Kamis, 25 November 2010

Perkembangan Motorik Halus dan Kasar

Bab 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Agar si kecil bisa mencapai dan melewati perkembangannya dengan normal,
perlu diberikan stimulasi yang tepat sesuai usianya.Idealnya, perkembangan motorik kasar dan halus si kecil akan diamati setiap
berkunjung ke dokter spesialis anak dengan melakukan beberapa tes; apakah
anak sudah bisa melakukan suatu gerakan A, misal. Dengan begitu, ketika ada
keterlambatan, dokter langsung dapat mengintervensi dan memberi saran pada
orang tua.
 
Bab 2
PEMBAHASAN
Berikutnya, perkembangan anak usia 1 tahun 5 bulan hampir sama dengan anak usia 1 tahun 6 bulan, yaitu anak harus sudah bisa berjalan dengan 
baik dan berjalan mundur. Yang patut diwaspadai berbeda, di usia 1 tahun 

5 bulan, bila si kecil belum dapat berlari masih dianggap normal. Namun 

ketika menginjak 1 tahun 6 bulan masih juga belum bisa berlari, maka 

perkembangannya dinyatakan terlambat. Soalnya, 75-90 persen anak usia 

itu sudah bisa berlari. Lain hal bila belum bisa berjalan naik tangga 

atau menendang bola overhead, masih dianggap normal

 

Kemampuan anak 1 tahun 7 bulan masih mirip dengan usia 1 tahun 6 bulan. 

Anak harus sudah berjalan mundur, berjalan dengan baik, dan dapat 

berdiri kembali dari posisi membungkuk. Bila semua itu belum bisa, maka 

perkembangannya terlambat. Juga hati-hati kalau anak belum bisa berlari 

dan berjalan menaiki tangga di usia 1 tahun 8 bulan karena 95 persen 

anak sudah bisa.

 

Menurut Ika, ketidakmampuan ini sering berkaitan dengan pola asuh yang 

terlalu overprotective dari orang tua. Misal, karena bentuk tangga yang 

curam membuat orang tua melarang si kecil naik-turun tangga. Belum lagi 

kerapnya orang tua melarang dengan cara menakut-nakuti, "Awas, lo, Dek, 

kalau naik tangga, Adek nanti bisa jatuh !" Akhirnya anak tak punya 

keberanian hingga ia pun tak punya pengalaman dan keterampilan untuk 

berjalan menaiki tangga. "Sebaiknya beri kesempatan pada anak. Tentu 

dengan cara mendampinginya. Kalau tidak, kapan anak terampil?"

 

Selanjutnya, di usia 1 tahun 9 bulan, perkembangan anak dinyatakan 

terlambat bila belum dapat lari, berjalan dengan baik dan berjalan 

mundur. "Biasanya orang tua jarang menyuruh anak untuk berjalan mundur. 

Tapi untuk mengetahui perkembangannya, coba lakukan tes itu sekarang 

juga," bilang Ika.

 

Perkembangan anak hingga usia 1 tahun 10 bulan dan 2 tahun belum berbeda 

jauh dengan sebelumnya. Hanya di usia ini, bila anak belum bisa berjalan 

menaiki tangga, sudah dianggap telat. Jadi ketika di mal, bilang Ika, 

anak 1 tahun 10 bulan sebenarnya sudah bisa naik tangga sendiri. "Tapi 

yang dimaksud bukan tangga berjalan, lo."

 

Yang patut diwaspadai, bila anak usia ini, terutama anak laki-laki, 

belum bisa menendang bola. Tapi jangan khawatir bila ia belum bisa 

melompat atau melempar bola overhead karena masih dianggap normal.

 

NAIK TANGGA

 

Setelah menginjak usia 2 tahun, Denver melihat perkembangan anak tiap 3 

bulan sekali. Dari usia 2 tahun, 2 tahun 3 bulan hingga usia 2 tahun 6 

bulan, anak mestinya sudah bisa menendang bola ke depan, naik tangga dan 

berlari. Orang tua perlu waspada bila anak belum bisa melompat ke atas 

dan melempar bola overhead. Beberapa anak malah bisa melompat lebar dan 

berdiri di atas satu kaki selama satu detik.

 

Itu sebab, jika di usia 2 tahun 9 bulan, si kecil belum bisa berjalan 

naik tangga, melompat ke atas dan belum bisa melempar bola overhead, 

maka perkembangan motorik kasarnya dikatakan terlambat. Tak demikian 

halnya bila ia belum bisa melompat lebar dan berdiri di kaki satu selama 

3 detik, masih dalam batas normal, kok! Beberapa anak akan bisa 

melakukan, bila diminta berdiri di atas satu kaki selama 3 detik. Bilang 

saja, "Ayo, Dek, berdiri kayak bangau!"

 

Nah, perkembangan anak ini hampir sama saja dengan anak usia 3 tahun. 

Hanya hati-hati kalau ia belum bisa berdiri di atas satu kaki selama 1 

detik.
 
 
BAb 3
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
Tes yang umum dilakukan untuk memantau perkembangan motorik adalah tes
Denver. Tes ini membagi perkembangan anak jadi empat, yaitu perkembangan
personal sosial, perkembangan bahasa, serta perkembangan motorik kasar dan
motorik halus adaptif. Perkembangan bayi akan diamati setiap 1 bulan sekali.
Sedangkan balita, atau tepatnya setelah anak menginjak usia 2 tahun ke atas,
cukup 3 bulan sekali.
 
Tes denver ini, semacam checklist untuk mempermudah pemantauan akan perkembangan anak.
"Kalau misalnya anak terlambat, kita harus tahu pasti, bagian mana yang
terlambat. Apakah perkembangan motorik halus, motorik kasar, bahasa atau
personal sosialnya." Bila sudah diketahui, misal, "O, anak ini hanya
perkembangan motoriknya saja yang terganggu, yang lain sesuai." Maka
terapinya akan ditekankan ke situ.
Namun, jangan buru-buru menganggap si kecil mengalami kelainan, karena siapa
tahu yang jadi penyebab justru kurangnya stimulasi. Itu sebab, bila terjadi
keterlambatan, kita harus tahu persis penyebabnya. "Tak heran seorang
psikolog akan bertanya bagaimana pola pengasuhan orang tua terhadap anaknya.
Bukan tak mungkin orang tua yang overprotective akan membuat anak sulit
berkembang. Kalau ini masalahnya, jelas orang tuanya yang perlu diterapi.
Harus di beri penjelasan tentang dan cara-cara melakukan stimulasi pada
anak."
Tapi kalau semua perkembangan anak terlambat, dari perkembangan bahasa,
personal sosial, motorik kasar dan halusnya, maka anak dinyatakan mengalami
retardasi mental/keterbelakangan mental. Misal, anak usia 3 tahun namun
kemampuan motorik halus, kasar, termasuk berbahasa dan sosialnya, masih
setara dengan anak usia 1 tahun 8 bulan.
Yang jelas, bila masalahnya berhubungan dengan motorik kasar, anak akan
menjalani fisioterapi. Sedangkan jika masalahnya pada motorik halus, ia akan
menjalani terapi okupasi. Untuk keterlambatan bahasa, tentu anak akan
menjalani terapi wicara, dan sebagainya.
 
Nah, seperti apa perkembangan motorik kasar dan halus si batita? Yuk, kita,
simak bersama di bawah ini, merunut tes Denver yang sudah dimodifikasi.
Selanjutnya, amati apakah perkembangan si kecil sudah sesuai. Jangan lupa,
beri stimulus agar ia bisa mencapai tahap-tahap perkembangan yang harus
dilaluinya. Tentunya dilakukan sambil bermain.
 
sumber: http://www.mail-archive.com/idakrisnashow@yahoogroups.com/msg17699.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar