Jeli melihat peluang bisnis terbukti mampu mengubah nasib dan taraf hidup seseorang, asalkan dia mau berusaha dan tekun bekerja.
Berbekal kejelian dan kreativitas, seseorang bisa mengubah nasibnya menjadi lebih baik dan berhasil meningkatkan taraf kehidupan perekonomian keluarganya dari pendapatan berwirausaha.
Hal inilah yang terjadi pada Antonius Kusmadi, mantan office boy di Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta yang kini berubah menjadi seorang pengusaha di bidang replika pesawat karena jelinya melihat peluang bisnis di depan mata.
"Selama bertahun-tahun berhadapan dengan pesawat sungguhan, kepikiran untuk mencoba membuatnya dalam bentuk replika," ujar pria tamatan SMA yang sebelumnya pernah memiliki usaha patung-patung Kristiani sejak 1987, tetapi akhirnya gulung tikar.
Apalagi sebagai karyawan lepas museum dirgantara, Kusmadi memiliki hubungan baik dengan beberapa pilot dan teknisi pesawat yang selalu memberikan informasi mengenai jenis dan model pesawat.
Dari sekadar ide, dia memulai cara dengan mencari informasi tentang jenis bahan dan cara membuat serta merakit pesawat. Termasuk informasi bahan dan ukuran juga didapatnya dari para pilot dan teknisi yang kerap mampir ke museum.
Dari coba-coba membuat satu badan pesawat, hasil karyanya itu ternyata mendapat pujian dari banyak pihak di kalangan museum.
Hingga akhirnya dia mulai membuat beberapa buah replika pesawat yang dipajang secara cuma-cuma di museum dirgantara, untuk sekadar pamer kemampuan.
Tanpa disangka, Kasau Marsekal TNI (Pur) Rilo Pambudi yang menjabat pada periode 1993-1996, kala itu melantik para taruna TNI-AU dan bertandang ke Museum Dirgantara Mandala Yogyakarta.
Melihat hasil buah karya Kusmadi, Rilo tertarik dan memberinya pekerjaan baru, membuat replika pesawat F16 dalam ukuran 1,5 meter yang akan dibawanya ke Mabes TNI-AU di Jakarta.
Sebagai gantinya, pria yang akhirnya lebih berkonsentrasi dengan usaha membuat replika pesawat ini mendapat katalog dari Mabes TNI-AU berupa model, gambar, dan ukuran semua jenis pesawat dari seluruh dunia.
Tidak hanya sampai di situ, Kusmadi juga mendapat proyek membuat replika pesawat untuk para lulusan TNI-AU semua angkatan dan sesuai dengan kemampuan uji kelulusannya. Sejak 1995 proyek ini berjalan.
Jika dihitung-hitung, setidaknya rata-rata 500 replika pesawat diproduksi Kusmadi yang dipasok setiap bulannya ke Mabes TNI-AU untuk disebarkan ke setiap pangkalan TNI-AU di seluruh Indonesia.
Kini dia tidak hanya membuat replika pesawat untuk Mabes TNI-AU, tetapi beberapa tahun belakangan usaha yang kini berada di bawah bendera perusahaan bernama Otong Fiber ini mulai dikomersialkan.
Otong Fiber mulai memproduksi replika aneka jenis pesawat yang dijual hingga ke kota besar seperti Jakarta, Medan, Ujung Pandang, Pekanbaru, dan beberapa kota di Kalimantan.
Replika pesawatnya ini dijual dengan rata-rata harga mulai dari Rp25.000 hingga Rp1,5 juta, dengan variasi ukuran replika pesawat dari panjang 10 sentimeter hingga 1,5 meter.
Dengan dibantu oleh 14 karyawan, Kusmadi memproduksi replika pesawat yang berlokasi di kawasan Desa Malang, Caturharjo, Sleman, Yogyakarta.
Mengenai proses menciptakan ide dan sketsa replika pesawat, dia tidak pernah lepas berhubungan dengan para teknisi pesawat dan pilot yang kini sudah menjadi kawan-kawannya.
Tidak terasa, 16 tahun sudah bisnis ini berjalan yang tentu saja mengubah nasib dan keluarganya. Dari seorang office boy, kini Kusmadi menjadi sosok pengusaha replika pesawat yang sukses.
Di rumahnya dia selalu menuangkan ide-idenya untuk selalu menciptakan aneka jenis pesawat sesuai dengan perkembangan zaman. Bahkan proses membuat sketsa, menghitung besaran dan ukuran, serta tahap finishing masih dikerjakannya sendiri.
Termasuk memilih bahan mentah fiber dan kerangka badan pesawat lainnya, dia sangat selektif dalam memilih pemasok yang berkualitas dan sesuai dengan standarnya.
"Saya selalu ingin menjaga kualitas replika pesawat buatan saya. Apalagi semuanya dikerjakan secara manual. Jadi saya masih ikut campur dalam proses produksinya," ujar pria 49 tahun ini.
Kualitas dan kreasi Kusmadi yang selalu terjaga inilah, membuat produk Otong Fiber tidak pernah sepi pasar. Bahkan, semakin hari usahanya ini semakin banyak dicari orang.
"Ini seakan jadi berkat saya, karena dari sini bisnis bisa berjalan hingga saat ini masih bisa bertahan," ujar bapak tiga anak ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar