelah lulus uji klinis, barulah diujikan
pada hewan-hewan percobaan dengan evaluasi sekitar 10 tahun. Pada tahap ketiga barulah diujikan pada para relawan (biasanya merekadibayar) dan kembali dilakukan evaluasi. Dengan demikian dibutuhkan waktu sekitar 30 tahun untuk membawa suatu metode baru yang aman dalam masyarakat. Menurut Peter D. Larsen, Sheng Zhong, dkk. (2001) ada beberapa hal yang berubah karena aktivasi midbrain, misalnya tekanan arteri utama (mean arterial pressure), aliran darah di ginjal (renal blood flow), aliran darah di daerah paha (femoral blood flow), persarafan daerah bawah jantung (Inferior cardiac), per-syaraf-an simpatis dan denyut jantung akan makin meningkat, sebaliknya tekanan darah justru turun, aktivitas persarafan di daerah tulang belakang juga turun. Peningkatan tekanan arteri, aliran darah ginjal dan paha tersebut bisa mencapai 328%. Yang terjadi pada anak-anak tersebut sebenarnya bukan JENIUS (memiliki IQ yang sangat tinggi atau di atas 140), melainkan latihan untuk suatu kewaspadaan (AWARENESS) terhadap apapun yang ada di sekeliling mereka. Kondisi semacam ini perlu kita cermati lebih baik, mengingat kondisi awareness yang berlebihan akan membuat seseorang mengalami berbagai gangguan jiwa, dari gejala yang ringan berupa Gangguan Cemas Menyeluruh, sampai tipe berat berupa Gangguan Paranoid. Itulah sebabnya orangtua diminta waspada dan berhati-hati sebelum mengirim anak-anak mereka ke suatu institusi yang menawarkan sanggup mengubah anak-anak menjadi jenius dalam waktu singkat. Orangtua perlu menghargai setiap talenta yang dimiliki anak-anaknya, karena pada dasarnya semua anak adalah cerdas. Suatu tantangan bagi para orangtua dan kita semua yang memiliki anak, mampukah kita menghasilkan anak-anak yang bukan sekedar CERDAS, tetapi juga BAIK dan BERMORAL? Cerdas bahkan genius saja belumlah cukup. Karena dengan kecerdasan saja tidak menjamin mereka membuat dunia ini menjadi lebih baik. Banyak orang-orang cerdas justru mencelakai orang lain, memanipulasi suatu keadaan demi keuntungan dirinya sendiri. Perlukah aktivasi otak tengah? Orangtua perlu menghargai setiap talenta yang dimiliki anak-anaknya, karena pada dasarnya semua anak adalah cerdas. Kecerdasan ini tidak bisa disamakan dengan IQ, karena saat ini kita telah mengenal delapan macam kecerdasan, yang dikenal sebagai multiple intelligence yang ada dalam diri manusia. Mereka yang tidak bisa matematika dan IQ nya rendah bukan berarti tidak cerdas, karena mungkin saja mereka memiliki kecerdasan inter personal yang baik. Suatu tantangan bagi para orangtua dan kita semua yang memiliki anak, mampukah kita menghasilkan anak-anak yang bukan sekedar CERDAS, tetapi juga BAIK dan BERMORAL? Cerdas bahkan genius saja belumlah cukup. Karena dengan kecerdasan saja tidak menjamin mereka membuat dunia ini menjadi lebih baik. Banyak orang-orang cerdas justru mencelakai orang lain, memanipulasi suatu keadaan demi keuntungan dirinya sendiri. Mengapa dalam waktu 12 jam pelatihan atau satu setengah hari saja anak-anak tersebut bisa berubah? Salah satunya adalah kenyataan bahwa anak-anak dengan perilaku bermasalah sebenarnya membutuhkan perhatian dari orangtua mereka. Dalam program pelatihan midbrain tersebut semua orangtua diharapkan memperhatikan anaknya, mau melatih kembali anak-anak tersebut di rumah, termasuk setelah latihan selesai. Yang terjadi di sini sebenarnya adalah anak-anak tersebut dilatih untuk peka terhadap berbagai bahaya dan rintangan yang ada di depan, serta ‘dipaksa untuk bersikap dan berperilaku lebih baik’ karena mereka telah diberikan teladan yang baik oleh orangtua dan orang-orang dewasa di sekelilingnya.
Aktivasi Otak Tengah tidak Ilmiah Sampai hari ini belum ada satupun publikasi ilmiah yang menyatakan bahwa otak tengah dapat diaktifkan untuk meningkatkan kecerdasan manusia, apalagi meng-upgrade nya menjadi jenius. Induksi lateralisasi aktifitas otak tengah menurut sebuah tulisan ilmiah tahun 2005 malahan dapat mengakibatkan mental stress (tekanan mental) dan berbagai stres lain yang akan memicu gangguan irama
jantung dan kematian mendadak (sudden death). Sesuatu yang bersifat ilmiah, haruslah bisa diukur dengan parameter tertentu, serta bisa dijelaskan secara ilmiah. Bukan sekedar pemahaman yang hanya melalui kesaksian (Testimony) seseorang yang telah mengalaminya. Ini bukan disebut ilmiah namun sekedar keyakinan. Dan keyakinan tanpa melalui proses pengujian tertentu, bukanlah ilmiah. Saya mengambil dari tulisan Lely Setyawati Kurniawan, dia adalah Psikiater, Staf Dosen di Bagian Psikiatri FK. Udayana/RSUP SanglahDenpasar, konsultan Forensik Psikiatri. Yang menuliskan bahwa Masyarakat makin memahami pentingnya menyeimbangkan kedua belahan otak kanan dan kiri, karena masing-masing belahan tersebut memiliki beragam fungsi yang saling mengisi dalam perjalanan panjang kehidupan seorang manusia. Ironisnya seolah belum puas dengan kekayaan kedua belahan otak kita, sekelompok ilmuwan mulai mengotak-atik dan mencari bagian lain, yang dinamakan otak tengah. Mereka mencari tahu apakah dengan mengaktivasi otak tengah kecerdasan seseorang akan makin bertambah, atau mengubah mereka menjadi jenius, serta memiliki berbagai kecerdasan lain yang supra-natural? Di kalangan medis otak tengah ini dikenal sebagai bagian dari otak manusia yang memiliki fungsi sangat vital, misalnya sebagai pusat pengendali jantung, pembuluh darah, pernafasan, refleks-refleks, dan masih banyak lagi. Berbagai tulisan ilmiah mengenai otak tengah ini bisa kita baca dalam berbagai tulisan sepuluh tahun terakhir. Sayangnya sampai hari ini belum ada satupun publikasi ilmiah yang berani menyatakan bahwa aktivasi otak tengah berhubungan dengan kecerdasan seseorang, apalagi membuat IQ seseorang meloncat jauh melebihi IQ manusia pada umumnya, atau dikenal dengan istilah jenius. Dahulu orang berpikir bahwa kecerdasan identik dengan IQ, meskipun mereka mengetahui dalam test IQ yang diukur hanyalah kecerdasan seseorang di bidang matematika, linguistik dan sedikit visuo-spatial.
Saat ini wawasan kita mulai terbuka, melalui hasil penelitian Prof Gardner di tahun 1980an diketahui bahwa ada delapan jenis kecerdasan yang berbeda yang bisa dimiliki oleh masing-masing kita dalam porsi yang berbeda. Masing-masing kecerdasan tersebut menempati area yang berbeda di sisi kiri dan kanan otak kita. Kecerdasan yang bervariasi ini disebut Kecerdasan Multipel (Multiple Intelligence). Sehubungan dengan otak tengah tadi, muncul pertanyaan, adakah hubungan antara kecerdasan ini dengan fungsi otak tengah / mid brain seseorang? Benarkah aktivasi otak tengah membuat seseorang makin cerdas dan jenius, karena memiliki kemampuan supra-natural?Anatomi dan Fungsi Otak
Pada saat lahir seorang anak memiliki 100 miliar sel otak yang disebut sel neuron – jumlah ini sama dengan banyaknya bintang di galaksi Bima Sakti – serta 1 Triliun sel glia, yang berfungsi sebagai sel pelindung bagi sel-sel otak tadi. Pembentukan sel-sel otak ini dimulai sejak minggu ketiga sel sperma membuahi sel telur, dengan kecepatan tumbuh 250 ribu sel/menit. Pada minggu kesepuluh sel-sel otak menjadi makin sibuk mempersiapkan diri agar bisa mulai menerima stimulus / rangsangan dari luar. Saat usia 3 tahun telah terbentuk 1000 triliun jaringan koneksi /sinapsis, jumlah ini ternyata 2 kali jumlah jaringan orang dewasa. Satu sel otak mampu menjalin 15 ribu koneksi dengan sel lain, jaringan yang sering digunakan akan semakin kuat dan permanen, tetapi yang jarang digunakan akan mati.
Otak manusia dibagi menjadi enam divisi utama, yaitu :- Serebrum- Diensefalon (kedua bagian ini sering disebut sebagai Forebrain /Pro-ensefalon)-Serebelum, Midbrain (Mesencephalon)- Pons dan Medula Oblongata. Tiga bagian terakhir ini disebut brain stem atau batang otak. Midbrain (Mesensefalon) terdiri dari superior colliculi dan inferior colliculi. Superior colliculi merupakan pusat refleks gerakan kepala dan bola mata ketika berespon terhadap rangsang visual, sedangkan inferior colliculi merupakan pusat refleks gerakan kepala dan tubuh ketika berespon terhadap rangsang suara. Menjadi Jenius?
Nah dikaitkan dengan janji, cukup dengan mengaktifkan otak tengah (mesensefalon) mampu membuat seorang manusia menjadi jenius; Apakah definisi jenius? Range IQ normal adalah 90 – 110. Dengan IQ normal seorang anak bisa tamat SMA, sebagian bahkan tamat S1. Di atas angka tersebut seseorang disebut Superior, di atasnya lagi adalah Very Superior, dan jika IQ nya lebih dari 180 orang akan disebut jenius. Seringkali peringkat IQ bisa membuat anak stres, padahal IQ tak bisa mengukur kecerdasan emosional (EQ) seseorang. Anak-anak yang sulit konsentrasi seringkali membuat kewalahan
para orang-tua dan guru. Orang-tua dan guru menduga anak tersebut bodoh karena nilai akademik di sekolah sangat kurang, padahal bisa saja mereka ini sebenarnya memiliki kecerdasan yang baik, tetapi
rentang waktu perhatian mereka sangat pendek. Rentang waktu perhatian ideal anak usia 5 tahun hanya berkisar 5 menit saja, sedangkan anak-anak usia 15 tahun berkisar 15 menit. Untuk membuat mereka bertahan lebih lama, para pendidik diharapkan mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan. Hal ini haruslah dilakukan secara berkala saat konsentrasi dan perhatian anak-anak mulai menurun. Dalam keadaan tertentu seperti takut, sedih akibat depresi dan berbagai stres / tekanan mental lainnya seseorang menjadi kehilangan daya konsentrasi, Orang-tua biasanya membawa anak-anak tersebut untuk berkonsultasi dengan psikiater ataupun psikolog dengan keluhan kesulitan belajar dan menurunnya prestasi akademik. Sebenarnya peranan orang-tua sangat besar untuk proses belajar seorang anak, apa yang orang-tua pikirkan, katakan dan lakukan akan terus melekat dalam benak anak-anak, mempengaruhi suasana dan kenyamanan belajar mereka dan mempengaruhi jalan hidup serta masa depan mereka. Anak-anak bisa mengalami kebahagiaan, atau sebaliknya depresi – sama seperti orang dewasa yang lain – karena perkataan dan tindakan orang-tua mereka.
Mengaktivasi Otak
Ada cukup banyak cara yang biasa dipakai untuk mengaktivasi otak, misalnya dengan alunan musik klasik (yang paling poluler karya-karya Mozart), lagu-lagu / instrumentalia tertentu, gerakan-gerakan tubuh, menciptakan suasana tertentu, bermain dengan angka-angka, menambahkan berbagai bahan chemical, dan masih banyak cara lainnya. Banyak institusi menawarkan berbagai pelatihan yang menjanjikan untuk meningkatkan IQ tersebut, dengan memasukkan berbagai metode yang diyakini dapat menghilangkan tekanan mental para peserta selanjutnya mempermudah pengaktifan bagian-bagian tertentu otaknya. Beberapa ilmuwan mencoba mempelajari tentang otak tengah / midbrain. Harapan mereka sesudah penemuan yang mencengangkan tentang kiri dan kanan, sekaranglah saatnya mengungkap fenomena tentang otak tengah. Metode yang digunakan bukan sekedar cara-cara klasik seperti yang kita kenal di atas, karena program neuro-linguistik (NLP) mereka sisipkan demi sebuah proses aktivasi yang nantinya mengarah pada suatu keadaan extra sensory perception (ESP). Suasana dibuat sedemikian rupa agar semua peserta yang ada di ruangan tersebut memasuki Alpha State, suatu fase dimana gelombang lambat di otak manusia, yang membuat seseorang mudah dipengaruhi dan diisi oleh berbagai hal oleh para instruktur. Metode yang cukup popular dikenal saat ini adalah BFR (blindfold reading). Sebagai informasi, di Rusia diperlukan waktu satu tahun bagi seorang siswa untuk mampu melakukan aksi blindfold. Di Jepang, sedikitnya perlu waktu tiga bulan untuk melakukannya. Ajaibnya di Indonesia suatu perusahaan pelatihan menyatakan hanya perlu waktu 12 jam untuk membuat anak-anak jenius! Aktivasi dianggap berhasil apabila mereka berhasil mengenali
berbagai macam benda dan halangan di sekitarnya dalam keadaan mata ditutup. Dengan demikian anak-anak tersebut akan mampu membaca, menggambar, menghitung, berlari dan menghindari semua rintangan tanpa menggunakan indera penglihatan mereka yaitu mata. Bahkan mereka berani menjanjikan, anak-anak akan memiliki kemampuan tembus pandang, menyusun kartu remi secara urut tanpa melihat, dapat membaca suatu dokumen rahasia di balik tembok, menghitung uang yang ada dalam dompet di saku baju seseorang, merangkum seluruh isi textbook dalam waktu singkat, memprediksi hal-hal buruk yang bakal terjadi esok, bahkan membaca pikiran orang-orang yang ada di sekelilingnya agar tak mudah tertipu. Hal itu bagi mereka dianggap sebagai talenta manusia baru di jaman modern ini, karena memiliki kecerdasan tersendiri (jenius) dengan kemampuan extra sensory perception (ESP), sehingga nantinya kita tak lagi tertarik menonton acara pertandingan sulap The Master. Pandangan di atas tentu tidak begitu saja dapat dibenarkan, karena secara medis kita bisa mengenali fungsi fisiologi seluruh organ dalam tubuh kita. Mengaktifkan dan menciptakan seseorang untuk memperoleh pengalaman extra sensory perception sudah jauh melenceng dari ranah medis fisiologis. Bahkan hal ini erat kaitannya dengan terjadinya berbagai gangguan mental pada manusia, yang salah satu gejalanya adalah mampu mendengar, melihat, merasakan dan membaca hal-hal yang tidak bisa didengar, dilihat, dirasakan dan dibaca oleh orang-orang sehat lainnya. Sebagai contoh pada kasus-kasus Skizofrenia pasien merasa yakin dengan kemampuannya membaca isi hati dan pikiran orang-orang lain di sekelilingnya, serta meyakini berbagai penglihatan dan pendengaran gaib yang bisa membuat orang lain berdiri bulu kuduknya. Sampai hari ini belum ada satupun publikasi yang menyatakan bahwa otak tengah dapat diaktifkan untuk meningkatkan kecerdasan manusia, apalagi meng-upgrade nya menjadi jenius. Musa A. Haxiu & Bryan K. Yamamoto (2002) membuat suatu penelitian midbrain pada 24 ekor musang jantan. Hasilnya aktivasi midbrain di daerah periaquaductal gray (PAG) ternyata justru mengakibatkan otot-otot polos pernafasan menjadi relaksasi, sehingga mengganggu pernafasan hewan-hewan tersebut. Ada beberapa tahapan yang harus dilewati oleh suatu lembaga yang memiliki ide penelitian sebelum dilemparkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan publik. Minimal telah melalui 10 tahun percobaan di laboratorium (in vivo), setelah lulus uji klinis, barulah diujikan
pada hewan-hewan percobaan dengan evaluasi sekitar 10 tahun. Pada tahap ketiga barulah diujikan pada para relawan (biasanya merekadibayar) dan kembali dilakukan evaluasi. Dengan demikian dibutuhkan waktu sekitar 30 tahun untuk membawa suatu metode baru yang aman dalam masyarakat. Menurut Peter D. Larsen, Sheng Zhong, dkk. (2001) ada beberapa hal yang berubah karena aktivasi midbrain, misalnya tekanan arteri utama (mean arterial pressure), aliran darah di ginjal (renal blood flow), aliran darah di daerah paha (femoral blood flow), persarafan daerah bawah jantung (Inferior cardiac), per-syaraf-an simpatis dan denyut jantung akan makin meningkat, sebaliknya tekanan darah justru turun, aktivitas persarafan di daerah tulang belakang juga turun. Peningkatan tekanan arteri, aliran darah ginjal dan paha tersebut bisa mencapai 328%. Yang terjadi pada anak-anak tersebut sebenarnya bukan JENIUS (memiliki IQ yang sangat tinggi atau di atas 140), melainkan latihan untuk suatu kewaspadaan (AWARENESS) terhadap apapun yang ada di sekeliling mereka. Kondisi semacam ini perlu kita cermati lebih baik, mengingat kondisi awareness yang berlebihan akan membuat seseorang mengalami berbagai gangguan jiwa, dari gejala yang ringan berupa Gangguan Cemas Menyeluruh, sampai tipe berat berupa Gangguan Paranoid. Itulah sebabnya orangtua diminta waspada dan berhati-hati sebelum mengirim anak-anak mereka ke suatu institusi yang menawarkan sanggup mengubah anak-anak menjadi jenius dalam waktu singkat. Orangtua perlu menghargai setiap talenta yang dimiliki anak-anaknya, karena pada dasarnya semua anak adalah cerdas. Suatu tantangan bagi para orangtua dan kita semua yang memiliki anak, mampukah kita menghasilkan anak-anak yang bukan sekedar CERDAS, tetapi juga BAIK dan BERMORAL? Cerdas bahkan genius saja belumlah cukup. Karena dengan kecerdasan saja tidak menjamin mereka membuat dunia ini menjadi lebih baik. Banyak orang-orang cerdas justru mencelakai orang lain, memanipulasi suatu keadaan demi keuntungan dirinya sendiri. Perlukah aktivasi otak tengah? Orangtua perlu menghargai setiap talenta yang dimiliki anak-anaknya, karena pada dasarnya semua anak adalah cerdas. Kecerdasan ini tidak bisa disamakan dengan IQ, karena saat ini kita telah mengenal delapan macam kecerdasan, yang dikenal sebagai multiple intelligence yang ada dalam diri manusia. Mereka yang tidak bisa matematika dan IQ nya rendah bukan berarti tidak cerdas, karena mungkin saja mereka memiliki kecerdasan inter personal yang baik. Suatu tantangan bagi para orangtua dan kita semua yang memiliki anak, mampukah kita menghasilkan anak-anak yang bukan sekedar CERDAS, tetapi juga BAIK dan BERMORAL? Cerdas bahkan genius saja belumlah cukup. Karena dengan kecerdasan saja tidak menjamin mereka membuat dunia ini menjadi lebih baik. Banyak orang-orang cerdas justru mencelakai orang lain, memanipulasi suatu keadaan demi keuntungan dirinya sendiri. Mengapa dalam waktu 12 jam pelatihan atau satu setengah hari saja anak-anak tersebut bisa berubah? Salah satunya adalah kenyataan bahwa anak-anak dengan perilaku bermasalah sebenarnya membutuhkan perhatian dari orangtua mereka. Dalam program pelatihan midbrain tersebut semua orangtua diharapkan memperhatikan anaknya, mau melatih kembali anak-anak tersebut di rumah, termasuk setelah latihan selesai. Yang terjadi di sini sebenarnya adalah anak-anak tersebut dilatih untuk peka terhadap berbagai bahaya dan rintangan yang ada di depan, serta ‘dipaksa untuk bersikap dan berperilaku lebih baik’ karena mereka telah diberikan teladan yang baik oleh orangtua dan orang-orang dewasa di sekelilingnya.
Kelebihan Aktivasi Otak tengah
Otak tengah (Mesencephalon), berfungsi sebagai jembatan penghubung antara otak kanan dan otak kiri, dan selain itu juga berfungsi sebagai keseimbangan. Otak tengah juga yang mendominasi perkembangan otak secara keseluruhan. Otak tengah dapat diaktifkan secara “manual” ataupun alami. Orang-orang yang otak tengahnya aktif secara alami biasanya disebut orang-orang dengan kemampuan luar biasa, misalnya tuna netra yang bisa melihat, dimungkinkan otak tengahnya aktif secara alami. Berikut beberapa keuntungan dari otak tengah yang aktif :
1. Meningkatkan Daya Ingat
Meningkatkan daya ingat dapat membuat seseorang mampu belajar banyak dalam tempo yang lebih singkat. Jika dia belajar dengan waktu yang sama dengan orang lain, dia akan mendapat lebih banyak.
Peningkatan daya ingat ini berhubungan langsung dengan semakin meluasnya jaringan pada sel otak seseorang.
2. Meningkatkan Kemampuan Mengasihi Orang Lain
Otak tengah yang telah diaktivasi dapat membuat keseimbangan hormon dalam tubuh seseorang menjadi lebih baik. Salah satu fungsi dari otak tengah adalah mengatur hormon.
Seseorang yang otak tengahnya tidak diaktifkan mempunyai keseimbangan emosi yang sangat baik dan mampu mengontrol emosinya dengan lebih baik.Namun, jika otak tengah seseorang telah diaktivasi, ia dapat mengontrol emosi dengan lebih baik. Seorang anak dengan otak tengah yang aktif akan mempunyai rasa mengasihi sesama dan menghormati orang tua lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.Otak tengah akan menyeimbangkan perkembangan otak kanan dan otak kiri. Keseimbangan ini akan menyebabkan rasa senang dalam emosi seseorang. Seseorang dengan emosi positif akan dapat menerima pelajaran dengan lebih baik. Sifat dari orang dengan otak yang seimbang akan menjadi penuh kasih dan lebih memerhatikan orang lain.
3.Meningkatkan Kemampuan Inovasi dan Kreativitas
Inovatif adalah mampu menemukan dan menciptakan hal-hal baru. Jadi bukan suatu peniruan dari yang sudah ada. Kemampuan inovasi dan kreativitas yang tinggi dapat dipergunakan untuk menghasilkan produk yang baru. Hal ini juga dapat dipergunakan untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang baru. Seseorang dengan kapasitas intelektual yang tinggi belum tentu mempunyai daya inovasi dan kreativitas yang tinggi.
4. Meningkatkan Konsentrasi
Meningkatnya konsentrasi dapat meningkatkan aya tangkap sseorang. Setelah otak tengahnya diaktivasi, dia bisa lebih baik menangkap hal-hal yang rumit dan lebih mudah mengerti atau memahami sesuatu.otak tengah adalah pabrik dopamine terbesar di otak. Dopamine digunakan sebagai zat untuk mengantarkan sinyal antarneuron (neurotransmitter). Kekurangan dopamine akan menyebabkan berkurangnya daya ingat, daya tangkap, dan konsentrasi. Otak tengah yang aktif akan menyuplai kebutuhan dopamine otak dengan jumlah yang cukup.
5. Meningkatkan Kemampuan Fisik dalam Berolahraga
Tidak sedikit kesaksian anak-anak yang meningkat rekor olahraganya setelah otak tengah mereka diaktivasi. Mereka mampu mengontrol tubuh dengan lebih baik, anak-anak tersebut menjadi lebih berbakat daripada sebelumnya.
Otak tengah adalah bagian otak yang mengatur gerakan tubuh. Banyak anak merasakan peningkatan dalam pengontrolan gerakan tubuh, terutama ketika berolahraga yang membutuhkan ketelitian tinggi. Manfaatnya bukan hanya dirasakan oleh anak yang senang berolahraga, tetapi juga oleh anak-anak yang senang dengan tarian dan gerakan tubuh lainnya.
6. Meningkatkan Keseimbangan Otak Kanan dan Kiri
Keuntungan yang paling terasa pada anak-anak yang telah diaktivasi otak tengahnya adalah otak kanan dan kirinya semakin seimbang. Keseimbangan ini akan membuat anak tersebut lebih mudah berhubungan dengan orang lain.
1. Meningkatkan Daya Ingat
Meningkatkan daya ingat dapat membuat seseorang mampu belajar banyak dalam tempo yang lebih singkat. Jika dia belajar dengan waktu yang sama dengan orang lain, dia akan mendapat lebih banyak.
Peningkatan daya ingat ini berhubungan langsung dengan semakin meluasnya jaringan pada sel otak seseorang.
2. Meningkatkan Kemampuan Mengasihi Orang Lain
Otak tengah yang telah diaktivasi dapat membuat keseimbangan hormon dalam tubuh seseorang menjadi lebih baik. Salah satu fungsi dari otak tengah adalah mengatur hormon.
Seseorang yang otak tengahnya tidak diaktifkan mempunyai keseimbangan emosi yang sangat baik dan mampu mengontrol emosinya dengan lebih baik.Namun, jika otak tengah seseorang telah diaktivasi, ia dapat mengontrol emosi dengan lebih baik. Seorang anak dengan otak tengah yang aktif akan mempunyai rasa mengasihi sesama dan menghormati orang tua lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.Otak tengah akan menyeimbangkan perkembangan otak kanan dan otak kiri. Keseimbangan ini akan menyebabkan rasa senang dalam emosi seseorang. Seseorang dengan emosi positif akan dapat menerima pelajaran dengan lebih baik. Sifat dari orang dengan otak yang seimbang akan menjadi penuh kasih dan lebih memerhatikan orang lain.
3.Meningkatkan Kemampuan Inovasi dan Kreativitas
Inovatif adalah mampu menemukan dan menciptakan hal-hal baru. Jadi bukan suatu peniruan dari yang sudah ada. Kemampuan inovasi dan kreativitas yang tinggi dapat dipergunakan untuk menghasilkan produk yang baru. Hal ini juga dapat dipergunakan untuk mencari alternatif pemecahan masalah yang baru. Seseorang dengan kapasitas intelektual yang tinggi belum tentu mempunyai daya inovasi dan kreativitas yang tinggi.
4. Meningkatkan Konsentrasi
Meningkatnya konsentrasi dapat meningkatkan aya tangkap sseorang. Setelah otak tengahnya diaktivasi, dia bisa lebih baik menangkap hal-hal yang rumit dan lebih mudah mengerti atau memahami sesuatu.otak tengah adalah pabrik dopamine terbesar di otak. Dopamine digunakan sebagai zat untuk mengantarkan sinyal antarneuron (neurotransmitter). Kekurangan dopamine akan menyebabkan berkurangnya daya ingat, daya tangkap, dan konsentrasi. Otak tengah yang aktif akan menyuplai kebutuhan dopamine otak dengan jumlah yang cukup.
5. Meningkatkan Kemampuan Fisik dalam Berolahraga
Tidak sedikit kesaksian anak-anak yang meningkat rekor olahraganya setelah otak tengah mereka diaktivasi. Mereka mampu mengontrol tubuh dengan lebih baik, anak-anak tersebut menjadi lebih berbakat daripada sebelumnya.
Otak tengah adalah bagian otak yang mengatur gerakan tubuh. Banyak anak merasakan peningkatan dalam pengontrolan gerakan tubuh, terutama ketika berolahraga yang membutuhkan ketelitian tinggi. Manfaatnya bukan hanya dirasakan oleh anak yang senang berolahraga, tetapi juga oleh anak-anak yang senang dengan tarian dan gerakan tubuh lainnya.
6. Meningkatkan Keseimbangan Otak Kanan dan Kiri
Keuntungan yang paling terasa pada anak-anak yang telah diaktivasi otak tengahnya adalah otak kanan dan kirinya semakin seimbang. Keseimbangan ini akan membuat anak tersebut lebih mudah berhubungan dengan orang lain.
Langganan:
Postingan (Atom)