Jumat, 26 Oktober 2012
Artificial Intelligence (Kecerdasan Buatan)
Nama: Alfalah Difa Nawi
kelas: 4PA05
NPM: 12509191
A. Sejarah Artificial Intelligence
Kecerdasan buatan didefinisikan sebagai suatu kecerdasan entitas ilmiah. Sistem seperti ini umumnya dianggap komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf tiruan, dan robotika. Kecerdasan buatan adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan berhubungan dengan pemanfaatan mesin untuk memecahkan persoalan yang rumit dengan cara yang lebih manusiawi. Hal ini biasanya dilakukan mengikuti/mencontoh karakteristik dan analogi berpikir dari kecerdasan/intelegensia manusia, dan menerapkannya sebagai algoritma yang dikenal oleh komputer.
- Pada awal abad 17, Rene Decartes mengemukakan bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit.
- Blaise Pascal menciptkan mesin penghitung digital mekanis petama pada 1642
- Pada abad ke 19 Charles Babage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin mekanis yang dapat diprogram
- Pada 1943 Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan “Kalkulus Logis Gagasan yang tetap ada dalam Aktifitas” yang meletakkan pondasi untuk jaringan syaraf.
- Tahun 1959, Nathaniel Rochester dari IBM dan para mahasiswanya mengeluarkan program AI yaitu geometry theorm prover. Program ini dapat membuktikan suatu teorema menggunakan axioma-axioma yang ada.
Latar Belakang Artificial Intelligence
Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan inovasi baru di bidang ilmu pengetahuan. Mulai ada sejak muncul komputer modern, yakni pada 1940 dan 1950. Ini kemampuan mesin elektronika baru menyimpan sejumlah besar info, juga memproses dengan kecepatan sangat tinggi menandingi kemampuan manusia.
Kecerdasan buatan mungkin satu dari perkembangan yang paling besar di abad ini. Hal ini akan mempengaruhi kehidupan negara-negara yang memainkan peranan penting dalam perkembangan kecerdasan buatan, yang kemudian muncul sebagai Negara-negara adikuasa.
Artificial Intellegence dapat dipandang dalam berbagai perspektif:
a. Perpesktif Kecerdasan: AI adalah bagaimana membuat mesin yang cerdas dan dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya dapat dilakukan oleh manusia.
b.Perspektif Bisnis: AI adalah sekelompok alat bantu (tools)yang berdaya guna dan metodologi yang menggunakan tool-tool tersebut guna menyelesaikan masalah-masalah bisnis.
c. Perspektif pemrograman (programming): AI termasuk didalamnya adalah studi tentang pemrograman simbolik pemecahan masalah, proses pencarian.
Tujuan Artificial Intelligence:
- Untuk mengembangkan metode dan sistem untuk menyelesaikan masalah, masalah yang biasa diselesaikan melalui aktifitas intelektual manusia. Misalnya, pengolahan citra, perencanaan, peramalan dan lain-lain, meningkatkan kinerja sistem informasi yang berbasis komputer.
- Untuk meningkatkan pengertian/pemahaman kita pada bagaimana otak manusia bekerja.
Macam-macam Artificial Intelligence:
a. Jaringan Syaraf Buatan (Artificial Neural Networks)
Merupakan sekelompok jaringan syaraf (neuron) buatan yang menggunakan model matematis atau komputasi untuk pemrosesan informasi berdasarkan pendekatan terhubung pada komputasi. Pada kebanyakan kasus, JST merupakan sistem maladaptif yang merubah strukturnya berdasarkan informasi eksternal maupun internal yang mengalir melalui jaringan tersebut.
b. Logika Fuzzy
c.Algoritma Genetik (Genetic Alghorithms)
Algoritma genetik biasanya digunakan dibidang kedokteran, misalnya untuk menganalisa DNA.
d. Robotika (Robotics)
Artificial Intelligence ini banyak digunakan di pabrik. Biasanya dibuat untuk melakukan kegiatan otomatisasi, misal dalam PLC (Programmable Logic Control).
e. Permainan komputer (Games)
Artificial Intelligence ini yang paling disukai oleh anak-anak, misal untuk memainkan game Age Of Mythology atau Counter Strike.
B. Sistem Pakar (Expert System)
Sistem pakar adalah suatu program komputer yang mengandung pengetahuan dari satu atau lebih pakar manusia mengenai suatu bidang spesifik. Jenis program ini pertama kali dikembangkan oleh periset kecerdasan buatan pada dasawarsa 1960 dan 1970 dan diterapkan secara komersil selama 1980. Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis matematis dari masalah tersebut. Sistem pakar berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasanya dilakukan para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja para ahli.
Contoh Sistem Pakar:
- MYCIN: Diagnosa Penyakit
- Dendral: Mengidentifikasi struktur molekular campuran yang tak dikenal
- XCON dan XSEL: membantu konfigurasi sistem komputer besar.
- Sophie: Analisis sirkit elektronik
- Prospector: digunakan didalam geologi untuk membantu mencari dan menemukan deposit.
- Folio: Membantu memberikan keputusan bagi seorang manajer dalam hal stok broker dan investasi.
- Delta: Pemelihara lokomotif distrik disel.
Struktur Sistem Pakar
Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment) (Turban, 1955). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.
Beberapa Program Artificial Intelligence
a. Logic Theorist
Adalah program yang mampu membuktikan beberapa teorema yang terdapat pada bab pertama Principia Matematica karya Whitehead dan Russel.
b. Eliza
Di program oleh Joseph Weinzenbaum (1967). Program ini mampu melakukan terapi bagi pasein dengan memberikan beberapa pertanyaan.
c. Parry
Adalah sistem pakar yang juga paling awal dikembangkan di Stamford University oleh seorang Psikiater, Kenneth Colby, yang mensimulasikan seseorang paranoid.
d. Nettalk
Program ini jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada jarring neuron sehingga dinamakan nettalk. Program ini dikembangkan oleh sejnowki disekolah medis Harvard dan Rosenberg di Princeton University. Dalam program ini nettalk membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras.
C. Persamaan dan Perbedaan antara Sistem Pakar dan Kecerdasan Buatan
Sistem pakar termasuk ke dalam bagian dari Artificial Intelligence atau kecerdasan buatan. Persamaannya adalah sama-sama mempunyai tujuan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam suatu penyelesaian masalah dan perbedaan nya adalah kalau sistem pakar mengacu kepada si perancang itu sendiri sebagai objek dalam menyiapkan suatu sistem guna mendapatkan hasil yang maksimal sedangkan kecerdasan buatan mengacu kepada jalur atau langkah yang sebagian besar berorientasi kepada hardware guna mencapai hasil yang maksimal.
REFERENSI:
http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan
http://rehulina.wordpress.com/2009/08/05/pengertian-kecerdasan-buatan/
http://stepia.wordpress.com/2009/08/09/sejarah-kecerdasan-buatan/
http://vandredi-blog.blogspot.com/2010/11/sejarah-kecerdasan-buatan.html
http://hujan-hitam.blogspot.com/2010/11/sejarah-kecerdasan-buatan.html
http://call-lonk.blogspot.com/2010/12/sejarah-kecerdasan-buatan.html
http://wine-homework.blogspot.com/2010/03/kecerdasan-buatan-dan-manfaat-latar.html
http://www.scribd.com/doc/12939167/La-Definisi-Kecerdasan-Buatan
http://stepia.wordpress.com/2009/08/09/macam%E2%80%93macam-kecerdasan-buatan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pakar
http://blog.uin-malang.ac.id/asma/category/kecerdasan-buatan/
http://gaptechnology.wordpress.com/2010/03/23/struktur-sistem-pakar/
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/jelaskan-pemgertian-sistem-informasi-berbasis-komputer-dengan-contoh-sistem-pakar/
http://www.gudangmateri.com/2010/04/aplikasi-bidang-kecerdasan-buatan.html
http://ayoraihprestasi.blogspot.com/2012/09/kecerdasan-buatan-artificial.html
http://www.scribd.com/doc/101538505/Makalah-Sistem-Pakar-1
http://blogsyurika.blogspot.com/2012/10/sistem-informasi-psikologi-5-kognisi.html
http://muhtarul12.blogspot.com/2010/02/sistem-pakar-dan-kecerdasan-buatan.html
Kamis, 18 Oktober 2012
Data Penyimpanan SASD & DASD
Nama: Alfalah Difa Nawi
Kelas: 4PA05
NPM: 12509191
Database adalah penyatuan beberapa jumlah aplikasi yang dapat memproses data secara umum atau penyatuan beberapa jumlah store yang disimpan dalam magnetic disk, dan media penyimpanan sekunder lainnya. Database merupakan salah satu komponen yang paling penting dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi para pemakai. Kesimpulannya dari database adalah kumpulan file/table yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronik. Dalam penjelasan database terdapat pula hirarki data yang gunanya adalah untuk mempermudah penjelasan tentang database tersebut. Hirarki data adalah sebuah gambaran berbentuk seperti tree atau flowchart yang digunakan untuk penjelasan penggabungan elemen-elemen dari tingkat sebelumnya ke tingkat setelahnya atau jalannya suatu program yang telah diolah didalam database. Hirarki data berdasarkan tingkat kompleksitas nilai data, tingkatan data dapat disusun kedalam sebuah hirarki, mulai dari yang paling sederhana hingga yang paling kompleks. Pemrosesan basis data sebagai perangkat andalan sangat diperlukan oleh berbagai institusi dan perusahaan. Dalam pengembangan sistem informasi diperlukan basis data sebagai media penyimpanan data. Kehadiran basis data dapat meningkatkan daya saing perusahaan tersebut. Penyimpanan data sekunder pada database terdapat 2 macam yaitu, SASD (Penyimpanan berurutan) dan DASD (Penyimpanan akses secara langsung). SASD adalah penyimpanan berurutan (sequential) adalah media penyimpanan untuk mengisikan catatan yang diatur dalam susunan tertentu. Catatan pertama harus diproses pertama kali, catatan kedua diproses pada urutan yang kedua dan seterusnya sampai file penuh. Sedangkan DASD adalah (Direct Access Storage Device) merupakan jenis memori eksternal yang mempunyai akses langsung terhadap data. Contohnya seperti magnetik (floopy disk, hard disk), removable hard disk, (Zip disk, flash disk) dan optical disk. Penyimpanan akses langsung suatu penyimpanan yang memungkinkan mekanisme bacaan atau tulisan dapat diarahkan ke record tertentu tanpa pencarian secara urutan. DASD memiliki mekanisme membaca dan menulis yang dapat diarahkan kelokasi manapun dalam medium penyimpanan.
1. Pemrosesan Online
Pengolahan transaksi satu persatu, saat terjadinya transaksi karena pengolahan online berorientasi transaksi. Pengolahan online dikembangkan untuk mengatasi masalah file yang ketinggalan jaman.
2. Sistem Real Time
Sistem yang mengendalikan sistem fisik, dimana sistem ini mengharuskan komputer berespon cepat pada sistem fisik. Bisa juga sebagai mekanisme pengontrolan , perekaman data, pemrosesan secara cepat sehingga output yang dihasilkan dapat diterima dalam waktu yang relative sama. Sistem ini merupakan bentuk khusus dari sitem on-line yang diperluas kemampuannya dengan menggunakan sumber daya konseptual untuk menentukan operasi dari sistem fisik tersebut.
3. Pemrosesan Batch
Tujuan dari sistem ini adalah memperbarui tiga file master, persedian, piutang, dan analisis penjualan. Perusahaan biasanya memperbarui file batch mereka secara harian, yang disebut sikulus harian. Adanya periode waktu antara satu pengolahan dengan pengolahan berikutnya. Dua keunggulan pemrosesan Batch, adalah:
a. Organisasi meningkatkan efisien dengan bersama-sama mengelompokkan sejumlah besar transaksi kedalam kelompok daripada memproses setiap peristiwa secara terpisah.
b. Memberikan sarana kontrol atas pemrosesan transaksi, keakuratan proses tersebut dapat dibentuk dengan secara periodik merekonsiliasi kelompok transaksi dengan angka kontrol.
Sumber:
http://aronsaragih.blogspot.com/2010/12/sasd-penyimpanan-berurutan-dasd.html
http://blogsyurika.blogspot.com/2012/10/sistem-informasi-psikologi-4-sasd-dasd.html
http://dede-cyber.blogspot.com/2012/03/pengertian-database.html
http://zaidarrosyid.blogspot.com/2011/11/database.html
http://nandagunadarmablogspotcom.blogspot.com/2011/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x_04.html
http://akbarivai.blogspot.com/2012/10/database.html
http://inspirasilutfi.blogspot.com/2011/11/database_17.html
http://ajisasuke123.blogspot.com/2012/10/bab-6-database.html
http://ajimasridwan.wordpress.com/2011/11/24/database/
http://mayahapsari.wordpress.com/2011/10/18/database/
http://ratulangayam.blogspot.com/2011/11/database.html
http://adeirmasuryani.wordpress.com/2012/10/18/data-dan-media-penyimpanan-data-2/
http://whoamiblogs.blogspot.com/2012/09/sip-4-data-database.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/01/data-base-5/
http://fromzeroo.blogspot.com/2011/10/database.html
Jumat, 12 Oktober 2012
Evolusi Computer Based Information System
ALFALAH DIFA NAWI
4 PA 05
12509191
Sistem informasi berbasis komputer atau computer based information system (CBIS) merupakan sistem pengolahan suatu data menjadi sebuah informasi yang berkualitas dan dapat dipergunakan sebagai alat bantu yang mendukung pengambilan keputusan, kordinasi, dan kendali serta visualisasi dan analisis. Beberapa istilah yang terkait dengan CBIS antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem informasi, dan basis komputer. Dalam beberapa hal tiap subsistem Computer Based Information System (CBIS) identik dengan organisme hidup yang lahir, tumbuh, matang, berfungsi, dan mati. Proses evolusi tersebut dinamakan siklus hidup sistem (system life cycle – SLC). Pengembangan Computer Based Information System (CBIS) mengikuti system life cycle, yang terdiri dari siklus hidup suatu sistem bisa berlangsung beberapa bulan ataupun beberapa tahun. Penentu lama dan yang bertanggung jawab atas SLC berulang ialah pemakai Computer Based Information System (CBIS). Sistem informasi berbasis komputer mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem pembangkit informasi yang berkualitas, tepat, cepat, dan akurat sesuai dengan manajemen yang membutuhkannya. Secara teori, sebuah penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya. Tetapi pada prakteknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat kompleks itu dapat berjalan dengan baik jika tanpa adanya komputer. Sistem informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya selalu berhubungan dengan istilah “computer based” atau pengolahan informasi yang berbasis pada komputer. Seiring berkembangnya CBIS, manajer merencanakan siklus hidup dan mengatur para spesialis informasi yang terlibat. Setelah penerapan, manajer mengendalikan CBIS untuk memastikan bahwa sistem tersebut menyediakan dukungan yang diharapkan. Tanggung jawab keseluruhanmanajer dan dukungan tahap demi tahap yang diberikan oleh spesialis. Ketika manajer memilih untuk memanfaatkan dukungan para spesialis informasi, kedua belah pihak bekerjasama untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah, mengidentifikasi dan mengevaluasi solusi alternatif, memilih solusi terbaik, merakit perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai, membuat basis data, dan menjaga kemutakhiran sistem.
a. Data adalah sebuah objek yang dapat menjadi informasi.
b. Informasi adalah kumpulan dari data yang penting bagi yang memerlukannya.
c. Sistem adalah beberapa komponen yang saling terkait satu dengan yang lainnya.
d. Sistem informasi adalah suatu sistem yang mengolah sebuah sistem informasi yang didapat sehingga menjadi suatu yang berguna.
e. Basis komputer adalah komputer yang mempunyai peranan penting didalamnya dalam memecahkan masalah yang ada.
CBIS berkembang mengikuti siklus hidup sistem yang terdiri dari:
- Tahap Perencanaan
- Tahap Analisis
- Tahap Rancangan
- Tahap Penerapan
- Tahap Penggunaan
CBIS dapat berkembang dengan faktor-faktor yang ada dibawah ini:
- Sumber Daya Manusia
- Perangkat Keras (hardware)
- Perangkat Lunak (Software)
- Jaringan Komunikasi (Communication Network)
- Prosedur dan Kebijakan (Policy and Procedures).
Dasar perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer:
a. Siklus Hidup Sistem
Kita dapat mendefenisikan siklus hidup sistem sebagai proses evolusi yang terjadi dalam pengimplementasikan sistem atau subsistem informasi berdasarkan komputer. Istilah SLC biasanya juga digunakan yaitu SLDC yang merupakan kepanjangan dari system development life cycle.
b. Dasar Perencanaan CBIS
Implementasi CBIS atau subsistem utama merupakan aktivitas yang berskala luas yang melibatkan orang dan fasilitas yang banyak, uang dan peralatan dalam jumlah besar dan waktu yang panjang. Proyek CBIS membutuhkan sumber yang banyak seperti pengembangan produk baru atau pembangunan gedung baru.
Siklus Hidup Sistem:
• Fase Perencanaan
Menunjukkan setiap langkah yang harus dilakukan dan mengidentifikasi tanggung jawab manajer dan spesialis informasi dalam hal ini adalah analisis sistem.
• Fase Analisis dan Desain
Bila perencanaan telah dilakukan dan mekanisme pengontrolan telah ditetapkan lalu dilanjutkan ke fase analisis dan desain. Fase ini untuk menganalisis setiap proyek yang kita buat.
• Fase Implementasi
Pada point ini, desain berada pada kertas. Ia merupakan model dari sistem yang direncanakan.
• Fase Operasi
Segera sesudah operasi penggantian yaitu jika sistem baru sudah terpasang maka dilakukanlah post implementation review untuk mengevaluasi sejauh mana sistem tersebut memenuhi kriteria penampilan.
Manfaat Perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer, sebagai berikut:
a. Memberikan dasar pengontrolan,
b. Mendefinisikan lingkup proyek,
c. Mengatur urutan tugas,
d. Mengetahui bidang masalah yang potensial.
Evolusi CBIS:
1. Fokus Awal pada Data
Selama paruh pertama abad 20, perusahaan pada umumnya mengabaikan kebutuhan informasi pada manajer. Pada fase ini penggunaan komputer hanya terbatas pada aplikasi akuntansi.
2. Fokus baru pada informasi
Tahun 1964 diperkenalkan satu generasi baru alat penghitung yang mempengaruhi cara penggunaan komputer. Konsep penggunaan komputer sebagai SIM dipromosikan oleh pembuat komputer untuk mendukung peralatan baru tersebut.
3. Fokus revisi pada pendukung keputusan
Sistem pendukung keputusan (decision support system) = sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer dan keputusan yang harus dibuat manajer.
Sistem Konseptual
Sebagian sistem terbuka dapat mengendalikan operasinya sendiri, sebagian tidak. Pengendalian dicapai dengan menggunakan lingkaran umpan balik, yang menyediakan suatu jalur bagi sinyal-sinyal dari sistem ke mekanisme-mekanisme pengendalian dan dari mekanisme pengendalian kembali ke sistem. Mekanisme pengandalian adalah sejenis alat yang menggunakan sinyal-sinyal umpan balik untuk mengevaluasi kinerja sistem dan menentukan apakah tindakan perbaikan perlu dilakukan. Contoh dari mekanisme pengendalian adalah:
• Relevansi: informasi memiliki relevansi jika berkaitan langsung dengan masalah yang dihadapi.
• Akurasi: semakin tinggi presentasi ketelitian semakin baik.
• Ketepatan waktu: informasi harus tersedia saat dibutuhkan agar situasi tetap terkendali atau hilangnya kesempatan.
• Kelengkapan: informasi yang menyajikan secara lengkap dari suatu masalah sangat dibutuhkan.
Information specialist adalah orang yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pemeliharaan sistem berbasis komputer. Terdapat 5 golongan utama spesialis informasi, yaitu:
o Sistem analyst
o Database administrator
o Network specialist
o Programmer
o Operator
Kerjasama antar golongan tersebut dilakukan dalam rangka mengembangkan sistem berbasis komputer. End user computing adalah salah metode pengembangan sistem berbasis komputer yang dilakukan oleh pemakai sendiri (user). Perkembangan metode ini didukung oleh:
- Meningkatnya pengetahuan mengenai komputer,
- Banyaknya permintaan tidak sebanding dengan sumberdaya yang tersedia,
- Perangkat keras yang harganya semakin murah,
- Perangkat lunak siap pakai semakin banyak.
Sistem pendukung keputusan (Decision Support System). DSS dimaksudkan untuk mendukung kerja satu manajer secara khusus. Spesifikasi DSS:
1. Berfokus pada proses keputusan daripada proses transaksi
2. Dirancang dengan mudah, sederhana, dapat diterapkan dengan cepat dan mudah diubah
3. Dirancang dan dioperasikan oleh manajer
4. Mampu memberikan informasi yang berguna bagi analisis kegiatan manajerial
5. Berkaitan dengan hanya bagian kecil dan masalah besar
6. Memiliki logika yang serupa dengan cara manajer menganalisis situasi yang sama
7. Memiliki basis data berisi informasi yang disarankan dari file dan informasi lain untuk organisasi yang berasal dari lingkungan eksternal
8. Memungkinkan manajer untuk menguji hasil yang mungkin dan serangkaian alternative.
Pada waktu DSS berkembang, perhatian juga difokuskan pada otomatisasi kantor (office automation/OA). OA memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktivitas diantara para manajer dan para pekerja kantor melalui penggunaan alat elektronik. OA telah berkembang meliputi beragam aplikasi seperti konfrensi jarak jauh, voice mail, e-mail, electronic calendaring, facsimile transmission.
Ada beberapa macam mengenai evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer, diantara lain adalah:
- EDP (Electronic Data Processing) / SIA
Pengolah data: untuk memanipulasi atau mentransformasi simbol-simbol seperti angka dan abjad untuk meningkatkan kegunaan.
- MIS (Management Information System) / SIM
Tujuan nya untuk memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dasar dalam perusahaan atau dalam sub-unit organisasi perusahaan.
- DDS (Decision Support System) / SPK
Aplikasi sistem informasi keorganisasian yang membantu pengambilan keputusan.
- OA (Office Automation) / Manajemen Perkantoran
Awal pertama kali digunakan untuk membantu pekerjaan sekretaris dan administrasi, tetapi kemudian digunakan untuk memudahkan informasi formal dan informal dengan orang-orang didalam/diluar perusahaan.
- Expert System (Sistem Pakar)
Merupakan suatu subset dari kecerdasan buatan dan memiliki potensi untuk memperluas kemampuan pemecahan masalah manajer melebihi kemampuan normalnya.
Kesimpulannya adalah komputer merupakan alat yang paling dibutuhkan dalam sistem informasi, dengan adanya komputer kita dapat penghematan waktu (time saving), menghemat biaya (cost saving), dan peningkatan evektivitas (effectiveness).
REFERENSI:
http://fardiansyah7fold.wordpress.com/evolusi-sistem-informasi-manajemen-berdasarkan-cbis-computer-base-information-system/
http://blogsyurika.blogspot.com/2012/10/sistem-informasi-psikologi-3-computer.html
http://asep-saepudin.blogspot.com/2007/10/cbis-sistem-informasi-berbasis-komputer.html
http://wisbrutu.blogspot.com/2010/03/evolusi-cbis.html
http://adit-pamungkas.blogspot.com/2010/10/tugas-sistem-informasi-akutansi-evolusi.html
http://yoanra14.blogspot.com/2010/10/evolusi-sistem-informasi-manajemen.html
http://va33.blogspot.com/2010/12/dasar-perencanaan-sistem-informasi.html
http://arianuspaska.wordpress.com/2011/11/25/dasar-perencanaan-sistem-informasi-berbasis-komputer/
http://yulieee.wordpress.com/2009/11/15/evolusi-sistem-informasi-manajemen/
http://samruddin.blogspot.com/2010/10/evolusi-cbis.html
http://rivanyvanta.blogspot.com/2011/10/evolusi-sistem-informasi-berbasis.html
http://anita.blog.perbanas.ac.id/2009/06/17/evolusi-sistem-informasi-berbasis-komputer/
http://rahman-a.blogspot.com/2010/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html
http://ethownside.blogspot.com/2009/12/evolusi-sistem-informasi-berbasis.html
http://ukiehary.wordpress.com/2010/10/29/evolusi-sistem-informasi/
Sabtu, 06 Oktober 2012
Arsitektur Komputer dengan Kognisi Manusia
ALFALAH DIFA NAWI (12509191)
1. Arsitektur Komputer
Dalam bidang teknik computer, arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem. Arsitektur komputer ini merupakan rencana cetak biru dan deksripsi fungsional dari kebutuhan bagian perangkat keras yang didesain (kecepatan proses dan sistem interkoneksinya). Dalam hal ini, imlementasi perencanaandari masing-masing bagian akan lebih difokuskan terutama, mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data dan alamat dari dan ke memory cache, RAM, ROM, cakram keras, dll. Beberapa contoh dari arsitektur komputer ini adalah arsitektur Von Neumann, CISC, RISC, blue gene dll. Arsitektur komputer juga dapat didefinisikan sebagai ilmu dan sekaligus seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponenperangkat keras untuk dapat menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan target biayanya. Pada komputer terdapat berbagai klasifikasinya dalam hal apapun. Setiap komputer tentunya memiliki klasifikasi arsitekturnya menurut Von Neumann, berikut penjelasannya:
a. Mempunyai subsitem hardware dasar yaitu sebuah CPU, sebuah memori dan sebuah I/O sistem.
b. Merupakan stored program komputer.
c. Menjalankan instruksi secara berurutan.
d. Mempunyai jalur (path) bus antara memori dan CPU.
Kualitas arsitektur komputer merupakan suatu yang menentukan komputer itu baik atau tidak komputer dikatakan baik jika memiliki kualitas yang baik dalam hal apapun. Begitu juga komputer dikatakan tidak baik jika komputer tersebut tidak dapat memenuhi apa yang diperintahkan atau diinginkan pengguna. Berikut adalah komponen dari arsitektur komputer:
a. CPU (Central Processing Unit): CPU merupakan perangkat keras komputer yang disebut sebagai Unit Pengolah Pusat (UPP) pada komputer.
b. I/O (Input/Output): merupakan bagian dari komputer untuk menerima data maupun mengeluarkan/menampilkan data setelah diproses oleh processor.
c. System Interconnection: adalah sistem koneksi dan bus yang menghubungkan komponen internal CPU, yaitu ALU, unit kontrol dan register-register dan juga dengan bus-bus eksternal.
d. Memory Utama (Main Memory): merupakan penyimpanan dalam bentuk array yang disusun word atau byte, kapasitas daya simpan nya bisa jutaan susunan.
Arsitektur komputer lebih cenderung kepada kajian atribut-atribut sistem komputer yang terkait dengan seorang programmer. Contohnya, set instruksi, aritmatika yang digunakan, teknik pengamatan, dan mekanisme I/O. menurut William Stalling arsitektur komputer berkaitan dengan atribut-atribut yang mempunyai dampak langsung pada eksekusi logis sebuah program. Arsitektur komputer dibentuk oleh komponen hardware dan software. Ada perbedaan antara arsitektur komputer dengan dengan organisasi komputer, yaitu pertama arsitektur komputer mengacu pada sistem dan bagian nya yang tampak oleh user, sedangkan organisasi komputer menggambarkan bagian-bagian komputer diatur dan dihubungkan untuk merealisasikan arsitektur komputer. Dalam bidang teknik komputer, arsitektur komputer adalah konsep perencanaan dan struktur pengoperasian dasar dari suatu sistem komputer. Dalam hal ini, implementasi perencanaan dari masing-masing bagian akan lebih difokuskan mengenai bagaimana CPU akan bekerja, dan mengenai cara pengaksesan data.
2. Kognitif Manusia
Psikologi kognitif adalah salah satu cabang dari psikologi dengan pendekatan kognitif untuk memahami perilaku manusia. Psikologi kognitif mempelajari tentang cara manusia menerima, mempersepsi, mempelajari, menalar, mengingat, dan berpikir tentang suatu informasi. Berpikir melibatkan manipulasi terhadap informasi dengan tujuan menalar, memecahkan masalah, membuat keputusan, dan penilaian atau hanya membayangkan. Disini dilibatkan proses penalaran deduktif maupun induktif. Manusia membuat suatu dugaan (hipotesa) berdasarkan kemampuan berpikirnya. Menurut Ratna Wilis, konsep kognitif dapat diartikan sebagai suatu proses yang mementingkan cara berpikir insight, reasoning, menggunakan logika deduktif dan induktif. Dengan demikian menurut pandangan teori kognitif, manusia adalah makhluk rasional, demikianlah pandangan dasar para penganut teori ini. Berdasarkan rasionya manusia bebas memilih dan menentukan apa yang akan ia perbuat. Tingkah laku manusia semata-mata ditentukan oleh kemampuan berpikirnya. Semakin inteligen dan berpendidikan, otomatis seseorang akan semakin baik perbuatannya, dan secara sadar pula akan melakukan perbuatan-perbuatan untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan tersebut. Psikologi kognitif memandang manusia bukan sekedar makhluk pasif yang tunduk sepenuhnya pada lingkungan. Bukan lagi meja lilin atau tabularasa yang dibentuk oleh stimulus-stimulus. Manusia tidak lagi seperti mesin, ia adalah pengolah informasi dan menggunakan informasi tersebut. Manusia tidak lagi dipandang sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada lingkungan. Manusia adalah makhluk yang berusaha memahami lingkungannya. Jika behaviorisme memandang manusia sebagai makhluk yang bersifat pasif terhadap lingkungan, maka psikolgi kognitif menempatkan manusia sebagai makhluk yang bereaksi secara aktif terhadap lingkungan, yakni dengan cara berpikir. Manusia berusaha memahami lingkungan yang dihadapinya dan meresponnya dengan pikiran yang dimilikinya. Oleh karena itu, maka manusia menurut teori kognitif ini disebut sebagai homo sapiens. Yakni manusia yang berpikir. Dalam psikologi kognitif, manusia melakukan secara keseluruhan lebih dahulu, menganalisisnya, lalu mensintesiskannya kembali. Dalam perkembangan berbahasa seorang manusia, dari sekedar kata-kata tak berarti sampai dapat mengucapkan kalimat panjang dengan bahasa yang beraneka macam, sebenarnya dilandasi dengan kemampuan kognitif manusia untuk mengenal kata-kata baru, struktur bahasa yang kompleks dan menyimpannya banyak informasi yang terkait dalam memori. Proses perkembangan kognitif manusia mulai berlangsung sejak ia baru lahir.
Hubungan Arsitektur Komputer dan Kognisi Manusia
Hubungan yang dimiliki antara arsitektur komputer dengan kognisi manusia, pada intinya sama-sama memiliki proses. Komputer memiliki sistem komunikasi data inut dan output sehingga mengahsilkan informasi yang berguna. Begitu halnya dengan kognisi manusia yang menerima informasi, mengolahnya di otak, menyampaikan dan menyimpan nya kembali.
REFERENSI:
http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur_komputer
http://yangmantapajadeh.blogspot.com/2010/11/arsitektur-komputer.html
http://ozygazebo.blogspot.com/2011/10/arsitektur-komputer.html
http://www.kiosbisnis.com/2012/04/komponen-utama-dan-arsitektur-komputer.html
http://sinarpompong.blogspot.com/2012/05/pengertian-organisasi-dan-arsitektur.html
http://yulia-putri.blogspot.com/2012/03/definisi-arsitektur-komputer.html
http://blogsplonkz.wordpress.com/2009/03/07/pengantar-teknologi-informasi-sistem- komputer-arsitektur-komputer-jenis-komputer/
http://rifkiagustiranda070490.blogspot.com/2008/11/pengertian-arsitektur- komputer.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_kognitif
http://yogoz.wordpress.com/tag/teori-kognitif/
http://kulpulan-materi.blogspot.com/2012/03/manusia-menurut-aliran-kognitif.html
http://mubarok-institute.blogspot.com/2010/10/manusia-menurut-teori-psikologi.html
http://www.ayobukasaja.com/2012/05/teori-belajar-kognitif.html
http://kajianpsikologi.blogspot.com/2011/11/psikologi-kognitif.html
http://harisahmad.blogspot.com/2010/12/perkembangan-kognitif-remaja.html
Minggu, 30 September 2012
Sistem Informasi Psikologi (SIP)
Sistem Informasi Psikologi
1. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kesatuan prosedur atau komponen yang saling berkaitan satu dengan yang lain nya bekerja bersama-sama sesuai dengan aturan yang diterapkan sehingga membentuk suatu tujuan yang sama. Dimana dalam sebuah sistem bila terjadi satu bagian saja yang tidak bekerja atau rusak maka suatu tujuan bisa terjadi kesalahan hasilnya atau output. Sistem berasal dari bahasa latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi, atau energy. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, dimana suatu model matematika sering kali dibuat. Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya Negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu Negara dimana yang berperan sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut. Sistem menurut L. James Havery, sistem adalah prosedur logis dan rasional untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan satu dengan yang lain nya dengan maksud untuk berfungsi sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencari suatu tujuan yang telah ditentukan. Sistem adalah sekumpulan elemen-eleman yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sistem menurut Ludwig Von Bartalanfy, sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan. Sistem menurut Pilecki, sistem adalah sekumpulan objek dan dan menghubungkan objek itu dengan atributnya atau dengan kata lain, sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah bagian-bagian, atribut dari bagian dan hubungan dari bagian dengan atribut.
2. Pengertian Informasi
Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau di transmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. Kata informasi berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu “informacion” yang diambil dari bahasa latin “informationem” yang berarti garis besar, konsep, ide. Informasi merupakan kata benda dari informare yang berarti akitivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”. Informasi menurut Joner Hasugian, informasi adalah sebuah konsep yang universal dalam jumlah muatan yang besar, meliputi banyak hal dalam ruang lingkupnya masing-masing dan terekam pada sejumlah media. Informasi menurut Kenneth C. Laudon, informasi adalah data yang sudah dibentuk ke dalam sebuah formulir bentuk yang bermanfaat dan dapat digunakan untuk manusia. Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Lucian Floridi memberikan pengertian informasi yang juga menjelaskan bahwa informasi adalah sebuah labirin konseptual. Yang dia maksudkan sebagai labirin konseptual, informasi merupakan kerangka pemahaman yang tidak bisa dibentuk suatu pemandangan umum, tentang apa itu informasi. Menurut Davis informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang.
3. Pengertian Psikologi
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungan nya. Kata Psikologi berasal dari bahasa Yunani. Dua kata tersebut adalah “psychology” yang merupakan gabungan dari dua kata, yakni “psyche” dan “logos”. Kata Psyche memiliki arti jiwa, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi jika digabung maka kata psychology memiliki arti ilmu jiwa. Psikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan pola piker, yang berusaha mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku manusia. Menurut Ernest Hilgert (1957), Psikologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dengan hewan lainnya sedangkan menurut A. Miller (1974), psikologi adalah ilmu yang menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol mental dan tingkah laku. Menurut Allport psikologi adalah satu upaya untuk memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu yang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain secara aktual, dibayangkan, atau hadir secara tidak langsung dan menurut Richard Mayer, psikologi merupakan analisi mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia.
SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI
Dari kesimpulan diatas, sistem informasi psikologi adalah suatu sistem yang menyediakan informasi-informasi yang berkaitan dengan ilmu psikologi dengan ilmu komputer. Sehingga dapat dijadikan untuk pengambilan keputusan yang tepat untuk meningkatkan pengguna dalam pengambilan suatu keputusan terhadap penelitian dan pengelolaan.
SUMBER:
http://infoting.blogspot.com/2012/04/pengertian-sistem.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem
http://aldyputra.net/2011/08/pengertian-sistem-menurut-para-ahli/
http://ekky-psikologi08.blogspot.com/2012/04/pengertian-sistem-informasi-berbasis.html
http://liavietri.blogspot.com/2010/02/pengertian-sistem.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Informasi
http://carapedia.com/pengertian_definisi_informasi_menurut_para_ahli_info504.html
http://willis.comze.com/pengertian_informasi.html
http://www.anneahira.com/pengertian-informasi.htm
http://blog.re.or.id/pengertian-informasi.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi
http://www.anneahira.com/pengertian-psikologi.htm
http://blog.uin-malang.ac.id/atuks/2011/01/07/pengertian-psikologi/
http://www.syafir.com/2011/06/19/pengertian-psikologi-menurut-para-ahli
http://carapedia.com/pengertian_definisi_psikologi_info2031.html
Selasa, 22 Mei 2012
Loyalitas Tanpa Batas !
yap dari judul tersebut bisa diartikan sebagai kesetian tanpa batas. kesetian yang dimaksud disini bukan untuk pacar melainkan untuk JUVENTUS ! Juventus Klub sepakbola yang sangat gw cintai. gw lupa pertama kali suka Juve kapan, intinya awal kali suka Juve adalah saat liat Edgar Davids, kenapa bisa suka sama Edgar Davids? secara doi ganteng ga tapi dia unik :D, yap unik karena pertama kalinya gw liat pemain bola profesional pake kacamata dan akhirnya gw ikutin klub tersebut dan sampai sekarang gw menjadi tergila - gila dengan klub tersebut biarpun udah gada si Davids :). gw bukan "Glory Hunter" yang mendukung suatu klub yang sedang jaya-jayanya. kalo gw nonton dan liat Juve berasa seneeng bener entah mengapa. mungkin itu yang nama nya cinta :D. banyak pemain top dunia yang pernah singgah di Juve, sebut saja Michel Platini, Zinedine Zidane, Dino Zoff, Gianluigi Buffon,Pavel Nedved, Di Livio, Antonio Conte, Gianpero Boniperti, Lilian Thuram, David Trezeguet, Edgar Davids, Roberto Baggio, Filippo Inzaghi, Mauro Camoranesi dan tentu saja sang "RAJA" ALESSANDRO DEL PIERO :). Kesedihan gw yang sangat mendalam pada tahun 2006 saat Juventus dirundung masalah Calciopoli, bukan apa-apa saat itu Juventus dinyatakan bersalah dan dihukum degradasi ke Serie-B :(. gw dan semua Juventini di seluruh dunia ga terima karena Juventus ga bersalah melainkan Iler Milan biang keladi semuanya !!!! yap saat Juve terdegradasibanyak pemain yang pergi sebut saja Ibra, Cannavaro, Zambrotta dll tapi ada sang "RAJA" Alessandro del Piero, Buffon,Trezeguet, Camoranesi, Nedved yang tetep stay di Juve dan gw pun jadi bulan-bulanan cengan temen-temen gw, tapi disitu lah Kesetiaan gw diuji, kalo gw cinta gw ga akan pergi ninggalin Juve tapi kalo gw cinta gw akan stay untuk tetep dukung Juve. yap gw cinta Juve, gw ga pergi saat Juve terjerumus ke Serie-B, gw masih setia menunggu dan akhirnya setahun kemudian Juve promosi lagi ke Serie-A. wooowwww senang rasanya saat itu. sejak promosi ke Seri-A Juve banyak mendatangkan pemain baru , sebut saja Iaquinta, Amauri, Diego Ribas, Melo dll dan kembali ke Serie-A prestasi Juve naik turun dan puncaknya pada musim ini (2011-2012), Juve datang dengan tampilan baru, dari pelatih baru, pemain baru dan juga Rumah baru (Re: Stadion Baru) :D. yang lebih heboh saat Juve memperkenalkan Jersey Away musim 2011-2012 yang berwarna PINK :D, banyak yang mengejek katanya Jersey kaya warna cewe tapi gw tetep suka dan malah gw beli hehhee. musim ini gw selalu nonton pertandingan Juve, mau nobar ataupun nonton dirumah. dan kebetulan musim ini pun gw udah jadi member Juventus Club Indonesia (JCI). JCI itu adalah Fans Resmi Juventus di Indonesia. dan hampir setiap pertandingan Juve gw ikut nobar sama JCI Chapter Bekasi. beeuuhh mantaabb ga pernah sepi setiap nobar biarpun dinihari juga, salut ! musim ini pun Juventus bermain sangat baik melebihi musim-musim sebelumnya setelah promosi ke Serie-A. pas awal musim gw punya feeling kalo Juve akan juara. rada tegang pas udah mau musim abis karena posisi Juve disalip Milan dan beda 4 point ! tapi gw masih yakin kalo Juve bakalan juara dan setahap demi setahap point nya pun jadi tinggal 1 point. eh ternyata pas Milan lawan Fiorentina (gw lupa Giornata berapa), Milan kalah sama Fiorentina dikandang sendiri dan beberapa jam setelah Milan kalah, pertandngan Juve mulai melawan palermo. kalo Juve menang lawan Palermo, Juve akan ambil tahta klasemen dan ALHAMDULLILAH Juve menang lawan palermo. wiihh giraaanngggg banget gw waktu itu secara ngerebut capolista lagii :) dan setelah melawan palermo, permainan Juve semakin konsisten dan tak terkejar. sempet ngeri pas Juve ditahan 1-1 sama Lecce dan Milan menang, point jadi tinggal 1 selisihnya. and then pada Giornata 37 Juventus melawat ke kandang Cagliari dan Milan bertemu Iler Merda. penentuan Scudetto bisa dipastikan pada pertandingan ini, kalo Milan kalah dan Juve yang menang otomatis Juve akan SCUDETTO ! saat itu pas gw lagi nobar sama JCI Bekasi, woowwww aseli sumpah demi apapun deg-ge,an banget gw saat itu. Finally Juventus menang 2-0 atas Cagliari dan Milan tumbang ditangan Iler Merda dengan skor 2-4. saat Peluit panjang wasit di tiup ga berasa air mata gw jatuh, gw nangis terharu :'(. ini gelar yang ditunggu oleh semua Juventini di seluruh dunia. selama 6 tahun menunggu akhirnya datang juga SCUDETTO ke 30 !!! setelah pertandingan kita semua yg nobar konvoi keliling Bekasi sambil meneriakkan CAMPIONE CAMPIONE CAMPIONE !!! hahaha bahagiaaa banget gw saat itu :).dan gw pun nyampe rumah pagi, habislah diomelin sama nyokap hahahaha. dan pada Giornata terakhir melawan Atalanta kita semua yang dari Chapter Bekasi, Cikarang, Depok, Tanggerang, Tanggerang Selatan nobar di Homebase JCI Pusat di Vidi Arena, Pancoran. gw pun ikut dan konvoi bareng anak-anak JCI Bekasi, gilaaaaa meeenn rame nya yang ikut. kurang lebih 80-100 motor yang ikut konvoi. rute kita melewati kalimalang dan semua pun tercengang melihat konvoi itu dan sukses menghitamputihkan Pekayon - Kalimalang - Pancoran :D. akhirnyaaa nyampe terlakasana juga ikut nobar di Vidi hehehe. susana disana pun sangat rameeee dan kebetulan juga Kick Off nya jam 20.00 jadi ga terlalu malem. ahh pokoknya seruuu banget itu nobar, apalagi Juve pun menang 3-1 atas Atalanta dan mengukuhkan diri sebagai juara tak terkalahkan di 38 pertandingan resmi. semua larut dalam kegembiraan, gabisa digambarin suasana disanaa, edaaaannnnn !! oke dan SCUDETTO ke 30 Juve adalaah KADO YANG PALING SPESIAL di ulang tahun gw yang ke 20, kebetulan perayaan scudettonya hanya beda 2 hari dari ulang tahun gw. okeh dan seminggu setelah Giornata terkahir Juve menjalani Finale Coppa Italy melawan Napoli dan kita pun berharap supaya Juve juara dan double winners :D dan gw pun ikut nobar lagi di pusat, biasa konvoi sama anak JCI Bekasi, pertandingan digelar senin dinihari waktu indonesia (01.45). pertama gw pikir akan sepi yang nobar karena besok senin pada kerja atau kuliah, gw sih kebetulan gada jadwal UTS hehhe, sebelom berangkat ke Pancoran kita ngumpul dulu di BCP dan jeng jeng tenayata rameee yang ikut, memamng ga serame pas lawan Atalanta. dan gw pun terkejut saat sampe di Vidi, gokiiiillll rame banget gw pun bengong sesaat hahahaha. saat itu timbul pertanyaan dalem hati "ini hari minggu apa senin? kok rame?" trus "berapa banyak orang yang cabut kuliah dan kerja" hahaha.
pas babak pertama gw duduk di tribun dan skor masih 0-0 lalu pas babak kedua gw pindah ke samping layar jadi "Ultras" :D.
oohhh nooo Juve kebobolan lewat titik putih dan ohh nooo lagi lagi kejebolan dan skor akhirpun Juve menyerah 2-0 dari napoli. akhir yang buruk untuk perpisahan sang CAPITANO, ohh noo Alessandro Del Piero musim ini abis masa kontraknya dan sampe sekarang pun belom diperpanjang. asllii gw sedih banget secara dia udah main bersama Juve udah 20 tahun ! semua Juventini seluruh dunia bersedih :( gada yang bisa terlontar dari mulut gw ketika sang capitano tidak diperpajang kontraknya :'(
oke Finally biarpun kalah kita semua tetep bernyanyi hahaha SALUT ! dan gw pun bergegas pulang tapi nyatanya susah untuk keluar dan menunggu sekitar setengah jam di parkiran.
beeuuhhh musim yang spektakuler yang ga akan bisa dilupain oleh Juventini di seluruh dunia termasuk gw :) dan gw pun menepati janji dengan make Jersey Juve seminggu tanpa ganti ke kampus sebagai nazar kalo Juve juara musim ini :D
yeaaahh itulah sebuah loyalitas, tak kenal lelah biarpun sering dimarahin saat nobar pas Juve main dinihari :D
loyalitas itu tidak bisa dibeli oleh apapun dan siapa pun !
mengutip Motto JCI Bekasi "Biar Otak Kami Miring, Kami Punya LOYALITAS" !!!!
semoga Juventus berjaya musim depan di Serie-A dan Champions League , Amiieenn ! :)
JUVE PARTE DELLA NOSTRA VITA !!!
JUVENTUS PER SEMPRE SARA !!!
Selasa, 17 April 2012
Contoh Kasus Behavioral Therapy
Nama : Alfalah Difa Nawi
NPM : 12509191
Kelas : 3 PA 05
Mata Kuliah: Psikoterapi
Saya akan mengambil tentang token ekonomi. Token ekonomi adalah sebuah program dimana sekelompok individu bisa mendapatkan token untuk beberapa perilaku yang diharapkan muncul, dan token yang dihasilkan bisa ditukar dengan back up reinforcer. Token ekonomi dibuat berdasarkan prinsipconditioning reinforcement. Conditioning reinforcement adalah stimulus yang tidak secara langsung menguatkan perilaku, namun stimulus tersebut bisa menjadi penguat jika dipasangkan dengan reinforcer lain. Tujuan dari token ekonomi adalah untuk menguatkan perilaku yang diinginkan terhadap klien. Hal itu digunakan sebagai program untuk mengurangi perilaku mereka yang tidak menyenangkan melalui sebuah struktur lingkungan treatment pada setting yang mendidik. Setiap poin diterima oleh klien untuk perilaku yang diinginkan dengan token. Token diberikan segera setelah perilaku yang diinginkan dan kemudian dipertukarkan dengan reinforcer cadangan. Karena token dipasangkan dengan reinforcer lainnya, ini akan menjadi sebuah pengkondisianreinforcer yang dapat memperkuat perilaku yang diinginkan. Reinforcer cadangan dapat diperoleh hanya dengan membayar dengan token. Dan token hanya dapat diperoleh melalui kemunculan perilaku yang diinginkan. Reinforcer cadangan dipilih karena mereka mengetahui kekuatan reinforcer untuk klien dalam lingkungan treatment. Oleh karena itu, klien dimotivasi untuk memunculkan perilaku yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan.
Contoh kasusnya adalah ada seorang anak yang sangat sulit disuruh makan. Si anak ini kalau disuruh makan selalu saja menolak dengan berbagai macam alasan yaitu sudah kenyang, tidak nafsu makan atau makanan nya tidak enak dan terkadang dia sampai marah-marah sambil membanting piringnya saat disuruh makan. Lalu ibunya mempunyai ide supaya si anak mau makan yaitu dengan memberikan reward. Reward nya adalah saat si anak makan akan dibelikan mainan yang paling si anak sukai. Mekanisme pemberiannya adalah, per hari akan diberikan satu koin oleh si ibu per 4X suap dan sampai si anak mendapatkan 10 koin si anak akan dibelikan mainan oleh ibunya.
NPM : 12509191
Kelas : 3 PA 05
Mata Kuliah: Psikoterapi
Saya akan mengambil tentang token ekonomi. Token ekonomi adalah sebuah program dimana sekelompok individu bisa mendapatkan token untuk beberapa perilaku yang diharapkan muncul, dan token yang dihasilkan bisa ditukar dengan back up reinforcer. Token ekonomi dibuat berdasarkan prinsipconditioning reinforcement. Conditioning reinforcement adalah stimulus yang tidak secara langsung menguatkan perilaku, namun stimulus tersebut bisa menjadi penguat jika dipasangkan dengan reinforcer lain. Tujuan dari token ekonomi adalah untuk menguatkan perilaku yang diinginkan terhadap klien. Hal itu digunakan sebagai program untuk mengurangi perilaku mereka yang tidak menyenangkan melalui sebuah struktur lingkungan treatment pada setting yang mendidik. Setiap poin diterima oleh klien untuk perilaku yang diinginkan dengan token. Token diberikan segera setelah perilaku yang diinginkan dan kemudian dipertukarkan dengan reinforcer cadangan. Karena token dipasangkan dengan reinforcer lainnya, ini akan menjadi sebuah pengkondisianreinforcer yang dapat memperkuat perilaku yang diinginkan. Reinforcer cadangan dapat diperoleh hanya dengan membayar dengan token. Dan token hanya dapat diperoleh melalui kemunculan perilaku yang diinginkan. Reinforcer cadangan dipilih karena mereka mengetahui kekuatan reinforcer untuk klien dalam lingkungan treatment. Oleh karena itu, klien dimotivasi untuk memunculkan perilaku yang diinginkan dan menghindari perilaku yang tidak diinginkan.
Contoh kasusnya adalah ada seorang anak yang sangat sulit disuruh makan. Si anak ini kalau disuruh makan selalu saja menolak dengan berbagai macam alasan yaitu sudah kenyang, tidak nafsu makan atau makanan nya tidak enak dan terkadang dia sampai marah-marah sambil membanting piringnya saat disuruh makan. Lalu ibunya mempunyai ide supaya si anak mau makan yaitu dengan memberikan reward. Reward nya adalah saat si anak makan akan dibelikan mainan yang paling si anak sukai. Mekanisme pemberiannya adalah, per hari akan diberikan satu koin oleh si ibu per 4X suap dan sampai si anak mendapatkan 10 koin si anak akan dibelikan mainan oleh ibunya.
Minggu, 15 April 2012
Behavioral Therapy
B F Skinner (1904 – 1990) dilaporkan bahwa ia tinggal di lingkungan keluarga yang hangat. Selama masa pertumbuhannya skinner memiliki ketertarikan yang besar dalam membangun atau membuat sesuatu, kegamaran yang terus diikutinya sampai kejenjang profesionalitasnya.
Dia mendapatkan gelar Phd Psikologinya di Universitas Harvard pada tahun 1931 dan kembali lagi ke Harvard setelah mengajar di beberapa universitas lainnya. Dia memiliki dua orang putri, salah satunya adalah seorang psikolog pendidikan dan satunya lagi adalah seorang artis.
Skinner sangat menonjol dalam bidang behaviourisme dan dianggap sebagai Bapak Psikologi Behaviourisme. Skinner yang memperjuangkan paham behavior yang radikal, yang menempatkan penekanan utamanya pada Tingkah laku sebagai Akibat / efek dari Lingkungan. Skinner juga mengutarakan bahwa dia tidak percaya bahwa manusia bebas untuk memilih. Dia mengakui bahwa perasaan dan pikiran memang ada, tetapi dia mengingkari bahwa kedua hal itu lah sebagai efek atau penyebab dari munculnya suatu perilaku. Malahan dia menekankan bahwa penyebab dari perilaku dan efek / dampak merupakan hubugan antara objektiv, kondisi lingkungan yang dapat diamati dan perilaku itu sendiri. Skiner beranggapan bahwa terlalu banyak perhatian yang diberikan untuk keadaan internal ari pikiran dan mitivasi, yang tidak bisa diobservasi dan diubah secara langsung, dan terlalu terfokus pada apa yang diberikan untuk faktor lingkungan yang bisa diobservasi secara langsung dan diubah. Dia sangat tertarik pada konsep pemberian penguatan, yang dia aplikasikan pada kehidupannya sendiri. Sebagai contoh, setelah bekerja selama beberapa jam, dia akan pergi ke tenda nya, lalu menggunakan headphone nya dan mendengarkan music klasik (frak dattilio, komunikasi personal, 9 desember, 2006).
Perkerjaan skinner kebanyakan adalah melakuakn eksperimen di laboratoriumnya, tetapi yang liannya dia juga mengajar, mengelola masalah manusia, , dan rencana sosial. Science and Human Behaviour (Skinner, 1953) merupakan buku yang paling menggambarkan bagaimana pemikiran skinner tentang konsep perilaku dapat diaplikasikan untuk setiap dasar dari perilaku manusia. Dalam Walden II (1948) skinner menggambarkan sebuah komunitas Utopia yang merupakan pemikirannya, yang berasal dari laboratoriumnya, untuk diaplikasikan kedalam isu –isu sosial. Buku nya pada tahun 1971, beyond freedom and dignity, bertujukan keapda kebutuhan akan perubahan drastic bila masyarakat saat itu ingin bertahan hidup. Skinner percaya bahwa ilmu pengetahuan dan tehknologi menjanjikan sebauh masa depan yang lebih baik.
Albert Bandura (b. 1925) lahir didekat Alberta, Canada, dia adalah anak termuda dari 6 bersaudara di sebauh keluarga erapa timur. Bandura menyelesaikan sekolah dasar dan menengahnya di salah satu sekolah di kotanya yang memiliki sedikit guru dan sumber daya lainnya. Keterbatasan sumber daya ini terbukti merupakan asset bagi bandura dalam langkah awalnya mempelajari ketrampilan diri “Self – directedness” , yang nantinya kan menjadi salah satu tema penelitiannya.
Dia mendapatkan gelar Phd dalam bidang psikologi Klinis di Universitas Lowa pada tahun 1952, dan satu tahun setelahnya dia bergabung di fakultas Universitas Standford. Badnura dan rekannya menajdi pioneer alam penelitiannya tentang Model social “social modeling” dan mendemonstrasikan bahwa modeling adalah sebuah proses yang kuat yang menjelaskan berbagai macam cara atau tipe – tipe belajar (Bandura 1971a, 1971b, Bandura and Walters, 1963) didalam program penelitannya di Unversitas Stanford Bandura dan rekannya menggali lebih dalam tentang tori belajar sosial dan peran yang menonjol dari belajar observasi, belajar modeling dalam motiv motiv manusia, pikiran, dan perilakunya.
Pada pertengahan 1980 bandura mengganti nama teorinya menjadi “Teori Kognisi Sosial” yange menerangkan tentang bagaimana kita memfungsikan diri sebagai pengaturan diri, proaktiv, refleksi diri, dan pembentukan regulasi diri (bandura 1986) gagasan ini menyatakan bahwa kita bukanlah organism sederhana yang dapat dibentuk dari tekanan sosial ataupun dorongan internal yang merepresentasikan bagian dramatis dalam tahap perkembangan terapi perilaku. Bandura memperluas cakupan dari terapi perilaku dengan menggali tekanan kognitif dan afektif dan motif dari perilaku manusia.
Ada beberapa kualitas / cirri yang melekat didalam teori kognitif Bandura. Bandura membuat banyak bukti empiris yang menggambarkan bahwa kita memiliki banyak pilihan hidup dalam semua aspek di kehidupan kita. Dalam Self-Efficacy: The Exercise Of Control (Bandura 1997) bandura memperlihatkan secara menyeluruh aplikasi dari teori efikasi diri nya kedalam area – area seperti perkembangan manusia, psikologi, psikiatri, edukasi, pengobatan dan kesehatan, atletik, bisnis, sosial dan perbahan politik dan hubungan internasional.
Bandura memfokuskan 4 area dari penelitiannya
1. Kekuatan dari modeling sosial dalam membentuk pikiran, emosi, dan perilaku.
2. Mekanisme dari Insytansi manusia atau bagaimana seseorang mempengaruhi motivasinya dan perilaku yang dia pilih
3. Persepsi seseorang terhadap efikasi dirinya untuk mencoba mempengaruhi event – event mengenai hidupnya
4. Bagaimana tekanan / stress bereaksi dan bagaimana depresi disebabkan.
bandura membuat salah satu dari teori besar yang tetap digunakan sampai awal abad 21. Dia telah menunjukan kepada orang – orang bahwa seseorang membutuhkan efikasi diri dan ketahanan diri untuk menciptakan kesuksesan hidup dan untuk bertemu hambatan yang tidak terelakan dan tantangan yang mereka hadapi.
Bandura telah menulis 9 buku, banyak diantaranya yang sduah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Di tahun 2004v dia mendapatkan penghargaan “The Outstanding Lifetime Contribution to Psychology” dari American Psychological Assosiation. Dia awal usianya yang ke 80, Bandura melanjutkan mengajar dan melakaukan penelitian di universitas Stanford dan berkeliling dunia. Dia tetap mempunyai waktu untuk naik gunung, menonton opera, ataunpun berkumpul bersama keluarganya dan mencicipi wine di Napa dan Sonoma Valleys.
Pendahuluan
Praktisi terapi perilaku berfokus pada perilaku yang dapat diamati, faktor – faktor yang menentukan perilaku, pengalaman belajar yang mempromosikan perubahan, penerapan strategi treatmen untuk klien individual, dan asesmen yang keras dan evaluasi (Kazdin, 2001; Wilson, 2008). Terapi perilaku terlalu digunakan kepada range yang luas pada penderita gangguan psikologis dengan populasi klien yang berbeda (Wilson, 2008). Gangguan kecemasan, depresi, dan kekerasan, ganguan makan, kekerasan ruamh tangga, masalah seksual, pain management, dan hipertensi telah sukses diterapi menggunakan tehnik ini. Prosedur perilaku yang digunakan didalam tehnik pembangunan dari ketidakbermampuan, penyakit mental, pendidikan, dan pendidikan khusus, komunitas psikologi, psikologi klinis, rehabilitasi, bisnis, pengaturan diri, psikologi olahraga, kesehatan yang berhubungan dengan perilaku, dan gerontology (Milenberger 2008)
Latar Belakang Sejarah
Terapi perilaku ini mulai muncul pada awal 1950 dan awal 1960, dan ini merupakan tujuan radikal dari psikologi dnegan prespektif psikoanalisa. Terapi perilaku bergerak dari terapi / perlakuan yang diaplikasikan dari prinsip Clasical conditioning dan Operant Conditioning (yang akan dijelaskan secara singkat) untuk menangani berbagai masalah perilaku. Saat ini, sanagt sulit untuk menemukan consensus dari definisi terapi perilaku karena bidang ini telah berkembang menjadi lebih kompleks / rumit dan ditandai dengan pandangan yang sama dari berbagai bidang. Sesungguhnya, sejalan dengan lambat laun dan pertumbuhan dari terapi perilaku, ini telah menutupi beberapa psikoterapi lainnya (Wilson 2008). Diskusi yang ada disini adalah berdasarkan sejarah sketsa terapi perilaku dari Spiegler dan Guevremont’s (2003).
Terapi perilaku tradisional memunculkan stimulus di United States, Afrika Selatan, dan Inggris Raya pada 1950. Krtik yang menjengkelkan tentang pelecehan dan ketahanan dari psikoterapi perspektif psikoanalis, merupakan hal yang bertahan. Ini berfokus pada demonstrasi tehnik kondisi perilkau yang dikondisikan efektif dan alternative yang hidup untuk terapi psikoanalisis.
Pada tahun 1960 Albert Bandura membuat teori belajar sosial, yang menggabungkan klasikal dan operant conditioning dengan nelajar observasi. Bandura membuat kognisi lebih terfokus untuk terapi perilaku. Selama tahun 1960 jumlah terapi perilaku – kognitif bertambah, dan mereka tetap memiliki impact yang significan dalam percobaan terapi.
Terapi perilaku kontemporer tampil sebagai tekanan utama dalam psikologi selama tahun 1970an, dan ini memiliki impact yang signifikan untuk edukasi, psikologi, psikoterapi, psikiatri, dan perkerjaan sosial. Tehnik perilaku diperluas untuk memberikan solusi untuk bisnis, industry, dan juga untuk mengatasi masalah anak. Dikenal sebagai “Ombak Pertama” di bidang perilaku, tehnik terapi perilaku, dilihat sebagai treatment yang dapat digunakan untuk berbagai masalah psikologis.
Tahun 1980an telah dikarakteristikan dengan mencari untuk horizon baru dalam konsep dan metode yang berada dibalik teori belajar tradisonal. Terapi perilaku melanjutkan untuk subjek metode mereka untuk penyelidikan empiris dan untuk mempertimbangkan impact dari percobaan dari terapi dalam keduanya, baik klien ataupun komunitas yang lebih besar. Bertambahnya perhatian yang diberikan untuk peran emosi dalam perubahan selama proses terapi, sebaik untuk peran dari faktor biologis dalam gangguan psikologis. Dua dari perkembangan yang paling signifikan dalam bidang ini adalah (1) muncul lanjutan dari terapi perilaku kognitif sebagai kekuatan utama. (2) penerapan tehnik perilaku untuk pencegahan dan pegobatan ganguan kesehatan terkait.
Pada akhir 1990an The Association for Behavioral and Cognitive Therapies (ABCT) )dulunya dikenal sebagai The Association for Advancement of Behavior Therapy) mengklaim memiliki 4300 member. Deskripsi terkini dari ABCT adalah “keanggotaan sebuah organisasi yang lebih dari 4500 profesional dalam bidang Kesehatan mental dan pelajar yang tertarik dalam dasar empiris dari Terapi perilkau kognitif”. Nama ini berubah dan deskripsi ini mengungkapkan bahwa pemikiran terkini mengintergrasikan perilaku dan terapi kognitif. Terapi kognitif dianggap menjadi “Ombak ke dua” dari tradisi perilaku.
Pada awal 2000an, “ombak ketiga” dari tradisi perilaku muncul, memperbesar ruang lingkup penelitian dan praktek. Perkembangan terbaru ini meliputi dialectical terapi perilaku, kesadaran berdasarkan pengurangan stress, kesadaran berdasarkan terapi kognitif, dan penerimaan dan komitmen dalam terapi.
4 Area Perkembangan
Terapi perilaku kontemporer bisa dimengerti dengan memgingat 4 area utama dari perkembangan: (1) Clasical Conditoning, (2) Operant Conditioning, (3) teori belajar sosial, (4) trapi perilaku kognitif.
Classical conditioning (conditioning responden) mengacu pada apa yang terjadi pada pembelajaran sebelumnya yang menciptakan respon berpasangan yang meyeleruh. Kunci dari gamrana di area ini adalah Ivan Pavlov yang mengilustrasikan classical conditioning melalui pengalaman dengan anjing. Saat makanan berulang ali muncul dengan beberapa stimulus netral (sesuatu yang tidak mendapatkan respon tertentu), seperti suara bell, anjing itu akan mengeluarkan air liur setiap suara bell itu terdengar, bila bell terus terdengar tetapi makanantidak juga muncul, maka respon air liur anjing tersebut akan menghilang juga, sebagai contoh dari prosedur yang berdasarkan pada kondisi klasikal model dari Joseph Wolpe’s desnsitisasi sistematis, yang akan dijelaskan nanti di bab ini. Tehnik ini mengilustrasikan bagaimana prisip belajar datang dari laboratorium eksperimen yang bisa diaplikasikan secara klinis. Desensitisasi dapat diaplikasikan untuk seseoran melalui kondisi klasikal, menumbuhkan rasa takut untuk terbang setelah mengalami pengalaman menakutkan saat terbang.
Kebanyak dari respon yang signifikan yang kita buat setiap harinya adalah contoh dari perilaku operan, seperti membaca, menulis, mengemudikan mobil, dan makan dengan alat makan. Kondisi operan melibatkan tipe belajar dalam perilaku yang paling mempengaruhi dengan konsekuensi yang mengikuti mereka. Bila lingkungan berubah karena dibawa oleh perilaku yang ditekankan bahwa, bila mereka menyediakan beberapa hadiah untuk organism atau mengurangi stimulus aversif. perubahan menambahkan bahwa perilku akan terjadi lagi. Bila lingkunagan berubah dan tidak meghasilkan tekanan atau memproduksi stimulus aversif, kesempatan berkurang dan perilaku pun akan berkurang. Penguatan negative dan positive, hukuman, dan tehnik pemadaman, dijelaskan nanti dibab ini, ilustreasi bagaimana kondisi operan dalam seting aplikasi dapat menjadi alat dalam membangun perilaku prososial dan perilaku adaptive. Tehnik operan digunakan oleh praktisionis perilaku dalam edukasi untuk orang tua dan dengan program pengaturan berat badan.
Para ahli perilaku bai dari klasikal ataupun operan model tidak termaksud referensi untuk konsep mediasi, seperti peran dari proses berpikir, dan nilai-nilai. Focus ini mungkin karena reaksi perlawanan dari orientasi kedalam dari pendekatan psikodinamis. Pendekatan belajar sosial (atau pendekatan sosial – kognitif), dibangun oleh Albert Bandura dan Richard Walters (1963), ini adlaah interaksional, interdisipliner, dan multimodal (Bandura 1997, 1982). Teori belajar sosial dan teori kognitif mempengaruhi interaksi timbale balik triadic antara lingkungan, faktor personal (kepercayaan, preferensi, ekspektasi, persepsi diri, dan interpretasi), dan perilaku individu. Dalam pendekatan sosial kognitif, faktor lingkuangan dalam perilaku menjadi penentu utama oleh proses kognitif yang mengatur bagaimana pengaruh lingkungan yang dirasakan individu dan bagaimana peristiwa ini di tafsirkan (wilson 2008). Asumsi dasarnya adalah seseorang mampu merubah perilakunya sendiri. Untuk Bandura (1982, 1997), efikasi diri adalah kepercayaan individu atau ekspektasi bahwa dia bisa menguasai sebuah situasi dan membawa perubahan yang diinginkan. Sebuah contoh dari pembelajaran sosial adalah bagaimana seseorang dapat membangun kemampuan sosial yang efektif setelah mereka melakukan kontak dengan orang lain yang mempunya model keterampilan interpersonal yang efektif.
Terapi perilaku kognitif dan teori belajar sosial sekarang merepresentasikan aliran utama dari terapi perilaku kontemporer. Sejak awal 1970an, pergerakan psikologi perilaku telah diakui sebagai tempat berpikir resmi, walau untuk tingkatan pemberian faktor kognitif merupakan sebauh peran sentral dalam mengerti dan mentreatmen maslaah emosi dan perilaku. Pertengahan 1970an terapi perilaku kognitif telah digantikan oleh terapi perilaku sebagai penerimaan dari sebutan dan bagian ini mulai menekankan interaksi antara dimensi – dimensi afektif, perilkau, dan kognitif (Lazarus, 2003; Wilson, 2008). Sebuah contoh yang baik dari pendekatan intregativre ini adalah terapi multimodal, yang dididskusikan nanti di bab ini. Banyak tehnik, khususnya dikembangkan dalam tiga decade terakhir ini, menekankan proses kognitif yang mempengaruhi peristiwa pribadi seperti “Client Self-talk” sebagai mediator dari perubahan perilaku
Perbedaan dari terapi perilaku dan terapi perilaku kognitif adalah jauh elbih sedikit digunakan sekarang, dan dalam realitas, lebih banyak tercampur dengan teori, praktek, dan penelitian. (Sherry Cormier, Personal communication, November 20, 2006).
Kunci Konsep
Sudut pandang Sifat manusia
Terapi prilaku modern didasrkan kepada pendangan ilmiah sifat manusia yang menyiratkan sebuah pendekatan konseling yang sistematis dan terstruktur. Pandangan ini tidak berhenti hanya dalam Asumsi deterministic bahwa manusia adalah sekedar hasil dari kondisi sosial budaya. Sebaliknya, pandangan terkini adalah bahwa manusia adalah pencipta dan hasil dari ciptaan dari lingkungannya,
Tren terkini dalam terapi perilaku adalah menuju prosedur perkembangan yang memang memberikan control untuk klien dan dengan demikian meningkatkan rentang kebebasan. Terapi prilaku bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang sehingga mereka memiliki pilihan yang lebih banyak dalam merespon sesuatu. dengan mengatasi perilaku melemahkan yang membatasi pilihan, orang bebas untuk memilih dari kemungkinan yang tidak tersedia sebelumnya, meningkatkan kebebasan individu (kazdin, 1978, 2001). Ini memungkinkan untuk membuat sebuah kasus untuk menggunakan metode perilaku untuk mencapai tujuan kemanusiaan. (kazdin, 2001; Watson & Tharp, 2007)
Karakteristik dasar dan asumsi
6 kunci karakteristik dari terapi perilaju digambarkan sebagai berikut :
1. Terapi perilaku merupakan dasar dalam prinsip dan prosedur metode ilmiah. prinsip eksperimen berasal dari pembelajaran secara sistematis diterapkan untuk membantu orang mengubah perilaku maladaptif mereka. karakteristik yang membedakan dari praktisi perilaku adalah kepatuhan sistematis mereka untuk presisi dan evaluasi empiris. perilaku negara tujuan terapis pengobatan dalam hal tujuan konkret untuk membuat replikasi dari tekanan masyarakat mungkin. tujuan pengobatan yang disepakati oleh klien dan terapis. sepanjang perjalanan terapi, terapis prosedur ketetapan dan pengobatan dinyatakan secara eksplisit, diuji secara empiris, dan direvisi terus-menerus.
2. penawaran terapi perilaku dengan masalah klien saat ini dan faktor-faktor yang mempengaruhi mereka, mungkin sebagai lawan dari analisis determinan sejarah. penekanan pada faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi fungsi ini dan faktor apa yang dapat digunakan untuk mengubah kinerja. pada pemahaman dari masa lalu yang menawarkan informasi berguna tentang peristiwa lingkungan berhubungan dengan perilaku ini. terapis perilaku melihat ke peristiwa lingkungan saat ini yang menjaga masalah perilaku Dan membantu klien menghasilkan perubahan perilaku dengan mengubah peristiwa lingkungan, melalui proses yang disebut penilaian fungsional, atau yang disebut oleh Wolpe (1990) sebagai "analisis perilaku"
3. klien yang terlibat dalam terapi perilaku diharapkan untuk mengasumsikan peran aktif dengan terlibat dalam tindakan spesifik untuk menangani masalah mereka. bukan hanya berbicara tentang kondisi mereka, mereka diminta untuk melakukan sesuatu untuk membawa perubahan. klien memonitor perilaku mereka baik selama dan di luar sesi terapi, belajar dan berlatih keterampilan coping dan peran perilaku bermain baru. tugas terapi yang klien melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, atau pekerjaan rumah, adalah bagian dasar dari pendekatan ini, dan belajar dipandang sebagai inti dari terapi. klien belajar perilaku baru yang adptive untuk mengganti perilaku lama yang maladaptif.
4. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa perubahan dapat terjadi tanpa wawasan tentang dinamika yang mendasarinya. terapis perilaku beroperasi pada premis bahwa perubahan perilaku dapat terjadi sebelum atau bersamaan dengan pemahaman tentang diri sendiri, dan bahwa perubahan perilaku juga dapat menyebabkan tingkat peningkatan pemahaman diri. meskipun benar bahwa wawasan dan pemahaman tentang kontinjensi bahwa masalah exacebate seseorang dan cangkul mengetahui berubah. mengetahui bahwa seseorang memiliki masalah dan mengetahui bagaimana untuk mengubahnya adalah dua hal yang berbeda (Martell, 2007)
5. fokusnya adalah pada penilaian perilaku terbuka langsung, mengidentifikasi masalah, dan mengevaluasi perubahan. ada penilaian langsung dari masalah target melalui observasi atau pemantauan diri. terapis juga menilai budaya klien mereka sebagai bagian dari lingkungan sosial mereka, termasuk jaringan dukungan sosial yang berkaitan dengan perilaku sasaran (Tanaka-Matsumi, Higginbotham, & Chang, 2002). penting untuk pendekatan perilaku adalah penilaian hati-hati dan evaluasi intervensi yang digunakan untuk menentukan apakah perubahan perilaku yang dihasilkan dari prosedur.
6. intervensi pengobatan perilaku yang dirancang secara individual untuk masalah spesifik yang dialami oleh klien. beberapa teknik terapi dapat digunakan untuk mengobati masalah individu klien. pertanyaan penting yang berfungsi sebagai panduan untuk pilihan ini adalah: "perawatan apa, oleh siapa, yang paling efektif untuk individu dengan masalah khusus dan di mana set keadaan?" (Paul, 1967, hal. 111)
Proses Terapi
Tujuan Terapi
tujuan untuk menduduki tempat penting pusat dalam terapi perilaku. tujuan umum dari terapi perilaku adalah meningkatkan pilihan pribadi dan untuk menciptakan kondisi baru untuk belajar. klien, dengan bantuan terapis, mendefinisikan tujuan pengobatan spesifik pada awal proses terapi. meskipun penilaian dan pengobatan terjadi bersamaan, sebuah penilaian formal yang terjadi sebelum perawatan untuk menentukan perilaku yang menjadi sasaran perubahan. penilaian terus-menerus sepanjang terapi menentukan sejauh mana mengidentifikasi tujuan terpenuhi. penting untuk memikirkan cara untuk mengukur kemajuan menuju tujuan berdasarkan validasi empiris.
terapi perilaku kontemporer menekankan klien berperan aktif dalam menentukan tentang pengobatan mereka. terapis membantu klien dalam merumuskan tujuan terukur tertentu. tujuan harus jelas, konkrit, dipahami, dan disetujui oleh klien dan counsoler. konselor dan klien mendiskusikan perilaku yang terkait dengan tujuan, keadaan yang dibutuhkan untuk perubahan, sifat sub tujuan, dan rencana aksi untuk bekerja ke arah tujuan ini. ini proses penentuan tujuan terapi memerlukan negosiasi antara klien dan konselor yang menghasilkan kontrak yang memandu jalannya terapi. perilaku terapis dan klien mengubah tujuan selama proses terapi yang diperlukan.
Fungsi Terapi dan Peran
terapis perilaku melakukan seluruh penilaian fungsional (atau analisis perilaku) untuk mengidentifikasi kondisi menjaga dengan pengumpulan informasi secara sistematis tentang anteseden situasional, dimensi dari masalah prilaku, dan konsekuensi dari masalah. ini dikenal sebagai Model ABC, yang membahas anteseden, perilaku, dan konsekuensi. model perilaku menunjukkan bahwa perilaku (B) dipengaruhi oleh beberapa peristiwa tertentu yang mendahuluinya, yang disebut anteseden (A), dan oleh peristiwa tertentu taht mengikutinya disebut konsekuensi (C). yang anteseden peristiwa taht menyembuhkan atau menimbulkan perilaku tertentu. misalnya yang klien yang memiliki masalah tidur, mendengarkan kaset relaksasi dapat berfungsi sebagai isyarat untuk induksi tidur. mematikan lampu dan menghilangkan televisi dari kamar tidur dapat menimbulkan perilaku tidur juga. konsekuensi peristiwa taht mempertahankan perilaku dalam beberapa cara baik dengan meningkatnya decrrasing itu. misalnya, klien mungkin lebih mungkin untuk kembali setelah konseling konselor menawarkan pujian verba atau dorongan karena telah datang dalam atau setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah. klien mungkin kurang kemungkinan untuk kembali ke konseling setelah konselor secara konsisten terlambat untuk sesi. dalam melakukan wawancara penilaian, tugas terapis adalah untuk mengidentifikasi anteseden tertentu dan peristiwa yang akibatnya mempengaruhi atau secara fungsional terkait dengan perilaku seorang individu itu (Cormier, nurius & Osborn, 2009).
perilaku berorientasi praktisi cenderung aktif dan direktif dan berfungsi sebagai konsultan dan pemecah masalah. mereka memperhatikan petunjuk yang diberikan oleh klien, dan mereka bersedia untuk mengikuti firasat klinis mereka. praktisi perilaku harus memiliki keterampilan, kepekaan, dan kecerdasan klinis (wilson 2008). mereka menggunakan beberapa teknik umum dengan pendekatan lain, seperti meringkas klarifikasi,, refleksi, dan terbuka - pertanyaan berakhir. Namun, klinisi perilaku menjalankan fungsi lain juga (Miltenberger, 2008; spielger & Guevremont, 2003)
5. berdasarkan penilaian fungsional yang komprehensif, terapis merumuskan tujuan pengobatan awal dan desain dan mengimplementasikan rencana perawatan untuk mencapai tujuan tersebut
6. para klinisi menggunakan strategi perilaku yang memiliki dukungan penelitian untuk digunakan dengan jenis tertentu dari masalah. strategi ini digunakan untuk mempromosikan generalisasi dan pemeliharaan perubahan perilaku. sejumlah ini stategies diuraikan kemudian dalam bab ini.
7. Klinisi itu menilai keberhasilan jika rencana perubahan dengan mengukur kemajuan menuju tujuan sepanjang durasi pengobatan. ukuran hasil yang diberikan kepada klien pada awal teh pengobatan (disebut baseline) dan dikumpulkan lagi secara periodik selama dan setelah perawatan untuk menentukan apakah strategi dan rencana pengobatan yang bekerja. jika tidak, penyesuaian amde dalam strategi yang digunakan.
8. Tugas penting terapis adalah melakukan tindak lanjut penilaian untuk melihat apakah perubahan yang tahan lama dari waktu ke waktu. Klien belajar cangkul untuk mengidentifikasi dan mengatasi punggung set potensial. Penekanannya adalah pada membantu klien mempertahankan perubahan dari waktu ke waktu dan memperoleh keterampilan coping perilaku dan kognitif untuk mencegah kambuh.
Pengalaman Klien dalam Terapi
Salah satu keunikan dari terapi perilaku adalah terapi ini menyediakan terapis dengan sistem yang sangat baik dari prosedur pekerjaan. Keduanya baik terapis ataupun klien memiliki peran yang jelas, dan kepentingan klien dan partisipasinya dalam terapi sangat ditekankan. Terapi perilaku adalah terapi yang memiliki ciri dimana keduanya dari klien ataupun terapi harus berperan aktif dalam sesi terapi . bagian dari terapis adalah kemampuan untun mengajarkan, memberikan instruksi, menjadi contoh dan memberokan feedback pada klien. Klien sendiri terlibat dalam latihan perilaku dengan diberikan timbale balik oleh terapisnya sampai kemampuan tersebut dipelajari dengan baik dan biasanya klien mendapatkan pekerjaan rumah seperti self monitoring dll yang harus dilengkapi selama sesi terapi. Martell (2007) menekankan bahw perubahan yang klien buat dalam terapi harus ditafsirkan kedalam kehidupan sehari –harinya . klien harus termotivasi untuk berubah dan ingin bekerjasama dalam aktifitas terapi. Kalau klien tidak aktif dalam terapi kemungkinana berhasilnya sangat kecil. Bagiamanapun juga strateegi perilaki lain bila klien tidak aktif adalah memberikan dukungan empiris yang memotivai klien dan meningkatkan motivasi klien setiap waktu (Cormier at al, 2009).
Klien didorong untuk mengalami dengan tujuan memperluas daftar perilaku adaptive nya. Konseling tidak lengkap bila aksi tidak dikuti dengan verbalisasi. Sesungguhnya, itu ketika transfer dari perubahan dibuat dari sesi untuk kehidupan sehari-hari dan ketika efek terapi yang melampaui pemutusan bahwa pengobatan dapat dianggap sukses (Granvold & Wodarski, 1994). Klien harus memilki keinginan untuk membuat perubahan dan melanjutkan melaksanakan prilaku barunya setelah treatmen telah selesai dilakukan.
Hubungan antara terapis dan klien
Klinisi dan peneliti memperlihatkan perkiraan bukti bahwa dalam sebuah hubungan terapi, walupun dalam konteks orientasi perilaku, bisa berkontribusi secara significkan untuk proses dari perubahan perilaku itu sendiri (Granvold & wodarski 1994). Kebanyak praktisi perilaku menekankan pada nilai – nilai yang mengembangkan kolaborasi antara hubungan kerja . Lazarus berpendapat bahwa irama dari interaksi terapi dengan klien dari individu ke individu ataupund ari satu sesi ke sesi lainnya. Keterampilan yang dimiliki terapis terkonsep maslaah kerberlakuan dan membuat hubungan antara terapis dengan klien untuk memfasilitasi perubahan.
Seperti yang akan kamu ingat, terapi ekperimen menjadi penekanan utama dalam hubuangan alami antara terapis dengan klien. Sebaliknya, kebanyak praktisi perilaku terdiri dari fakor –faktor seperi kehangatan, empati, autentikasi, dan lain lain. Hubungan antara klien dan terapis merupakan starategi untuk membantu klien membangun perubahan dan pergi kearah yang benar.
APLIKASI : tenik terapi dan prosedur.
Kekeuatan dari pendekatan perilaku adalah pembangunan prosedur terapi yang spesifik yang harus memperlihatkan efektifita dan objektif. Sebual Hallmark dalam pendekatan perilaku sudah sangat jelas. Mengacu pada Arnold Lazarus seorang pioneer dalam terapi perilaku klinis kontemporer, praktisi prilaku bisa berkoorperate didalam rencana treatemen mereka dengan banyak technique yang didemonstrasikan untuk perubahan prilaku yang efektif. Tehnik terapi prilaku dapat diaplikiasikan dengan digabung bersama dengan pendekatan lainnya.
Prosedur terapi yang digunakan dalam tehnik terapi perilaku, di desain lebih spesifik untuk klien dari pada mengambil tehnik dari sisi lain. Terapis terkadang sangat kreativ dalam membuat intervensinya. Diseksi ini telah dijelaskan rentang dari terapi prilaku yang tersedia untuk praktisioner : tehnik relaxi, terapi exposures, analisis perilaku, disendtisisasi sistematis, test kemampuan sosial, terapi multimodal, dan prosedur lainnya,. Tehnik –tehnik ini tidak mengambarkan spektrumn utuh dari prosedur terapi perilaku, melainkan mereka merepresentasikan sampel dari berbagai macam pendekatanyang digunakan dalam terapi perilaku kontemporer.
Mengaplikasikan Analisis Perilaku : Tehnik Kondisi Operan
Beberapa kunci dalam prinsip Kondisi Operan adalah : pengutan positif, penguatan negative, pemadaman, hukuman positif, dan hukuman negative. Unutk detail lebih lanjut tentang metode treatment kondisi operan , dirokemendasikan buku Kazdin (2001) dan Miltenberger (2008).
Dalam pengaplikasian analisis perilaku, tehnik kondisi operan dan metode asesmen serta evaluasi diaplikasikan kedalam rentang skala yang luas dan kedalam banyak variasi masalah dan keadaan (kazdin, 2001). Kontribusi yang paling penting dalam pengaplikasian analisis perilaku adalah fungsi pendekatan untuk memahami masalah klien dan menujukan masalah ini untuk perubahan antiseden dan konsekuensinya (Model ABC).
Para ahli perilaku percaya bahwa respon mereka dalam cara prediksi karena pengutan positif yang pernah dirasakan ataupun kerena kebutuhan untuk menghindar atau pun kerana penguatan yang negative. Setelah tujuan klien telah dinilai, targetnya adalah perilaku yang spesifik. Target dari penguatan, baik positif ataupun negative, adalah untuk meningkatkan perilaku yangtelah ditargetkan. Pengutan positif melibatkan tambahan – tambahan yang bernilai untuk klien (seperti pujian, uang, makanan) atau konsekuensi untuk beberapa perilaku spesifik. Stimulus yang mengikuti perilaku adalah penguatan positif.
Penguatan negative meliputi “escape” dari atau pengelakan dari stimulus yang tidak diinginkan. Individu memotivasi perilaku yang diinginkan untuk menghindari kondisi yang tidak diinginkan. Contoh : teman saya tidak suka terbangun karena mendengar bunyi alarm, maka dia mencoba mengkondisikan dirinya untuk bangun lebih sebelum alarm berbunyi untuk menghindari terbangun karena bunyi alarm tersebut.
Metode lainnya dari operan untuk mengubah perilaku adalah pemadaman, yang mengacu untuk mengurai penguatan dari respon pengutan sebelumnya. Dalam seting pengaplikasiannya, pemadaman bisa digunakan untuk perilaku yang telah di atur oleh penguatan positif atau penguatan negative. dalam kasus anak-anak yang menampilkan amarah, orang tua sering memperkuat perilaku (tantrum) dan penguatan positif (perhatian). hal itu dapat mengurangi atau menghilangkan perilaku tersebut melalui proses kepunahan. perlu dicatat bahwa kepunahan juga mungkin memiliki efek samping negatif, seperti kemarahan dan agresi. kepunahan dapat mengurangi atau menghilangkan perilaku tertentu, tetapi kepunahan tidak menggantikan respon-respon yang telah dipadamkan. untuk alasan ini, kepunahan yang paling sering digunakan dalam program modifikasi bahavior dalam hubungannya dengan strategi penguatan berbagai (Kazdin, 2001).
Cara lain perilaku di control dengan menggunakan hukuman, terkadang mengacu sebagai control aversi, yang berkonsekuensi terhadap beberapa hasil perilaku dalam mengurangi perilaku tersebut. Target dari penguatan adalah untuk meningkatkan perilaku, tetapi target dari hukuman mungkin saja sebagai konsekuensi dari perilaku : hukuamn positif dan negative. Dalam hukuman positif sebuah stimulus aversif ditambahkan setelah perilaku untuk mengurangi frekuensi dari dari perilaku yang menjadi target. Dalam hukuman yang negative, stimulus penguatan di hilangkan mengikuti perilaku untuk mengurangi frekuensi dari perlikau yang menjadi target. Dari kedua tipe hukuman tersebut, perilaku kurang mungkin terjadi di masa depan. Ke empat prosedur kondisi operan ini dari program dasar terapi perilaku untuk pelatihan keahlian ornag tua dan juga dalam prosedur pengaturan diri.
Skinner (1948) percaya bahwa hukuman memiliki batas nilai dalam merubah perilaku dan bisanya sebuah cara yang tidka diinginkan untuk memodifikasi perilaku. Dia melawan untuk menggunakan control aversive dari pemberian hukuman, dan merekomendasikan untuk menggunakan penguatan positif. Kunci dari prinsip dalam pengaplikasian pendekatan analisis perilaku adalah untuk menggunakan cara yang mungkin untuk mengubah perilaku, dan penguatan positif disebut sebagai cara yang paling kuat/tepat. Skinner meyakini dalam nilai analisis faktor lingkungan untuk kedua penyebab dan pengobatan untuk masalah perilaku dan berpendapat bahwa keuntungan yang paling baik untuk individual dan masyarakat terjadi dengan menggunakan sistem penguatan positif sebagai sebuah rute untuk mengontrol perilaku (Nye, 2000).
Dalah kehidupan sehari – hari, hukuman biasanya digunakan sebagai sarana untuk balas dendam ataupun ekpresi frustrasi. Bagaimanapun juga, seperti Kazdin (2001) terangkan, “hukuman dalam kehidupan sehari – hari tidak seperti untuk mengajarkan suatu pelajaran atau menekankan perilaku yang tertahan karena dari hukuman yang spesifik yang digunakan dan bagaimana mereka mengaplikasikannya”. Walaupun dalam kasus tersebut saat hukuman menekankan pada respon yang tidak dinginkan, hukuman tidak menghasilkan pelajaran perilaku yang diinginkan. Hukuman harus digunakan hanya setelah pendekatan yang tidak menyenangkan telah diimplemantasikan dan ditemukan tidak efektif dalam perubahan masalah perilaku (kazdin, 2001; Miltenberger, 2008) ini penting bahwa penguatan digunakan sebagai cara untuk mengembangkan perilaku yang sesuai yang menggantikan perilaku yang dapat menekan.
Training relaksasi dan metode terkait
Pelatihan relaksasi telah meningkay popularitasnya sebagai sebuah metode pengajaran untuk mengatasi stress yang diakibatkan oleh kehidupan sehari-hari. Ini bertujuan pada memperoleh relaksasi metal dan otot dan ini mudah dipelajari. Setelah klien belajar dasar dari relaksasi, penting bagi mereka untuk mempraktekan latihan ini setiap harinya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Jacobson (1983) dikreditkan dengan awalnya mengembangkan prosedur relaksasi otot progresif. Ini telah diperhalus dan dimodifikasi, dan prosedur relaksasi seringkali digunakan dalam kombinasi dengan beberapa tehnik – tehnik perilaku lainnya. Termaksud sistem desensilisasi, pelatihan pernyataan, program pengaturan diri, rekaman audio yang memandu prosedur relaksasi, meditasi, dan latihan autogenic.
Pelatihan relaksasi melibatkan beberapa komponen yang dibutuhkan 4 – 8 jam dalam instruksinya. Klien diberikan sebuah set dari instruksi yang mengajarkan mereka untuk relaks. Klien menganggap posisi passive dan relaks diadalam sebuah lingkuangan yang sepi selama menyebarkan kedalam otot secara bergantian. Relaksasi otot progressive ini secara eksplicit mengajarkan kepada klien oleh terapis. Nafas yang dalam dan biasa juga berhubungan dengan produksi relaksasi. Pada saat yang sama klien belajar secara mentak untuk “Melepaskan”. Mungkin dengan berfokus pada pikiran atau membanyangakan sesuatu yang menyenangkan. Klien diinstruksikan untuk benar-beanr merasakan dan mengalami ketegangan yang meninggi, untuk memberitahu bahwa otot mereka telah menjadi semakin ketat dan mempelajari tegangan ini, dan untuk bertahan dan merasakan secara utuh tekanannya. Juga, ini berguna untuk klien yang kemudia tau bagaimana untuk merelaksasikan seluruh otot saat memvisualisasikan beberapa bagian tubuh, yang menekankan pada otot wajah. Otot tangan di relaksasikan terlebih dahulu, diikuti dengan kepala, leher dan bahu, punggung, perut, dan dada dan lalu anggota tubuh paling rendah. Relaksasi telah menjadi respon yang baik, yang bisa menjadi kebiasaan bial di praktekan setiap hari selama kira-kira 25 menit setiap harinya.
Sistematis desensitization, yang didasarkan pada prinsip pengondisian klasik, adalah prosedur dasar perilaku yang dikembangkan oleh Yusuf wolpe, salah satu pelopor terapi perilaku. Klien bayangkan berturut-turut lebih banyak kecemasan membangkitkan situasi pada saat yang sama bahwa mereka terlibat dalam perilaku yang bersaing dengan kecemasan. Secara bertahap, atau secara sistematis, klien menjadi kurang sensitif terhadap kecemasan yang membangkitkan situasi. Prosedur ini dapat dianggap bentuk pemaparan terapi karena klien diharuskan untuk mengekspos diri mereka sendiri untuk menimbulkan kecemasan gambar cara untuk mengurangi kecemasan.
Sistematis desensitization adalah terapi perilaku secara empiris diteliti prosedur yang memakan waktu, namun jelas pengobatan yang efektif dan efisien kecemasan terkait disorders, terutama di wilayah fobia spesifik. Sebelum menerapkan prosedur desensitization, terapis melakukan wawancara awal untuk mengidentifikasi informasi spesifik tentang kecemasan dan untuk mengumpulkan informasi tentang klien latar belakang yang relevan. Wawancara ini, dimana beberapa sesi, memberikan terapis pemahaman yang baik tentang siapa klien adalah. Terapis pertanyaan klien tentang keadaan-keadaan tertentu yang menimbulkan ketakutan terkondisi. Beberapa terapis juga mengelola kuesioner untuk mengumpulkan data tambahan tentang situasi menuju kecemasan.
Jika keputusan dibuat untuk menggunakan prosedur desensitization, terapis memberikan klien sebuah alasan untuk prosedur dan menjelaskan secara singkat apa yang terlibat. McNeil dan kyle (2009) menggambarkan beberapa langkah dalam penggunaan sistematis desensitization: 1) relaksasi pelatihan, 2) pengembangan kecemasan hierarcy dan, 3) sistematis desensitization yang tepat.
Langkah-langkah dalam relaksasi pelatihan, yang telah dijelaskan sebelumnya, disajikan kepada klien. Terapis menggunakan suara yang sangat tenang, lembut dan menyenangkan untuk mengajar relaksasi otot progresif. Klien diminta untuk membuat citra sebelumnya lapangan. Sangat penting bahwa klien mencapai keadaan tenang dan kedamaian. Klien diperintahkan untuk relaksasi praktek baik sebagai bagian dari prosedur desensitization dan juga di luar sesi sehari-hari.
Terapis kemudian bekerja dengan klien untuk mengembangkan hirarki kecemasan untuk masing-masing daerah diidentifikasi. Stimuli yang mendapatkan kecemasan di daerah tertentu, seperti penolakan, kecemburuan, kritik, penolakan, atau fobia apapun, dianalisis. Terapis membangun daftar peringkat situasi yang menimbulkan peningkatan derajat kecemasan atau menghindari. Hierarki diatur dalam urutan dari situasi terburuk klien dapat membayangkan ke situasi yang membangkitkan sedikit kecemasan. Jika telah menentukan bahwa klien memiliki kecemasan terkait dengan takut ejeksi, misalnya, situasi penghasil kecemasan tertinggi mungkin penolakan oleh pasangan, berikutnya, penolakan oleh seorang teman dekat, dan kemudian penolakan oleh seorang rekan kerja. Situasi yang paling tidak mengganggu mungkin asing u2019s % ketidakpedulian terhadap klien di sebuah pesta.
Desensitization tidak dimulai sampai beberapa sesi setelah wawancara awal telah selesai. Cukup waktu yang diperbolehkan untuk klien untuk mempelajari relaksasi dalam sesi terapi, berlatih di rumah, dan untuk membangun hirarki kecemasan mereka. Terapis bergerak semakin naik hierarki sampai klien sinyal bahwa dia mengalami kecemasan, pada saat adegan diakhiri. Relaksasi kemudian diinduksi lagi, dan memperkenalkan adegan adalah kembali lagi sampai sedikit kecemasan berpengalaman untuk itu. Inti dari sistematis desensitization adalah paparan berulang-ulang dalam imajinasi untuk membangkitkan kecemasan situasi whitout mengalami konsekuensi negatif.
Klien cenderung memberikan keuntungan lebih besar ketika mereka memiliki berbagai cara untuk mengatasi situasi membangkitkan kecemasan yang mereka dapat terus digunakan setelah terapi telah berakhir mcneil dan kyle (2009).
Sistematis desensitization adalah teknik yang sesuai untuk mengobati fobia, tetapi itu adalah kesalahpahaman yang dapat diterapkan hanya untuk pengobatan kecemasan. Ini juga telah digunakan untuk mengobati berbagai macam kondisi di samping kecemasan, termasuk kemarahan, serangan asma, insomnia, gerakan penyakit, mimpi buruk, dan berjalan dalam tidur (spiegler, 2008). Secara historis, desensitization mungkin memiliki rekam jejak terpanjang teknik perilaku dalam berurusan dengan ketakutan, dan hasil positif yang telah didokumentasikan berulang kali McNeil dan kyle (2009). Sistematis desensitizations ini sering dapat diterima kepada klien karena mereka secara bertahap dan simbolis terkena kecemasan-membangkitkan situasi. Perlindungan adalah bahwa klien mengendalikan proses dengan pergi dengan langkah mereka sendiri dan mengakhiri eksposur ketika mereka mulai mengalami lebih banyak kecemasan dari mereka ingin mentolerir (spiegler & amp; guevremont, 2003).
banjir dan paparan pada vivo
Paparan terapis yang dirancang untuk mengobati lain ketakutan dan negatif respon emosional dengan memperkenalkan klien , di bawah hati-hati kondisi terkontrol untuk situasi yang telah berkontribusi pada masalah semacam . Eksposur adalah kunci proses dalam mengobati berbagai masalah terkait dengan rasa takut dan kecemasan . Paparan sistematis terapi melibatkan konfrontasi dengan stimulus yang ditakuti , baik melalui imajinasi atau di vivo ( live ) . Desensitization merupakan salah satu jenis paparan terapi , tapi ada orang lain . Dua variasi sistematis tradisional desensitization berada dalam paparan vivo dan banjir .
IN VIVO EXPOSURE: In vivo eksposur melibatkan eksposur klien untuk membangkitkan kecemasan peristiwa aktual daripada hanya membayangkan situasi ini. Hidup paparan yakin telah landasan terapi perilaku selama beberapa dekade (hazlett-stevens & amp; crakes, 2003). Bersama-sama, terapis dan klien menghasilkan hirarki situasi untuk klien untuk bertemu dalam aascending orger kesulitan. Klien terlibat secara ringkas dan lulus serangkaian eksposur terhadap peristiwa-peristiwa yang ditakuti. Klien dapat mengakhiri eksposur jika mereka mengalami tingkat tinggi kecemasan. Seperti halnya dengan sistematis desensitization, klien belajar bersaing tanggapan yang melibatkan relaksasi otot. Sebagai contoh, terapis bisa pergi dengan klien dalam lift jika mereka memiliki fobia menggunakan elevator. Diri mengelola in vivo eksposur-a prosedur di mana klien mengekspos diri mereka sendiri untuk membangkitkan kecemasan kegiatan mereka sendiri-adalah sebuah alternatif ketika tidak praktis untuk terapis harus dengan klien dalam situasi kehidupan nyata.
FLOODING: bentuk lain dari eksposur terapi adalah banjir, yang mengacu pada in vivo atau imajinal terpapar membangkitkan kecemasan rangsangan untuk jangka waktu, seperti yang merupakan karakteristik dari semua eksposur terapi, meskipun pengalaman klien kecemasan selama eksposur, konsekuensi ditakuti tidak terjadi. Banjir in vivo terdiri dari intens dan berkepanjangan terpapar sebenarnya memproduksi kecemasan rangsangan. Sisa terpapar ditakuti rangsangan untuk periode berkepanjangan tanpa terlibat dalam kecemasan yang mengurangi perilaku memungkinkan kecemasan untuk mengurangi sendiri. Secara umum, sangat takut klien cenderung untuk mengekang kecemasan mereka melalui penggunaan dari perilaku maladaptive. Banjir, klien dicegah dari terlibat dalam tanggapan maladaptive kecemasan membangkitkan situasi mereka biasa. Banjir in vivo cenderung mengurangi kecemasan cepat.
Imajinal banjir adalah berdasarkan prinsip akrab dan mengikuti prosedur yang sama kecuali eksposur terjadi di klien imajinasi bukan dalam kehidupan sehari-hari. Banjir sering digunakan dalam pengobatan perilaku kecemasan terkait disorders, fobia, obsessive compulsive disorder, posttraumatic stress disorder, dan agoraphobia.
Eksposur berkepanjangan dan intens dapat kedua cara efektif dan efisien untuk mengurangi kecemasan klien. Namun, karena dari ketidaknyamanan yang terkait dengan paparan berkepanjangan dan intens, beberapa klien mungkin tidak memilih perawatan eksposur ini. Hal ini penting untuk terapis perilaku untuk bekerja dengan klien untuk membuat motivasi dan kesiapan untuk pemaparan. Klien harus membuat keputusan setelah mempertimbangkan pross dan kontra menundukkan diri untuk aspek-aspek yang sedang stres perawatan.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan terapi consistenly dapat mengurangi klien tingkat rasa takut dan gelisah ( tryon , 2005 ) . Paparan suara keberhasilan terapi dalam mengobati berbagai gangguan telah mengakibatkan paparan yang digunakan sebagai bagian dari sebagian besar perilaku dan perilaku kognitif pengobatan untuk kecemasan gangguan ( mcneil & amp ; kyle , 2009 ) . Spigler dan guevremont ( tahun 2003 ) menyimpulkan bahwa paparan terapi itu adalah hal yang paling ampuh prosedur perilaku yang tersedia untuk gangguan kecemasan terkait , dan mereka akan bertahan lama efek . Namun , mereka menambahkan , menggunakan paparan sebagai satu-satunya pengobatan protap ini tidak selalu cukup banyak . Dalam kasus yang melibatkan parah dan gangguan multifaceted , lebih dari satu perilaku intervensi ini sering diperlukan . Semakin imaginal dan pada vivo paparan sedang digunakan dalam kombinasi , yang cocok dengan tren dalam terapi perilaku untuk menggunakan paket perawtan sebagai suatu cara untuk meningkatkan efektivitas terapi .
Desensitization gerakan mata dan pengolahan
Desensitization herakan mata dan pengolahan (EMDR) adalah bentuk terapi eksposur yang melibatkan imajinal banjir, kognitif restrukturisasi dan penggunaan gerakan cepat, berirama mata dan lainnya bilateral rangsangan untuk memperlakukan klien yang telah mengalami stres traumatice. Dikembangkan oleh Francine Shapiro (2001), prosedur ini terapeutik yang menarik dari berbagai perilaku intervensi. Dirancang untuk membantu klien dalam berurusan dengan posttraumatice stres gangguan, (EMDR telah diterapkan untuk berbagai populasi termasuk anak-anak, pasangan, korban pelecehan seksual, veteran pertempuran, korban kejahatan, perkosaan, selamat, dan orang-orang yang berurusan dengan kecemasan, panik, depresi, kesedihan, kecanduan, dan fobia.
Shapiro (2001) menekankan pentingnya keselamatan dan kesejahteraan klien ketika menggunakan pendekatan ini. EMDR mungkin tampak sederhana untuk beberapa, tapi etis penggunaan tuntutan prosedur pelatihan dan klinis supervision.because reaksi yang kuat dari klien, sangat penting bahwa praktisi tahu bagaimana aman dan efektif mengelola kejadian-kejadian ini. Terapis tidak boleh menggunakan prosedur ini kecuali mereka menerima pelatihan dan pengawasan dari instruktur EMDR resmi. Diskusi yang lebih lengkap dari prosedur ini perilaku dapat ditemukan di Shapiro (2001, 2002a).
Ada beberapa kontroversi Apakah gerakan mata sendiri menciptakan perubahan, atau penerapan teknik kognitif dipasangkan dengan mata gerakan bertindak sebagai agen perubahan. Dukungan empiris untuk EMDR telah dicampur, yang membuatnya sulit untuk menggambar bentuk kesimpulan tentang keberhasilan atau kegagalan ini intervensi (McNeil & amp; Kyle, 2009). Dalam menulis tentang masa depan EMDR, prochaska dan Norcross (2007) membuat beberapa prediksi: peningkatan jumlah praktisi akan menerima pelatihan di EMDR; hasil penelitian akan terang pada EMDR % u2019s efektivitas dibandingkan dengan terapi lain saat ini untuk trauma; dan penelitian lebih lanjut dan praktek akan memberikan rasa efektivitas dengan gangguan selain posttraumatic stress disorder.
pelatihan keterampilan social
Pelatihan keterampilan sosial adalah kategori luas yang berkaitan dengan kemampuan individu untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial; Hal ini digunakan untuk memperbaiki defisit klien memiliki dalam interpersonal kompetensi (spiegler, 2008). Keterampilan sosial melibatkan mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam cara yang tepat dan efektif. Beberapa aspek yang diinginkan dari pelatihan ini adalah bahwa ia memiliki dasar yang sangat luas dari penerapan dan dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan individu klien (segrin, 2003). Pelatihan keterampilan sosial adalah kemarahan manajemen pelatihan, yang dirancang untuk individu yang memiliki masalah dengan perilaku agresif. Pernyataan pelatihan, yang digambarkan berikutnya, adalah untuk orang-orang yang kekurangan keterampilan tegas.
PERNYATAAN pelatihan: Salah satu bentuk khusus pelatihan keterampilan sosial yang telah mendapatkan popularitas meningkat adalah mengajar orang mengalami kesulitan perasaan sesuai atau kanan untuk menyatakan diri mereka sendiri. Orang-orang yang tidak memiliki keterampilan sosial sering mengalami kesulitan interpersonal di rumah, di tempat kerja, di sekolah, dan selama waktu luang. Pernyataan pelatihan dapat berguna bagi mereka (1) yang mengalami kesulitan mengekspresikan kemarahan atau iritasi, (2) yang memiliki kesulitan mengatakan tidak, (3) yang terlalu sopan dan memungkinkan orang lain untuk mengambil keuntungan dari mereka, (4) yang merasa sulit untuk mengekspresikan kasih sayang dan tanggapan positif lainnya, (5) yang merasa mereka tidak memiliki rigt untuk mengekspresikan pikiran, keyakinan dan perasaan, atau, (6) yang memiliki fobia sosial.
Mendasari asumsi dasar pernyataan pelatihan adalah bahwa orang-orang memiliki berhak (tetapi tidak berkewajiban) untuk mengekspresikan diri mereka. Pernyataan pelatihan didasarkan pada prinsip-prinsip teori pembelajaran sosial dan menggabungkan banyak keterampilan sosial metode pelatihan. Umumnya, terapis mengajarkan maupun model perilaku yang diinginkan klien ingin memperoleh. Perilaku ini dipraktekkan di kantor terapi dan kemudian diberlakukan pada kehidupan sehari-hari. Program-program pelatihan efektif pernyataan lebih memberi orang keterampilan dan teknik untuk menghadapi situasi sulit. Program ini menantang keyakinan masyarakat yang menemani kurangnya ketegasan dan mengajar mereka untuk membuat pernyataan-pernyataan diri yang konstruktif dan untuk mengadopsi satu set keyakinan yang akan menghasilkan perilaku yang tegas.
Pernyataan pelatihan sering dilakukan dalam kelompok. Ketika format grup digunakan, pemodelan dan petunjuk yang disajikan kepada seluruh kelompok, dan anggota berlatih keterampilan perilaku dalam peran situasi. Setiap anggota engges di lebih lanjut latihan tegas perilaku sampai keterampilan dilakukan secara memadai dalam berbagai situasi simulasi (Miltenberger, 2008).
Karena pernyataan pelatihan didasarkan pada pengertian barat dari nilai ketegasan, itu mungkin tidak cocok untuk klien dengan latar belakang budaya yang menempatkan lebih menekankan pada harmoni daripada menjadi tegas. Meskipun konselor dapat beradaptasi formulir ini prosedur pelatihan keterampilan sosial sesuai dengan gaya mereka sendiri, sangat penting untuk menyertakan perilaku latihan dan terus-menerus penilaian sebagai dasar aspek dari program. Jika Anda tertarik untuk belajar lebih banyak pernyataan kereta ing, berkonsultasi dengan hak Anda sempurna: sebuah panduan untuk tegas perilaku (Alberti & amp; Emmons, 2008).
modifikasi perilaku diarahkan pada program diri sendiri
Psikolog yang berbagi perspektif ini prihatin terutama dengan mengajar orang keterampilan yang mereka akan perlu untuk mengatur kehidupan mereka sendiri secara efektif. Keuntungan dari teknik modifikasi diri adalah bahwa perawatan dapat diperluas untuk masyarakat dengan cara yang tidak dapat dilakukan dengan pendekatan tradisional untuk terapi. Keuntungan lain adalah bahwa biaya minimal. Karena klien memiliki peran langsung dalam perawatan mereka sendiri, teknik aimedat diri mengubah cenderung untuk meningkatkan keterlibatan dan komitmen untuk pengobatan mereka.
Termasuk modifikasi diri strategi diri pemantauan , hadiah , diri kontrak , diri kendali stimulus , dan diri sebagai model . Ide dasar diri modifikasi kajian dan kegiatan adalah bahwa perubahan dapat dibawa oleh mengajar orang untuk menggunakan mengatasi keterampilan dalam situasi . bermasalah Generalisasi dan pemeliharaan hasil yang diperkuat mendorong klien untuk menerima tanggung jawab untuk melaksanakan strategi ini dalam kehidupan sehari-hari .
Dalam program modifikasi diri sendiri orang membuat keputusan tentang perilaku spesifik yang mereka ingin kontrol atau ubah. orang sering menemukan bahwa alasan utama bahwa mereka tidak mencapai tujuan mereka adalah kurangnya keterampilan tertentu atau harapan yang tidak realistis. berharap dapat menjadi faktor terapi yang mengarah pada perubahan, tapi harapan tidak realistis dapat membuka jalan bagi pola kegagalan dalam program perubahan diri sendiri. suatu pendekatan langsung kepada diri sendiri dapat memberikan pedoman untuk perubahan dan rencana yang akan Membawa Perubahan. bagi orang yang berhasil dalam program seperti ini, analisis yang cermat dari kontekspola perilaku sangat penting, dan orang harus bersedia mengikuti beberapa langkah dasar seperti yang disediakan oleh Watson dan Tharp(2007) :
9. memilih tujuan. tujuan harus ditetapkan satu per satu, dan mereka harus terukur, dapat dicapai, positif dan signifikan bagi orang tersebut. adalah penting bahwa harapan yang realistis.
10. menerjemahkan tujuan ke dalam perilaku sasaran. perilaku identitas ditargetkan untuk perubahan. begitu target untuk perubahan yang dipilih, antisipasi hambatan danmemikirkan cara-cara untuk menegosiasikan mereka
11. pemantauan diri sendiri. dengan sengaja dan sistematis mengamati perilaku Anda sendiri, dan menulis buku harian perilaku, merekam perilaku bersama dengan komentar tentang isyarat yg relevan dan konsekuensi.
12. bekerja di luar rencana untuk perubahan. merencanakan suatu program tindakan untuk membawa perubahan yang sebenarnya. berbagai rencana untuk tujuan yang samadapat dirancang, yang masing-masing bisa efektif. beberapa jenis sistem penguatan diri sendiri diperlukan dalam rencana ini karena bala bantuan merupakan hal terpenting dalam terapi perilaku modern. penguatan diri sendiri adalah strategi sementara yang digunakan sampai perilaku baru telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.mengambil tindakan untuk memastikan bahwa prestasi akan dipertahankan.
13. mempelajari rencana tindakan. mengevaluasi rencana perubahan untuk menentukan apakah tujuan yang ditetapkan tercapai, dan menyesuaikan dan merevisi rencana sebagai cara lain untuk memenuhi tujuan dipelajari. evaluasi adalah proses yang berkelanjutan bukankejadian satu kali, dan perubahan diri sendiri adalah praktek seumur hidup.
banyak orang yang mengembangkan beberapa jenis program modifikasi pertemuan diri sendiri berulang kali gagal, situasi Polivy dan herman (2002) sebut sebagai"sindrom harapan palsu," yang merupakan ditandai dengan expetations realistismengenai kecepatan mungkin, jumlah, kemudahan dan konsekuensi dari perubahan upaya diri sendiri.upaya perubahan diri sendiri sering menemui kegagalan sejak awal oleh harapan yang tidak realistis, tetapi individu sering terus mencoba dan mencoba dengan harapanbahwa mereka akhirnya akan berhasil dalam mengubah pola perilaku. banyak orangmenafsirkan kegagalan mereka untuk berubah sebagai hasil dari upaya yang tidak memadai atau terlibat dalam program yang salah.
strategi modifikasi diri telah berhasil diterapkan untuk penduduk dan masalah, beberapayang termasuk mengatasi serangan panik, membantu anak untuk mengatasi takut akangelap, meningkatkan produktivitas kreatif, mengelola kecemasan dalam situasi sosial, mendorong berbahasa didepan kelas ,meningkatkan olahraga, pengendalian darimerokok, dan berurusan dengan depresi(Watson & Tharp, 2007). penelitian tentang modifikasi diri sendiri telah dilakukan di berbagai macam masalah kesehatan, beberapa diantaranya termasuk radang sendi, asma, kanker, penyakit jantung,penyalah gunaan narkoba, diabetes, sakit kepala, kehilangan penglihatan, gizi, dan perawatan kesehatan diri (Cormier et al. 2009).
multimodal therapy :clinical behaviour therapy
multimodal terapi adalah, komprehensif sistematis, holistik, pendekatan terapi perilaku dikembangkan oleh Arnold Lazarus (1976,1986,1987,1992 sebuah, 1992b, 1992c,1997a, 2005,2008). itu didasarkan pembelajaran sosial dan teori kognitif dan berlakuteknik perilaku yang beragam untuk berbagai masalah. pendekatan ini berfungsisebagai penghubung utama antara beberapa prinsip perilaku dan pendekatan perilaku kognitif yang telah banyak menggantikan terapi perilaku tradisional.
terapi multimodal adalah sistem terbuka yang mendorong eklektisisme teknis. teknik baru terus-menerus diperkenalkan dan teknik yang sudah ada disempurnakan, tetapi mereka tidak pernah digunakan secara tabur. terapis multimodal berusaha keras untuk menentukan secara tepat apa hubungan dan keadaan apa. asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah bahwa karena individu yang terganggu oleh berbagaimasalah tertentu adalah tepat bahwa banyak strategi pengobatan digunakan dalam membawa perubahan. fleksibilitas terapeutik dan keserbagunaan, bersama denganluasnya lebih dari mendalam, sangat dihargai, dan ahli terapi multimodal terus-menerus menyesuaikan prosedur mereka untuk mencapai tujuan klien. terapis harus memutuskankapan dan bagaimana menjadi menantang atau mendukung, dingin dan panas, formal dan informal, dan keras atau lunak(Lazarus,1997a,2008).
Terapis multimodal cenderung sangat aktif selama sesi terapi, berfungsi sebagai pelatih, pendidik, konsultan dan model peran. mereka memberikan informasi, instruksi dan umpan balik serta model bahaviors tegas. mereka menawarkan kritik contructive dan saran, bala bantuan positif dan tepat diri - pengungkapan.
Lazarus (2008) berpendapat: "multimodal terapis berlangganan tidak ada dogma selain prinsip-prinsip parsimoni teoritis dan efektivitas terapi" (hal.396). teknik dipinjam dari berbagai sistem terapi lainnya. mereka mengakui bahwa banyak klien datang untuk terapi perlu belajar keterampilan, dan mereka bersedia untuk mengajar, pelatih, kereta api, model dan mengarahkan klien mereka. terapis multimodal biasanya berfungsi directively dengan memberikan informasi, instruksi dan reaksi. mereka menantang diri sendiri keyakinan, menawarkan umpan balik konstruksi, memberikan penguatan positif dan secara tepat pengungkapan diri. adalah penting bahwa terapis mulai di mana klien dan kemudian pindah ke daerah produktif lainnya untuk eksplorasi. kegagalan untuk memahami situasi klien dengan mudah dapat meninggalkan perasaan klien terasing dan disalahpahami (Lazarus, 2000).
ATAS DASAR I.D. inti dari pendekatan multimodal Lazarus adalah premis bahwa kepribadian kompleks manusia dapat dibagi menjadi tujuh bidang utama fungsi: B= Behavior ,A= Affective Responses, S= sensations, I=images C= Cognitions ,I= interpersonal relationshipsand D= drugs, biologis fungsi, gizi dan olahraga (Lazarus, 1989,1992 a, 1992b, 1997a, 1997b, 2000,2006,2008). meskipun modalitas yang interaktif, mereka dapat dianggap fungsi diskrit
pengandaian perilaku Pertanyaan untuk bertanya
behavior terang-terangan perilaku, termasuk tindakan, kebiasaan dan reaksi yang dapat diamati dan terukur Apakah anda ingin berubah?
seberapa aktif Anda?
apa yang akan Anda ingin lakukan?
apa yang akan Anda ingin berhenti melakukan ?
apa saja kekuatan utama Anda?
perilaku apa yang membuat anda ingin lakukan?
affect emosi, suasana hati dan perasaan yang kuat Apakah emosi anda yang sering anda alami?
apa yang membuat Anda tertawa?
apa yang membuat Anda menangis?
apa yang membuat Anda sedih, marah, senang, takut?
emosi apa yang bermasalah untuk Anda?
sensation dasar indera sentuhan, rasa, bau, penglihatan, dan pendengaran Penderitaan apa yang tidak menyenangkan, seperti sakit, sakit, pusing, dan sebagainya?
apa yang Anda sangat suka atau tidak suka dalam cara melihat, mencium, mendengar, menyentuh, dan mencicipi?
imagery bagaimana kita membayangkan diri kita, termasuk mimpi kenangan dan khayalan apa saja mimpi berulang mengganggu dan kenangan hidup?
apakah Anda memiliki imajinasi yang jelas?
bagaimana Anda melihat tubuh Anda?
bagaimana Anda melihat diri Anda sekarang?
bagaimana Anda ingin mampu melihat diri Anda di masa depan?
Cognition wawasan, filosofi, ide, pendapat, self-talk, dan penilaian yang merupakan nilai dasar seseorang, sikap, dan keyakinan apa saja cara agar Anda memenuhi kebutuhan intelektual Anda?
bagaimana Anda pikiran Anda mempengaruhi emosi Anda?
apa nilai dan keyakinan yang paling Anda kasihi?
apa saja hal-hal negatif yang Anda katakan kepada diri Anda sendiri?
apa saja keyakinan pusat Anda rusak?
apa keharusan utama oughts dan keharusan dalam hidup Anda?
bagaimana Anda memperoleh itu di dalam cara hidup efektif?
Interpersonal relationship Interaksi dengan banyak orang seberapa banyak makhluk sosial kan?
untuk apa gelar yang Anda inginkan keintiman dengan orang lain?
apa yang Anda harapkan dari orang-orang penting dalam hidup Anda?
apa yang mereka harapkan dari Anda?
apakah ada hubungan dengan orang lain yang anda berharap untuk berubah?
jika demikian, apa jenis perubahan yang Anda inginkan?
Drugs/ biology obatdan kebiasaannya gizi dan pola latihan apakah Anda sadar kesehatan?
apakah Anda mempunyai keprihatinan apapun tentang kesehatan Anda?
apakah Anda mengambil obat yang diresepkan?
apa kebiasaan anda berhubungan dengan diet, olahraga dan kebugaran fisik?
terapi multimodal dimulai dengan penilaian yang komprehensif dari tujuh modalitas fungsi manusia dan interaksi di antara penilaian them.a lengkap dan program pengobatan harus menjelaskan masing-masing modalitas ID BASIC, yang merupakan peta kognitif menghubungkan setiap aspek dari kepribadian. tabel 9.1 keluar jalur proses ini dengan menggunakan pertanyaan Lazarus biasanya meminta (1989,1997 a, 2000, 2008).
premis utama dari terapi multimodal adalah bahwa luasnya sering lebih penting daripada mendalam. tanggapan lebih koping klien belajar di theraphy, semakin sedikit besar kemungkinan untuk kambuh (Lazarus.1996a, 2008; Lazarus & Lazarus, 2002). theraphists mengidentifikasi satu masalah tertentu dari setiap aspek dari ID BASIC kerangka sebagai target untuk mengubah dan mengajarkan klien berbagai teknik yang dapat mereka gunakan untuk memerangi pemikiran yang salah, untuk belajar santai dalam situasi stres dan untuk memperoleh keterampilan interpersonal yang efektif. klien kemudian dapat menerapkan keterampilan ini untuk berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari mereka
pemeriksaan pendahuluan dari kerangka BASIC.ID memunculkan beberapa tema sentral dan signifikan yang kemudian dapat dieksplorasi secara produktif dengan menggunakan kuesioner kehidupan sejarah rinci. (lihat Lazarus dan Lazarus, 1991, untuk persediaan hidup sejarah multimodal). sekali profil utama BASIC.ID seseorang telah ditetapkan, langkah berikutnya terdiri dari pemeriksaan bagaimana Dr Lazarus menerapkan model penilaian BASIC.ID dengan kasus Ruth, bersama dengan contoh dari berbagai teknik yang dia gunakan, lihat kasus pendekatan untuk konseling dan psychotheraphy (Corey, 2009a, chap.7)
Kesadaran dan Penerimaan berbasis Terapi Kognitif Perilaku
selama dekade terakhir, "gelombang ketiga" terapi perilaku telah berkembang, yang berakibat pada perluasan tradisi perilaku. kesadaran adalah proses yang melibatkan semakin jeli dan menyadari rangsangan eksternal dan internal pada saat kini dan mengadopsi sikap terbuka ke arah menerimaapa yang bukan dilihat situasi sekarang (Kabat-Zinn, Segal, Williams, & Teasdale, 2002). inti dari kesadaran adalah menjadi sadar akan pikiran seseorang dari satumomen ke momen berikutnya dengan penerimaan yang lembut (Germer, Siegel, &Fulton, 2005). Dalam kesadaran klien praktek melatih diri mereka untuk fokus pada pengalaman mereka. akseptasi adalah proses yang melibatkan dengan menerima pengalaman seseorang saat ini tanpa menghakimi atau preferensi, tetapi dengan rasa ingin tahu dan kebaikan, dan berjuang untuk penuh kesadaran pada saat kini (Germer,2005b). pendekatan kesadaran dan penerimaan adalah jalan yang baik untuk integrasispiritualitas dalam proses konseling.
empat pendekatan utama dalam pengembangan terbaru dari tradisi perilaku meliputi (1)perilaku dialektis terapi (Linehan, 1993a, 1993b), yang telah menjadi suatu yang diakui untuk pengobatan gangguan kepribadian, (2) kesadaran pengurangan stres berbasis (Kabat-Zinn, 1990), yang melibatkan 8 - sampai 10 minggu program kelompokmenerapkan teknik-teknik kesadaran untuk mengatasi stres dan meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis, (3) kesadaran berdasarkan terapi kognitif (Segal et al,2002), yang ditujukan terutama pada mengobati. depresi, dan (4) menerima dan terapikomitmen (Hayes, Strosahl, & Houts, 2005; Hayes, Strosahl, & Wilson, 1991), yang didasarkan pada klien mendorong untuk menerima, menerima daripada berusaha untukmengontrol atau mengubah, sensasi yang tidak menyenangkan . perlu dicatat bahwa keempat pendekatan ini didasarkan pada data empiris, ciri dari tradisi perilaku.
Terapi perilaku dialektis (DBT) yang dikembangkan untuk membantu klien mengatur emosi dan perilaku terkait dengan depresi, perlakuan yang paradoks membantu klienuntuk menerima pengalaman emosional mereka (Morgan, 2005). praktek akseptasi melibatkan kejadian yang ada pada saat sekarang, melihat kenyataan sebagaimana adanya tanpadistorsi, tanpa penilaian, tanpa evaluasi, dan tanpa mencoba untuk bertahan padapengalaman atau untuk menyingkirkan itu. melibatkan sepenuhnya ke dalam kegiatan pada saat kini tanpa memisahkan diri dari peristiwa yang sedang berlangsungdan interaksi.
dirumuskan oleh Linehan (1993a, 1993b), DBT adalah campuran yang menjanjikan dariteknik perilaku dan psikoanalitik untuk mengobati gangguan perbatasan. seperti terapi analitik, DBT menekankan pentingnya hubungan psikoterapi, validasi klien. Pentingnya etiologi dari klien yang telah mengalami "lingkungan yang menyangkal" seperti seorang anak, dan konfrontasi perlawanan. komponen utama dari DBT adalah mempengaruhi regulasi, gangguan toleransi, perbaikan dalam hubungan interpersonal, dan pelatihan kesadaran. DBT mempekerjakan teknik perilaku, termasuk bentuk terapi terpapar di mana klien belajar untuk menoleransi emosi yang menyakitkan tanpa memberlakukan perilaku merusak diri. DBT yang mengintegrasikan kognitif behaviorisme tidak hanya dengan konsep analitik tetapi juga dengan pelatihan kesadaran dari "eastern psychological and spiritual practices (praktek terutama Zen)" (Linehan, 1993b, hal. 6).
Keterampilan DBT pelatihan bukan pendekatan"quick fix". Umumnyamelibatkan minimal satu tahun pengobatan dan meliputi baik terapi individu dan pelatihan keterampilan dilakukan dalam kelompok. DBT membutuhkan kontrak perilaku.untuk kompeten berlatih DBT, adalah penting untuk mendapatkan pelatihan dalam pendekatan ini.
MINDFULNESS BASED STRESS REDUCTION (MBSR)
keterampilan yang diajarkan dalam programMBSR termasuk meditasi dan yoga selama sadar, yang bertujuan menumbuhkankesadaran. program ini mencakup meditasi tubuh yang membantu klien untuk mengamati semua sensasi dalam tubuh mereka. sikap kesadaran didorong dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari termasuk berdiri, berjalan, dan makan. kedua orang itu terlibat dalam program ini didorong untuk berlatih meditasi kesadaran resmi selama 45 menit setiap hari. program MBSR terutama dirancang untuk mengajarkan peserta untuk berhubungan dengan sumber eksternal dan internal dari stres dengan cara yangkonstruktif. program ini bertujuan untuk mengajar orang bagaimana untuk hidup lebih lengkap di masa sekarang daripada merenungkan tentang masa lalu atau menjaditerlalu khawatir tentang masa depan.
ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY (ACT)
pendekatan lain kesadaran berbasis menerima dan terapi komitmen (Hayes dkk, 1999, 20050., yang melibatkan secara penuh menerima pengalaman saat ini dan penuh perhatian melepaskan hambatan. dalam pendekatan ini "penerimaan bukan hanya toleransi melainkan adalah nonjudmental aktifmerangkul pengalaman di sini dan sekarang "(Hayes, 2004, hal. 32). menerima adalah sikap atau postur dari mana untuk melakukan terapi dan dari mana klien dapatmelakukan kehidupan (Hayes & Pankey, 2003) bahwa memberikan alternatif untukbentuk-bentuk kontemporer dari terapi perilaku kognitif (Eifert & Forsyth, 2005)berbeda dengan pendekatan perilaku kognitif dibahas dalam bab 10, di mana kognisiditantang atau diperdebatkan, dalam ACT kognisi diterima.. klien belajar bagaimanamenerima pikiran dan perasaan mereka mungkin telah mencoba untuk menolak. Hayestelah menemukan bahwa kognisi maladaptif yang menantang sebenarnya memperkuatbukan mengurangi fleksibilitas. nilai merupakan bagian dasar dari proses terapi, danpraktisi ACT mungkin bertanya klien "apa yang Anda inginkan dalam hidup bertahan? ".
selain penerimaan, komitmen untuk bertindak sangat penting. komitmen melibatkan membuat keputusan sadar tentang apa yang penting dalam hidup dan apa yang orang bersedia melakukan hidup dihargai (Wilson, 2008). ACT memanfaatkan pekerjaan rumah nyata dan latihan perilaku sebagai cara untuk membuat pola yang lebih besar dari tindakan efektif yang akan membantu klien hidup dengan nilai-nilai mereka (Hayes, 2004). misalnya, pada bentuk pekerjaan rumah yang diberikan kepada klien yang meminta mereka untuk menuliskan tujuan hidup atau hal yang mereka nilai dalam berbagai aspek kehidupan mereka. fokus ACT adalah memungkinkan pengalaman untuk datang dan pergi sementara mengejar kehidupan yang bermakna. menurut Hayes dan Pankey (2003), "ada dasar bukti yang berkembang bahwa menerima keterampilan penting bagi psikologis kesejahteraan dan dapat meningkatkan dampak dari psikoterapi dengan berbagai macam klien" (hal. 8).
ACT adalah bentuk efektif dari terapi (Eifert & Forsyth, 2005) yang terus mempengaruhi praktek terapi perilaku. Germer (2005a) menyarankan "kesadaran mungkin menjadi konstruk teori yang menarik klinis, penelitian, dan praktek dekat bersama-sama, dan membantu mengintegrasikan kehidupan pribadi dan profesional dari terapis"(hal.11).menurut wilson (2008), ACT menekankan proses umum
Dia mendapatkan gelar Phd Psikologinya di Universitas Harvard pada tahun 1931 dan kembali lagi ke Harvard setelah mengajar di beberapa universitas lainnya. Dia memiliki dua orang putri, salah satunya adalah seorang psikolog pendidikan dan satunya lagi adalah seorang artis.
Skinner sangat menonjol dalam bidang behaviourisme dan dianggap sebagai Bapak Psikologi Behaviourisme. Skinner yang memperjuangkan paham behavior yang radikal, yang menempatkan penekanan utamanya pada Tingkah laku sebagai Akibat / efek dari Lingkungan. Skinner juga mengutarakan bahwa dia tidak percaya bahwa manusia bebas untuk memilih. Dia mengakui bahwa perasaan dan pikiran memang ada, tetapi dia mengingkari bahwa kedua hal itu lah sebagai efek atau penyebab dari munculnya suatu perilaku. Malahan dia menekankan bahwa penyebab dari perilaku dan efek / dampak merupakan hubugan antara objektiv, kondisi lingkungan yang dapat diamati dan perilaku itu sendiri. Skiner beranggapan bahwa terlalu banyak perhatian yang diberikan untuk keadaan internal ari pikiran dan mitivasi, yang tidak bisa diobservasi dan diubah secara langsung, dan terlalu terfokus pada apa yang diberikan untuk faktor lingkungan yang bisa diobservasi secara langsung dan diubah. Dia sangat tertarik pada konsep pemberian penguatan, yang dia aplikasikan pada kehidupannya sendiri. Sebagai contoh, setelah bekerja selama beberapa jam, dia akan pergi ke tenda nya, lalu menggunakan headphone nya dan mendengarkan music klasik (frak dattilio, komunikasi personal, 9 desember, 2006).
Perkerjaan skinner kebanyakan adalah melakuakn eksperimen di laboratoriumnya, tetapi yang liannya dia juga mengajar, mengelola masalah manusia, , dan rencana sosial. Science and Human Behaviour (Skinner, 1953) merupakan buku yang paling menggambarkan bagaimana pemikiran skinner tentang konsep perilaku dapat diaplikasikan untuk setiap dasar dari perilaku manusia. Dalam Walden II (1948) skinner menggambarkan sebuah komunitas Utopia yang merupakan pemikirannya, yang berasal dari laboratoriumnya, untuk diaplikasikan kedalam isu –isu sosial. Buku nya pada tahun 1971, beyond freedom and dignity, bertujukan keapda kebutuhan akan perubahan drastic bila masyarakat saat itu ingin bertahan hidup. Skinner percaya bahwa ilmu pengetahuan dan tehknologi menjanjikan sebauh masa depan yang lebih baik.
Albert Bandura (b. 1925) lahir didekat Alberta, Canada, dia adalah anak termuda dari 6 bersaudara di sebauh keluarga erapa timur. Bandura menyelesaikan sekolah dasar dan menengahnya di salah satu sekolah di kotanya yang memiliki sedikit guru dan sumber daya lainnya. Keterbatasan sumber daya ini terbukti merupakan asset bagi bandura dalam langkah awalnya mempelajari ketrampilan diri “Self – directedness” , yang nantinya kan menjadi salah satu tema penelitiannya.
Dia mendapatkan gelar Phd dalam bidang psikologi Klinis di Universitas Lowa pada tahun 1952, dan satu tahun setelahnya dia bergabung di fakultas Universitas Standford. Badnura dan rekannya menajdi pioneer alam penelitiannya tentang Model social “social modeling” dan mendemonstrasikan bahwa modeling adalah sebuah proses yang kuat yang menjelaskan berbagai macam cara atau tipe – tipe belajar (Bandura 1971a, 1971b, Bandura and Walters, 1963) didalam program penelitannya di Unversitas Stanford Bandura dan rekannya menggali lebih dalam tentang tori belajar sosial dan peran yang menonjol dari belajar observasi, belajar modeling dalam motiv motiv manusia, pikiran, dan perilakunya.
Pada pertengahan 1980 bandura mengganti nama teorinya menjadi “Teori Kognisi Sosial” yange menerangkan tentang bagaimana kita memfungsikan diri sebagai pengaturan diri, proaktiv, refleksi diri, dan pembentukan regulasi diri (bandura 1986) gagasan ini menyatakan bahwa kita bukanlah organism sederhana yang dapat dibentuk dari tekanan sosial ataupun dorongan internal yang merepresentasikan bagian dramatis dalam tahap perkembangan terapi perilaku. Bandura memperluas cakupan dari terapi perilaku dengan menggali tekanan kognitif dan afektif dan motif dari perilaku manusia.
Ada beberapa kualitas / cirri yang melekat didalam teori kognitif Bandura. Bandura membuat banyak bukti empiris yang menggambarkan bahwa kita memiliki banyak pilihan hidup dalam semua aspek di kehidupan kita. Dalam Self-Efficacy: The Exercise Of Control (Bandura 1997) bandura memperlihatkan secara menyeluruh aplikasi dari teori efikasi diri nya kedalam area – area seperti perkembangan manusia, psikologi, psikiatri, edukasi, pengobatan dan kesehatan, atletik, bisnis, sosial dan perbahan politik dan hubungan internasional.
Bandura memfokuskan 4 area dari penelitiannya
1. Kekuatan dari modeling sosial dalam membentuk pikiran, emosi, dan perilaku.
2. Mekanisme dari Insytansi manusia atau bagaimana seseorang mempengaruhi motivasinya dan perilaku yang dia pilih
3. Persepsi seseorang terhadap efikasi dirinya untuk mencoba mempengaruhi event – event mengenai hidupnya
4. Bagaimana tekanan / stress bereaksi dan bagaimana depresi disebabkan.
bandura membuat salah satu dari teori besar yang tetap digunakan sampai awal abad 21. Dia telah menunjukan kepada orang – orang bahwa seseorang membutuhkan efikasi diri dan ketahanan diri untuk menciptakan kesuksesan hidup dan untuk bertemu hambatan yang tidak terelakan dan tantangan yang mereka hadapi.
Bandura telah menulis 9 buku, banyak diantaranya yang sduah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa. Di tahun 2004v dia mendapatkan penghargaan “The Outstanding Lifetime Contribution to Psychology” dari American Psychological Assosiation. Dia awal usianya yang ke 80, Bandura melanjutkan mengajar dan melakaukan penelitian di universitas Stanford dan berkeliling dunia. Dia tetap mempunyai waktu untuk naik gunung, menonton opera, ataunpun berkumpul bersama keluarganya dan mencicipi wine di Napa dan Sonoma Valleys.
Pendahuluan
Praktisi terapi perilaku berfokus pada perilaku yang dapat diamati, faktor – faktor yang menentukan perilaku, pengalaman belajar yang mempromosikan perubahan, penerapan strategi treatmen untuk klien individual, dan asesmen yang keras dan evaluasi (Kazdin, 2001; Wilson, 2008). Terapi perilaku terlalu digunakan kepada range yang luas pada penderita gangguan psikologis dengan populasi klien yang berbeda (Wilson, 2008). Gangguan kecemasan, depresi, dan kekerasan, ganguan makan, kekerasan ruamh tangga, masalah seksual, pain management, dan hipertensi telah sukses diterapi menggunakan tehnik ini. Prosedur perilaku yang digunakan didalam tehnik pembangunan dari ketidakbermampuan, penyakit mental, pendidikan, dan pendidikan khusus, komunitas psikologi, psikologi klinis, rehabilitasi, bisnis, pengaturan diri, psikologi olahraga, kesehatan yang berhubungan dengan perilaku, dan gerontology (Milenberger 2008)
Latar Belakang Sejarah
Terapi perilaku ini mulai muncul pada awal 1950 dan awal 1960, dan ini merupakan tujuan radikal dari psikologi dnegan prespektif psikoanalisa. Terapi perilaku bergerak dari terapi / perlakuan yang diaplikasikan dari prinsip Clasical conditioning dan Operant Conditioning (yang akan dijelaskan secara singkat) untuk menangani berbagai masalah perilaku. Saat ini, sanagt sulit untuk menemukan consensus dari definisi terapi perilaku karena bidang ini telah berkembang menjadi lebih kompleks / rumit dan ditandai dengan pandangan yang sama dari berbagai bidang. Sesungguhnya, sejalan dengan lambat laun dan pertumbuhan dari terapi perilaku, ini telah menutupi beberapa psikoterapi lainnya (Wilson 2008). Diskusi yang ada disini adalah berdasarkan sejarah sketsa terapi perilaku dari Spiegler dan Guevremont’s (2003).
Terapi perilaku tradisional memunculkan stimulus di United States, Afrika Selatan, dan Inggris Raya pada 1950. Krtik yang menjengkelkan tentang pelecehan dan ketahanan dari psikoterapi perspektif psikoanalis, merupakan hal yang bertahan. Ini berfokus pada demonstrasi tehnik kondisi perilkau yang dikondisikan efektif dan alternative yang hidup untuk terapi psikoanalisis.
Pada tahun 1960 Albert Bandura membuat teori belajar sosial, yang menggabungkan klasikal dan operant conditioning dengan nelajar observasi. Bandura membuat kognisi lebih terfokus untuk terapi perilaku. Selama tahun 1960 jumlah terapi perilaku – kognitif bertambah, dan mereka tetap memiliki impact yang significan dalam percobaan terapi.
Terapi perilaku kontemporer tampil sebagai tekanan utama dalam psikologi selama tahun 1970an, dan ini memiliki impact yang signifikan untuk edukasi, psikologi, psikoterapi, psikiatri, dan perkerjaan sosial. Tehnik perilaku diperluas untuk memberikan solusi untuk bisnis, industry, dan juga untuk mengatasi masalah anak. Dikenal sebagai “Ombak Pertama” di bidang perilaku, tehnik terapi perilaku, dilihat sebagai treatment yang dapat digunakan untuk berbagai masalah psikologis.
Tahun 1980an telah dikarakteristikan dengan mencari untuk horizon baru dalam konsep dan metode yang berada dibalik teori belajar tradisonal. Terapi perilaku melanjutkan untuk subjek metode mereka untuk penyelidikan empiris dan untuk mempertimbangkan impact dari percobaan dari terapi dalam keduanya, baik klien ataupun komunitas yang lebih besar. Bertambahnya perhatian yang diberikan untuk peran emosi dalam perubahan selama proses terapi, sebaik untuk peran dari faktor biologis dalam gangguan psikologis. Dua dari perkembangan yang paling signifikan dalam bidang ini adalah (1) muncul lanjutan dari terapi perilaku kognitif sebagai kekuatan utama. (2) penerapan tehnik perilaku untuk pencegahan dan pegobatan ganguan kesehatan terkait.
Pada akhir 1990an The Association for Behavioral and Cognitive Therapies (ABCT) )dulunya dikenal sebagai The Association for Advancement of Behavior Therapy) mengklaim memiliki 4300 member. Deskripsi terkini dari ABCT adalah “keanggotaan sebuah organisasi yang lebih dari 4500 profesional dalam bidang Kesehatan mental dan pelajar yang tertarik dalam dasar empiris dari Terapi perilkau kognitif”. Nama ini berubah dan deskripsi ini mengungkapkan bahwa pemikiran terkini mengintergrasikan perilaku dan terapi kognitif. Terapi kognitif dianggap menjadi “Ombak ke dua” dari tradisi perilaku.
Pada awal 2000an, “ombak ketiga” dari tradisi perilaku muncul, memperbesar ruang lingkup penelitian dan praktek. Perkembangan terbaru ini meliputi dialectical terapi perilaku, kesadaran berdasarkan pengurangan stress, kesadaran berdasarkan terapi kognitif, dan penerimaan dan komitmen dalam terapi.
4 Area Perkembangan
Terapi perilaku kontemporer bisa dimengerti dengan memgingat 4 area utama dari perkembangan: (1) Clasical Conditoning, (2) Operant Conditioning, (3) teori belajar sosial, (4) trapi perilaku kognitif.
Classical conditioning (conditioning responden) mengacu pada apa yang terjadi pada pembelajaran sebelumnya yang menciptakan respon berpasangan yang meyeleruh. Kunci dari gamrana di area ini adalah Ivan Pavlov yang mengilustrasikan classical conditioning melalui pengalaman dengan anjing. Saat makanan berulang ali muncul dengan beberapa stimulus netral (sesuatu yang tidak mendapatkan respon tertentu), seperti suara bell, anjing itu akan mengeluarkan air liur setiap suara bell itu terdengar, bila bell terus terdengar tetapi makanantidak juga muncul, maka respon air liur anjing tersebut akan menghilang juga, sebagai contoh dari prosedur yang berdasarkan pada kondisi klasikal model dari Joseph Wolpe’s desnsitisasi sistematis, yang akan dijelaskan nanti di bab ini. Tehnik ini mengilustrasikan bagaimana prisip belajar datang dari laboratorium eksperimen yang bisa diaplikasikan secara klinis. Desensitisasi dapat diaplikasikan untuk seseoran melalui kondisi klasikal, menumbuhkan rasa takut untuk terbang setelah mengalami pengalaman menakutkan saat terbang.
Kebanyak dari respon yang signifikan yang kita buat setiap harinya adalah contoh dari perilaku operan, seperti membaca, menulis, mengemudikan mobil, dan makan dengan alat makan. Kondisi operan melibatkan tipe belajar dalam perilaku yang paling mempengaruhi dengan konsekuensi yang mengikuti mereka. Bila lingkungan berubah karena dibawa oleh perilaku yang ditekankan bahwa, bila mereka menyediakan beberapa hadiah untuk organism atau mengurangi stimulus aversif. perubahan menambahkan bahwa perilku akan terjadi lagi. Bila lingkunagan berubah dan tidak meghasilkan tekanan atau memproduksi stimulus aversif, kesempatan berkurang dan perilaku pun akan berkurang. Penguatan negative dan positive, hukuman, dan tehnik pemadaman, dijelaskan nanti dibab ini, ilustreasi bagaimana kondisi operan dalam seting aplikasi dapat menjadi alat dalam membangun perilaku prososial dan perilaku adaptive. Tehnik operan digunakan oleh praktisionis perilaku dalam edukasi untuk orang tua dan dengan program pengaturan berat badan.
Para ahli perilaku bai dari klasikal ataupun operan model tidak termaksud referensi untuk konsep mediasi, seperti peran dari proses berpikir, dan nilai-nilai. Focus ini mungkin karena reaksi perlawanan dari orientasi kedalam dari pendekatan psikodinamis. Pendekatan belajar sosial (atau pendekatan sosial – kognitif), dibangun oleh Albert Bandura dan Richard Walters (1963), ini adlaah interaksional, interdisipliner, dan multimodal (Bandura 1997, 1982). Teori belajar sosial dan teori kognitif mempengaruhi interaksi timbale balik triadic antara lingkungan, faktor personal (kepercayaan, preferensi, ekspektasi, persepsi diri, dan interpretasi), dan perilaku individu. Dalam pendekatan sosial kognitif, faktor lingkuangan dalam perilaku menjadi penentu utama oleh proses kognitif yang mengatur bagaimana pengaruh lingkungan yang dirasakan individu dan bagaimana peristiwa ini di tafsirkan (wilson 2008). Asumsi dasarnya adalah seseorang mampu merubah perilakunya sendiri. Untuk Bandura (1982, 1997), efikasi diri adalah kepercayaan individu atau ekspektasi bahwa dia bisa menguasai sebuah situasi dan membawa perubahan yang diinginkan. Sebuah contoh dari pembelajaran sosial adalah bagaimana seseorang dapat membangun kemampuan sosial yang efektif setelah mereka melakukan kontak dengan orang lain yang mempunya model keterampilan interpersonal yang efektif.
Terapi perilaku kognitif dan teori belajar sosial sekarang merepresentasikan aliran utama dari terapi perilaku kontemporer. Sejak awal 1970an, pergerakan psikologi perilaku telah diakui sebagai tempat berpikir resmi, walau untuk tingkatan pemberian faktor kognitif merupakan sebauh peran sentral dalam mengerti dan mentreatmen maslaah emosi dan perilaku. Pertengahan 1970an terapi perilaku kognitif telah digantikan oleh terapi perilaku sebagai penerimaan dari sebutan dan bagian ini mulai menekankan interaksi antara dimensi – dimensi afektif, perilkau, dan kognitif (Lazarus, 2003; Wilson, 2008). Sebuah contoh yang baik dari pendekatan intregativre ini adalah terapi multimodal, yang dididskusikan nanti di bab ini. Banyak tehnik, khususnya dikembangkan dalam tiga decade terakhir ini, menekankan proses kognitif yang mempengaruhi peristiwa pribadi seperti “Client Self-talk” sebagai mediator dari perubahan perilaku
Perbedaan dari terapi perilaku dan terapi perilaku kognitif adalah jauh elbih sedikit digunakan sekarang, dan dalam realitas, lebih banyak tercampur dengan teori, praktek, dan penelitian. (Sherry Cormier, Personal communication, November 20, 2006).
Kunci Konsep
Sudut pandang Sifat manusia
Terapi prilaku modern didasrkan kepada pendangan ilmiah sifat manusia yang menyiratkan sebuah pendekatan konseling yang sistematis dan terstruktur. Pandangan ini tidak berhenti hanya dalam Asumsi deterministic bahwa manusia adalah sekedar hasil dari kondisi sosial budaya. Sebaliknya, pandangan terkini adalah bahwa manusia adalah pencipta dan hasil dari ciptaan dari lingkungannya,
Tren terkini dalam terapi perilaku adalah menuju prosedur perkembangan yang memang memberikan control untuk klien dan dengan demikian meningkatkan rentang kebebasan. Terapi prilaku bertujuan untuk meningkatkan kemampuan seseorang sehingga mereka memiliki pilihan yang lebih banyak dalam merespon sesuatu. dengan mengatasi perilaku melemahkan yang membatasi pilihan, orang bebas untuk memilih dari kemungkinan yang tidak tersedia sebelumnya, meningkatkan kebebasan individu (kazdin, 1978, 2001). Ini memungkinkan untuk membuat sebuah kasus untuk menggunakan metode perilaku untuk mencapai tujuan kemanusiaan. (kazdin, 2001; Watson & Tharp, 2007)
Karakteristik dasar dan asumsi
6 kunci karakteristik dari terapi perilaju digambarkan sebagai berikut :
1. Terapi perilaku merupakan dasar dalam prinsip dan prosedur metode ilmiah. prinsip eksperimen berasal dari pembelajaran secara sistematis diterapkan untuk membantu orang mengubah perilaku maladaptif mereka. karakteristik yang membedakan dari praktisi perilaku adalah kepatuhan sistematis mereka untuk presisi dan evaluasi empiris. perilaku negara tujuan terapis pengobatan dalam hal tujuan konkret untuk membuat replikasi dari tekanan masyarakat mungkin. tujuan pengobatan yang disepakati oleh klien dan terapis. sepanjang perjalanan terapi, terapis prosedur ketetapan dan pengobatan dinyatakan secara eksplisit, diuji secara empiris, dan direvisi terus-menerus.
2. penawaran terapi perilaku dengan masalah klien saat ini dan faktor-faktor yang mempengaruhi mereka, mungkin sebagai lawan dari analisis determinan sejarah. penekanan pada faktor-faktor spesifik yang mempengaruhi fungsi ini dan faktor apa yang dapat digunakan untuk mengubah kinerja. pada pemahaman dari masa lalu yang menawarkan informasi berguna tentang peristiwa lingkungan berhubungan dengan perilaku ini. terapis perilaku melihat ke peristiwa lingkungan saat ini yang menjaga masalah perilaku Dan membantu klien menghasilkan perubahan perilaku dengan mengubah peristiwa lingkungan, melalui proses yang disebut penilaian fungsional, atau yang disebut oleh Wolpe (1990) sebagai "analisis perilaku"
3. klien yang terlibat dalam terapi perilaku diharapkan untuk mengasumsikan peran aktif dengan terlibat dalam tindakan spesifik untuk menangani masalah mereka. bukan hanya berbicara tentang kondisi mereka, mereka diminta untuk melakukan sesuatu untuk membawa perubahan. klien memonitor perilaku mereka baik selama dan di luar sesi terapi, belajar dan berlatih keterampilan coping dan peran perilaku bermain baru. tugas terapi yang klien melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, atau pekerjaan rumah, adalah bagian dasar dari pendekatan ini, dan belajar dipandang sebagai inti dari terapi. klien belajar perilaku baru yang adptive untuk mengganti perilaku lama yang maladaptif.
4. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa perubahan dapat terjadi tanpa wawasan tentang dinamika yang mendasarinya. terapis perilaku beroperasi pada premis bahwa perubahan perilaku dapat terjadi sebelum atau bersamaan dengan pemahaman tentang diri sendiri, dan bahwa perubahan perilaku juga dapat menyebabkan tingkat peningkatan pemahaman diri. meskipun benar bahwa wawasan dan pemahaman tentang kontinjensi bahwa masalah exacebate seseorang dan cangkul mengetahui berubah. mengetahui bahwa seseorang memiliki masalah dan mengetahui bagaimana untuk mengubahnya adalah dua hal yang berbeda (Martell, 2007)
5. fokusnya adalah pada penilaian perilaku terbuka langsung, mengidentifikasi masalah, dan mengevaluasi perubahan. ada penilaian langsung dari masalah target melalui observasi atau pemantauan diri. terapis juga menilai budaya klien mereka sebagai bagian dari lingkungan sosial mereka, termasuk jaringan dukungan sosial yang berkaitan dengan perilaku sasaran (Tanaka-Matsumi, Higginbotham, & Chang, 2002). penting untuk pendekatan perilaku adalah penilaian hati-hati dan evaluasi intervensi yang digunakan untuk menentukan apakah perubahan perilaku yang dihasilkan dari prosedur.
6. intervensi pengobatan perilaku yang dirancang secara individual untuk masalah spesifik yang dialami oleh klien. beberapa teknik terapi dapat digunakan untuk mengobati masalah individu klien. pertanyaan penting yang berfungsi sebagai panduan untuk pilihan ini adalah: "perawatan apa, oleh siapa, yang paling efektif untuk individu dengan masalah khusus dan di mana set keadaan?" (Paul, 1967, hal. 111)
Proses Terapi
Tujuan Terapi
tujuan untuk menduduki tempat penting pusat dalam terapi perilaku. tujuan umum dari terapi perilaku adalah meningkatkan pilihan pribadi dan untuk menciptakan kondisi baru untuk belajar. klien, dengan bantuan terapis, mendefinisikan tujuan pengobatan spesifik pada awal proses terapi. meskipun penilaian dan pengobatan terjadi bersamaan, sebuah penilaian formal yang terjadi sebelum perawatan untuk menentukan perilaku yang menjadi sasaran perubahan. penilaian terus-menerus sepanjang terapi menentukan sejauh mana mengidentifikasi tujuan terpenuhi. penting untuk memikirkan cara untuk mengukur kemajuan menuju tujuan berdasarkan validasi empiris.
terapi perilaku kontemporer menekankan klien berperan aktif dalam menentukan tentang pengobatan mereka. terapis membantu klien dalam merumuskan tujuan terukur tertentu. tujuan harus jelas, konkrit, dipahami, dan disetujui oleh klien dan counsoler. konselor dan klien mendiskusikan perilaku yang terkait dengan tujuan, keadaan yang dibutuhkan untuk perubahan, sifat sub tujuan, dan rencana aksi untuk bekerja ke arah tujuan ini. ini proses penentuan tujuan terapi memerlukan negosiasi antara klien dan konselor yang menghasilkan kontrak yang memandu jalannya terapi. perilaku terapis dan klien mengubah tujuan selama proses terapi yang diperlukan.
Fungsi Terapi dan Peran
terapis perilaku melakukan seluruh penilaian fungsional (atau analisis perilaku) untuk mengidentifikasi kondisi menjaga dengan pengumpulan informasi secara sistematis tentang anteseden situasional, dimensi dari masalah prilaku, dan konsekuensi dari masalah. ini dikenal sebagai Model ABC, yang membahas anteseden, perilaku, dan konsekuensi. model perilaku menunjukkan bahwa perilaku (B) dipengaruhi oleh beberapa peristiwa tertentu yang mendahuluinya, yang disebut anteseden (A), dan oleh peristiwa tertentu taht mengikutinya disebut konsekuensi (C). yang anteseden peristiwa taht menyembuhkan atau menimbulkan perilaku tertentu. misalnya yang klien yang memiliki masalah tidur, mendengarkan kaset relaksasi dapat berfungsi sebagai isyarat untuk induksi tidur. mematikan lampu dan menghilangkan televisi dari kamar tidur dapat menimbulkan perilaku tidur juga. konsekuensi peristiwa taht mempertahankan perilaku dalam beberapa cara baik dengan meningkatnya decrrasing itu. misalnya, klien mungkin lebih mungkin untuk kembali setelah konseling konselor menawarkan pujian verba atau dorongan karena telah datang dalam atau setelah menyelesaikan beberapa pekerjaan rumah. klien mungkin kurang kemungkinan untuk kembali ke konseling setelah konselor secara konsisten terlambat untuk sesi. dalam melakukan wawancara penilaian, tugas terapis adalah untuk mengidentifikasi anteseden tertentu dan peristiwa yang akibatnya mempengaruhi atau secara fungsional terkait dengan perilaku seorang individu itu (Cormier, nurius & Osborn, 2009).
perilaku berorientasi praktisi cenderung aktif dan direktif dan berfungsi sebagai konsultan dan pemecah masalah. mereka memperhatikan petunjuk yang diberikan oleh klien, dan mereka bersedia untuk mengikuti firasat klinis mereka. praktisi perilaku harus memiliki keterampilan, kepekaan, dan kecerdasan klinis (wilson 2008). mereka menggunakan beberapa teknik umum dengan pendekatan lain, seperti meringkas klarifikasi,, refleksi, dan terbuka - pertanyaan berakhir. Namun, klinisi perilaku menjalankan fungsi lain juga (Miltenberger, 2008; spielger & Guevremont, 2003)
5. berdasarkan penilaian fungsional yang komprehensif, terapis merumuskan tujuan pengobatan awal dan desain dan mengimplementasikan rencana perawatan untuk mencapai tujuan tersebut
6. para klinisi menggunakan strategi perilaku yang memiliki dukungan penelitian untuk digunakan dengan jenis tertentu dari masalah. strategi ini digunakan untuk mempromosikan generalisasi dan pemeliharaan perubahan perilaku. sejumlah ini stategies diuraikan kemudian dalam bab ini.
7. Klinisi itu menilai keberhasilan jika rencana perubahan dengan mengukur kemajuan menuju tujuan sepanjang durasi pengobatan. ukuran hasil yang diberikan kepada klien pada awal teh pengobatan (disebut baseline) dan dikumpulkan lagi secara periodik selama dan setelah perawatan untuk menentukan apakah strategi dan rencana pengobatan yang bekerja. jika tidak, penyesuaian amde dalam strategi yang digunakan.
8. Tugas penting terapis adalah melakukan tindak lanjut penilaian untuk melihat apakah perubahan yang tahan lama dari waktu ke waktu. Klien belajar cangkul untuk mengidentifikasi dan mengatasi punggung set potensial. Penekanannya adalah pada membantu klien mempertahankan perubahan dari waktu ke waktu dan memperoleh keterampilan coping perilaku dan kognitif untuk mencegah kambuh.
Pengalaman Klien dalam Terapi
Salah satu keunikan dari terapi perilaku adalah terapi ini menyediakan terapis dengan sistem yang sangat baik dari prosedur pekerjaan. Keduanya baik terapis ataupun klien memiliki peran yang jelas, dan kepentingan klien dan partisipasinya dalam terapi sangat ditekankan. Terapi perilaku adalah terapi yang memiliki ciri dimana keduanya dari klien ataupun terapi harus berperan aktif dalam sesi terapi . bagian dari terapis adalah kemampuan untun mengajarkan, memberikan instruksi, menjadi contoh dan memberokan feedback pada klien. Klien sendiri terlibat dalam latihan perilaku dengan diberikan timbale balik oleh terapisnya sampai kemampuan tersebut dipelajari dengan baik dan biasanya klien mendapatkan pekerjaan rumah seperti self monitoring dll yang harus dilengkapi selama sesi terapi. Martell (2007) menekankan bahw perubahan yang klien buat dalam terapi harus ditafsirkan kedalam kehidupan sehari –harinya . klien harus termotivasi untuk berubah dan ingin bekerjasama dalam aktifitas terapi. Kalau klien tidak aktif dalam terapi kemungkinana berhasilnya sangat kecil. Bagiamanapun juga strateegi perilaki lain bila klien tidak aktif adalah memberikan dukungan empiris yang memotivai klien dan meningkatkan motivasi klien setiap waktu (Cormier at al, 2009).
Klien didorong untuk mengalami dengan tujuan memperluas daftar perilaku adaptive nya. Konseling tidak lengkap bila aksi tidak dikuti dengan verbalisasi. Sesungguhnya, itu ketika transfer dari perubahan dibuat dari sesi untuk kehidupan sehari-hari dan ketika efek terapi yang melampaui pemutusan bahwa pengobatan dapat dianggap sukses (Granvold & Wodarski, 1994). Klien harus memilki keinginan untuk membuat perubahan dan melanjutkan melaksanakan prilaku barunya setelah treatmen telah selesai dilakukan.
Hubungan antara terapis dan klien
Klinisi dan peneliti memperlihatkan perkiraan bukti bahwa dalam sebuah hubungan terapi, walupun dalam konteks orientasi perilaku, bisa berkontribusi secara significkan untuk proses dari perubahan perilaku itu sendiri (Granvold & wodarski 1994). Kebanyak praktisi perilaku menekankan pada nilai – nilai yang mengembangkan kolaborasi antara hubungan kerja . Lazarus berpendapat bahwa irama dari interaksi terapi dengan klien dari individu ke individu ataupund ari satu sesi ke sesi lainnya. Keterampilan yang dimiliki terapis terkonsep maslaah kerberlakuan dan membuat hubungan antara terapis dengan klien untuk memfasilitasi perubahan.
Seperti yang akan kamu ingat, terapi ekperimen menjadi penekanan utama dalam hubuangan alami antara terapis dengan klien. Sebaliknya, kebanyak praktisi perilaku terdiri dari fakor –faktor seperi kehangatan, empati, autentikasi, dan lain lain. Hubungan antara klien dan terapis merupakan starategi untuk membantu klien membangun perubahan dan pergi kearah yang benar.
APLIKASI : tenik terapi dan prosedur.
Kekeuatan dari pendekatan perilaku adalah pembangunan prosedur terapi yang spesifik yang harus memperlihatkan efektifita dan objektif. Sebual Hallmark dalam pendekatan perilaku sudah sangat jelas. Mengacu pada Arnold Lazarus seorang pioneer dalam terapi perilaku klinis kontemporer, praktisi prilaku bisa berkoorperate didalam rencana treatemen mereka dengan banyak technique yang didemonstrasikan untuk perubahan prilaku yang efektif. Tehnik terapi prilaku dapat diaplikiasikan dengan digabung bersama dengan pendekatan lainnya.
Prosedur terapi yang digunakan dalam tehnik terapi perilaku, di desain lebih spesifik untuk klien dari pada mengambil tehnik dari sisi lain. Terapis terkadang sangat kreativ dalam membuat intervensinya. Diseksi ini telah dijelaskan rentang dari terapi prilaku yang tersedia untuk praktisioner : tehnik relaxi, terapi exposures, analisis perilaku, disendtisisasi sistematis, test kemampuan sosial, terapi multimodal, dan prosedur lainnya,. Tehnik –tehnik ini tidak mengambarkan spektrumn utuh dari prosedur terapi perilaku, melainkan mereka merepresentasikan sampel dari berbagai macam pendekatanyang digunakan dalam terapi perilaku kontemporer.
Mengaplikasikan Analisis Perilaku : Tehnik Kondisi Operan
Beberapa kunci dalam prinsip Kondisi Operan adalah : pengutan positif, penguatan negative, pemadaman, hukuman positif, dan hukuman negative. Unutk detail lebih lanjut tentang metode treatment kondisi operan , dirokemendasikan buku Kazdin (2001) dan Miltenberger (2008).
Dalam pengaplikasian analisis perilaku, tehnik kondisi operan dan metode asesmen serta evaluasi diaplikasikan kedalam rentang skala yang luas dan kedalam banyak variasi masalah dan keadaan (kazdin, 2001). Kontribusi yang paling penting dalam pengaplikasian analisis perilaku adalah fungsi pendekatan untuk memahami masalah klien dan menujukan masalah ini untuk perubahan antiseden dan konsekuensinya (Model ABC).
Para ahli perilaku percaya bahwa respon mereka dalam cara prediksi karena pengutan positif yang pernah dirasakan ataupun kerena kebutuhan untuk menghindar atau pun kerana penguatan yang negative. Setelah tujuan klien telah dinilai, targetnya adalah perilaku yang spesifik. Target dari penguatan, baik positif ataupun negative, adalah untuk meningkatkan perilaku yangtelah ditargetkan. Pengutan positif melibatkan tambahan – tambahan yang bernilai untuk klien (seperti pujian, uang, makanan) atau konsekuensi untuk beberapa perilaku spesifik. Stimulus yang mengikuti perilaku adalah penguatan positif.
Penguatan negative meliputi “escape” dari atau pengelakan dari stimulus yang tidak diinginkan. Individu memotivasi perilaku yang diinginkan untuk menghindari kondisi yang tidak diinginkan. Contoh : teman saya tidak suka terbangun karena mendengar bunyi alarm, maka dia mencoba mengkondisikan dirinya untuk bangun lebih sebelum alarm berbunyi untuk menghindari terbangun karena bunyi alarm tersebut.
Metode lainnya dari operan untuk mengubah perilaku adalah pemadaman, yang mengacu untuk mengurai penguatan dari respon pengutan sebelumnya. Dalam seting pengaplikasiannya, pemadaman bisa digunakan untuk perilaku yang telah di atur oleh penguatan positif atau penguatan negative. dalam kasus anak-anak yang menampilkan amarah, orang tua sering memperkuat perilaku (tantrum) dan penguatan positif (perhatian). hal itu dapat mengurangi atau menghilangkan perilaku tersebut melalui proses kepunahan. perlu dicatat bahwa kepunahan juga mungkin memiliki efek samping negatif, seperti kemarahan dan agresi. kepunahan dapat mengurangi atau menghilangkan perilaku tertentu, tetapi kepunahan tidak menggantikan respon-respon yang telah dipadamkan. untuk alasan ini, kepunahan yang paling sering digunakan dalam program modifikasi bahavior dalam hubungannya dengan strategi penguatan berbagai (Kazdin, 2001).
Cara lain perilaku di control dengan menggunakan hukuman, terkadang mengacu sebagai control aversi, yang berkonsekuensi terhadap beberapa hasil perilaku dalam mengurangi perilaku tersebut. Target dari penguatan adalah untuk meningkatkan perilaku, tetapi target dari hukuman mungkin saja sebagai konsekuensi dari perilaku : hukuamn positif dan negative. Dalam hukuman positif sebuah stimulus aversif ditambahkan setelah perilaku untuk mengurangi frekuensi dari dari perilaku yang menjadi target. Dalam hukuman yang negative, stimulus penguatan di hilangkan mengikuti perilaku untuk mengurangi frekuensi dari perlikau yang menjadi target. Dari kedua tipe hukuman tersebut, perilaku kurang mungkin terjadi di masa depan. Ke empat prosedur kondisi operan ini dari program dasar terapi perilaku untuk pelatihan keahlian ornag tua dan juga dalam prosedur pengaturan diri.
Skinner (1948) percaya bahwa hukuman memiliki batas nilai dalam merubah perilaku dan bisanya sebuah cara yang tidka diinginkan untuk memodifikasi perilaku. Dia melawan untuk menggunakan control aversive dari pemberian hukuman, dan merekomendasikan untuk menggunakan penguatan positif. Kunci dari prinsip dalam pengaplikasian pendekatan analisis perilaku adalah untuk menggunakan cara yang mungkin untuk mengubah perilaku, dan penguatan positif disebut sebagai cara yang paling kuat/tepat. Skinner meyakini dalam nilai analisis faktor lingkungan untuk kedua penyebab dan pengobatan untuk masalah perilaku dan berpendapat bahwa keuntungan yang paling baik untuk individual dan masyarakat terjadi dengan menggunakan sistem penguatan positif sebagai sebuah rute untuk mengontrol perilaku (Nye, 2000).
Dalah kehidupan sehari – hari, hukuman biasanya digunakan sebagai sarana untuk balas dendam ataupun ekpresi frustrasi. Bagaimanapun juga, seperti Kazdin (2001) terangkan, “hukuman dalam kehidupan sehari – hari tidak seperti untuk mengajarkan suatu pelajaran atau menekankan perilaku yang tertahan karena dari hukuman yang spesifik yang digunakan dan bagaimana mereka mengaplikasikannya”. Walaupun dalam kasus tersebut saat hukuman menekankan pada respon yang tidak dinginkan, hukuman tidak menghasilkan pelajaran perilaku yang diinginkan. Hukuman harus digunakan hanya setelah pendekatan yang tidak menyenangkan telah diimplemantasikan dan ditemukan tidak efektif dalam perubahan masalah perilaku (kazdin, 2001; Miltenberger, 2008) ini penting bahwa penguatan digunakan sebagai cara untuk mengembangkan perilaku yang sesuai yang menggantikan perilaku yang dapat menekan.
Training relaksasi dan metode terkait
Pelatihan relaksasi telah meningkay popularitasnya sebagai sebuah metode pengajaran untuk mengatasi stress yang diakibatkan oleh kehidupan sehari-hari. Ini bertujuan pada memperoleh relaksasi metal dan otot dan ini mudah dipelajari. Setelah klien belajar dasar dari relaksasi, penting bagi mereka untuk mempraktekan latihan ini setiap harinya untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Jacobson (1983) dikreditkan dengan awalnya mengembangkan prosedur relaksasi otot progresif. Ini telah diperhalus dan dimodifikasi, dan prosedur relaksasi seringkali digunakan dalam kombinasi dengan beberapa tehnik – tehnik perilaku lainnya. Termaksud sistem desensilisasi, pelatihan pernyataan, program pengaturan diri, rekaman audio yang memandu prosedur relaksasi, meditasi, dan latihan autogenic.
Pelatihan relaksasi melibatkan beberapa komponen yang dibutuhkan 4 – 8 jam dalam instruksinya. Klien diberikan sebuah set dari instruksi yang mengajarkan mereka untuk relaks. Klien menganggap posisi passive dan relaks diadalam sebuah lingkuangan yang sepi selama menyebarkan kedalam otot secara bergantian. Relaksasi otot progressive ini secara eksplicit mengajarkan kepada klien oleh terapis. Nafas yang dalam dan biasa juga berhubungan dengan produksi relaksasi. Pada saat yang sama klien belajar secara mentak untuk “Melepaskan”. Mungkin dengan berfokus pada pikiran atau membanyangakan sesuatu yang menyenangkan. Klien diinstruksikan untuk benar-beanr merasakan dan mengalami ketegangan yang meninggi, untuk memberitahu bahwa otot mereka telah menjadi semakin ketat dan mempelajari tegangan ini, dan untuk bertahan dan merasakan secara utuh tekanannya. Juga, ini berguna untuk klien yang kemudia tau bagaimana untuk merelaksasikan seluruh otot saat memvisualisasikan beberapa bagian tubuh, yang menekankan pada otot wajah. Otot tangan di relaksasikan terlebih dahulu, diikuti dengan kepala, leher dan bahu, punggung, perut, dan dada dan lalu anggota tubuh paling rendah. Relaksasi telah menjadi respon yang baik, yang bisa menjadi kebiasaan bial di praktekan setiap hari selama kira-kira 25 menit setiap harinya.
Sistematis desensitization, yang didasarkan pada prinsip pengondisian klasik, adalah prosedur dasar perilaku yang dikembangkan oleh Yusuf wolpe, salah satu pelopor terapi perilaku. Klien bayangkan berturut-turut lebih banyak kecemasan membangkitkan situasi pada saat yang sama bahwa mereka terlibat dalam perilaku yang bersaing dengan kecemasan. Secara bertahap, atau secara sistematis, klien menjadi kurang sensitif terhadap kecemasan yang membangkitkan situasi. Prosedur ini dapat dianggap bentuk pemaparan terapi karena klien diharuskan untuk mengekspos diri mereka sendiri untuk menimbulkan kecemasan gambar cara untuk mengurangi kecemasan.
Sistematis desensitization adalah terapi perilaku secara empiris diteliti prosedur yang memakan waktu, namun jelas pengobatan yang efektif dan efisien kecemasan terkait disorders, terutama di wilayah fobia spesifik. Sebelum menerapkan prosedur desensitization, terapis melakukan wawancara awal untuk mengidentifikasi informasi spesifik tentang kecemasan dan untuk mengumpulkan informasi tentang klien latar belakang yang relevan. Wawancara ini, dimana beberapa sesi, memberikan terapis pemahaman yang baik tentang siapa klien adalah. Terapis pertanyaan klien tentang keadaan-keadaan tertentu yang menimbulkan ketakutan terkondisi. Beberapa terapis juga mengelola kuesioner untuk mengumpulkan data tambahan tentang situasi menuju kecemasan.
Jika keputusan dibuat untuk menggunakan prosedur desensitization, terapis memberikan klien sebuah alasan untuk prosedur dan menjelaskan secara singkat apa yang terlibat. McNeil dan kyle (2009) menggambarkan beberapa langkah dalam penggunaan sistematis desensitization: 1) relaksasi pelatihan, 2) pengembangan kecemasan hierarcy dan, 3) sistematis desensitization yang tepat.
Langkah-langkah dalam relaksasi pelatihan, yang telah dijelaskan sebelumnya, disajikan kepada klien. Terapis menggunakan suara yang sangat tenang, lembut dan menyenangkan untuk mengajar relaksasi otot progresif. Klien diminta untuk membuat citra sebelumnya lapangan. Sangat penting bahwa klien mencapai keadaan tenang dan kedamaian. Klien diperintahkan untuk relaksasi praktek baik sebagai bagian dari prosedur desensitization dan juga di luar sesi sehari-hari.
Terapis kemudian bekerja dengan klien untuk mengembangkan hirarki kecemasan untuk masing-masing daerah diidentifikasi. Stimuli yang mendapatkan kecemasan di daerah tertentu, seperti penolakan, kecemburuan, kritik, penolakan, atau fobia apapun, dianalisis. Terapis membangun daftar peringkat situasi yang menimbulkan peningkatan derajat kecemasan atau menghindari. Hierarki diatur dalam urutan dari situasi terburuk klien dapat membayangkan ke situasi yang membangkitkan sedikit kecemasan. Jika telah menentukan bahwa klien memiliki kecemasan terkait dengan takut ejeksi, misalnya, situasi penghasil kecemasan tertinggi mungkin penolakan oleh pasangan, berikutnya, penolakan oleh seorang teman dekat, dan kemudian penolakan oleh seorang rekan kerja. Situasi yang paling tidak mengganggu mungkin asing u2019s % ketidakpedulian terhadap klien di sebuah pesta.
Desensitization tidak dimulai sampai beberapa sesi setelah wawancara awal telah selesai. Cukup waktu yang diperbolehkan untuk klien untuk mempelajari relaksasi dalam sesi terapi, berlatih di rumah, dan untuk membangun hirarki kecemasan mereka. Terapis bergerak semakin naik hierarki sampai klien sinyal bahwa dia mengalami kecemasan, pada saat adegan diakhiri. Relaksasi kemudian diinduksi lagi, dan memperkenalkan adegan adalah kembali lagi sampai sedikit kecemasan berpengalaman untuk itu. Inti dari sistematis desensitization adalah paparan berulang-ulang dalam imajinasi untuk membangkitkan kecemasan situasi whitout mengalami konsekuensi negatif.
Klien cenderung memberikan keuntungan lebih besar ketika mereka memiliki berbagai cara untuk mengatasi situasi membangkitkan kecemasan yang mereka dapat terus digunakan setelah terapi telah berakhir mcneil dan kyle (2009).
Sistematis desensitization adalah teknik yang sesuai untuk mengobati fobia, tetapi itu adalah kesalahpahaman yang dapat diterapkan hanya untuk pengobatan kecemasan. Ini juga telah digunakan untuk mengobati berbagai macam kondisi di samping kecemasan, termasuk kemarahan, serangan asma, insomnia, gerakan penyakit, mimpi buruk, dan berjalan dalam tidur (spiegler, 2008). Secara historis, desensitization mungkin memiliki rekam jejak terpanjang teknik perilaku dalam berurusan dengan ketakutan, dan hasil positif yang telah didokumentasikan berulang kali McNeil dan kyle (2009). Sistematis desensitizations ini sering dapat diterima kepada klien karena mereka secara bertahap dan simbolis terkena kecemasan-membangkitkan situasi. Perlindungan adalah bahwa klien mengendalikan proses dengan pergi dengan langkah mereka sendiri dan mengakhiri eksposur ketika mereka mulai mengalami lebih banyak kecemasan dari mereka ingin mentolerir (spiegler & amp; guevremont, 2003).
banjir dan paparan pada vivo
Paparan terapis yang dirancang untuk mengobati lain ketakutan dan negatif respon emosional dengan memperkenalkan klien , di bawah hati-hati kondisi terkontrol untuk situasi yang telah berkontribusi pada masalah semacam . Eksposur adalah kunci proses dalam mengobati berbagai masalah terkait dengan rasa takut dan kecemasan . Paparan sistematis terapi melibatkan konfrontasi dengan stimulus yang ditakuti , baik melalui imajinasi atau di vivo ( live ) . Desensitization merupakan salah satu jenis paparan terapi , tapi ada orang lain . Dua variasi sistematis tradisional desensitization berada dalam paparan vivo dan banjir .
IN VIVO EXPOSURE: In vivo eksposur melibatkan eksposur klien untuk membangkitkan kecemasan peristiwa aktual daripada hanya membayangkan situasi ini. Hidup paparan yakin telah landasan terapi perilaku selama beberapa dekade (hazlett-stevens & amp; crakes, 2003). Bersama-sama, terapis dan klien menghasilkan hirarki situasi untuk klien untuk bertemu dalam aascending orger kesulitan. Klien terlibat secara ringkas dan lulus serangkaian eksposur terhadap peristiwa-peristiwa yang ditakuti. Klien dapat mengakhiri eksposur jika mereka mengalami tingkat tinggi kecemasan. Seperti halnya dengan sistematis desensitization, klien belajar bersaing tanggapan yang melibatkan relaksasi otot. Sebagai contoh, terapis bisa pergi dengan klien dalam lift jika mereka memiliki fobia menggunakan elevator. Diri mengelola in vivo eksposur-a prosedur di mana klien mengekspos diri mereka sendiri untuk membangkitkan kecemasan kegiatan mereka sendiri-adalah sebuah alternatif ketika tidak praktis untuk terapis harus dengan klien dalam situasi kehidupan nyata.
FLOODING: bentuk lain dari eksposur terapi adalah banjir, yang mengacu pada in vivo atau imajinal terpapar membangkitkan kecemasan rangsangan untuk jangka waktu, seperti yang merupakan karakteristik dari semua eksposur terapi, meskipun pengalaman klien kecemasan selama eksposur, konsekuensi ditakuti tidak terjadi. Banjir in vivo terdiri dari intens dan berkepanjangan terpapar sebenarnya memproduksi kecemasan rangsangan. Sisa terpapar ditakuti rangsangan untuk periode berkepanjangan tanpa terlibat dalam kecemasan yang mengurangi perilaku memungkinkan kecemasan untuk mengurangi sendiri. Secara umum, sangat takut klien cenderung untuk mengekang kecemasan mereka melalui penggunaan dari perilaku maladaptive. Banjir, klien dicegah dari terlibat dalam tanggapan maladaptive kecemasan membangkitkan situasi mereka biasa. Banjir in vivo cenderung mengurangi kecemasan cepat.
Imajinal banjir adalah berdasarkan prinsip akrab dan mengikuti prosedur yang sama kecuali eksposur terjadi di klien imajinasi bukan dalam kehidupan sehari-hari. Banjir sering digunakan dalam pengobatan perilaku kecemasan terkait disorders, fobia, obsessive compulsive disorder, posttraumatic stress disorder, dan agoraphobia.
Eksposur berkepanjangan dan intens dapat kedua cara efektif dan efisien untuk mengurangi kecemasan klien. Namun, karena dari ketidaknyamanan yang terkait dengan paparan berkepanjangan dan intens, beberapa klien mungkin tidak memilih perawatan eksposur ini. Hal ini penting untuk terapis perilaku untuk bekerja dengan klien untuk membuat motivasi dan kesiapan untuk pemaparan. Klien harus membuat keputusan setelah mempertimbangkan pross dan kontra menundukkan diri untuk aspek-aspek yang sedang stres perawatan.
Penelitian menunjukkan bahwa paparan terapi consistenly dapat mengurangi klien tingkat rasa takut dan gelisah ( tryon , 2005 ) . Paparan suara keberhasilan terapi dalam mengobati berbagai gangguan telah mengakibatkan paparan yang digunakan sebagai bagian dari sebagian besar perilaku dan perilaku kognitif pengobatan untuk kecemasan gangguan ( mcneil & amp ; kyle , 2009 ) . Spigler dan guevremont ( tahun 2003 ) menyimpulkan bahwa paparan terapi itu adalah hal yang paling ampuh prosedur perilaku yang tersedia untuk gangguan kecemasan terkait , dan mereka akan bertahan lama efek . Namun , mereka menambahkan , menggunakan paparan sebagai satu-satunya pengobatan protap ini tidak selalu cukup banyak . Dalam kasus yang melibatkan parah dan gangguan multifaceted , lebih dari satu perilaku intervensi ini sering diperlukan . Semakin imaginal dan pada vivo paparan sedang digunakan dalam kombinasi , yang cocok dengan tren dalam terapi perilaku untuk menggunakan paket perawtan sebagai suatu cara untuk meningkatkan efektivitas terapi .
Desensitization gerakan mata dan pengolahan
Desensitization herakan mata dan pengolahan (EMDR) adalah bentuk terapi eksposur yang melibatkan imajinal banjir, kognitif restrukturisasi dan penggunaan gerakan cepat, berirama mata dan lainnya bilateral rangsangan untuk memperlakukan klien yang telah mengalami stres traumatice. Dikembangkan oleh Francine Shapiro (2001), prosedur ini terapeutik yang menarik dari berbagai perilaku intervensi. Dirancang untuk membantu klien dalam berurusan dengan posttraumatice stres gangguan, (EMDR telah diterapkan untuk berbagai populasi termasuk anak-anak, pasangan, korban pelecehan seksual, veteran pertempuran, korban kejahatan, perkosaan, selamat, dan orang-orang yang berurusan dengan kecemasan, panik, depresi, kesedihan, kecanduan, dan fobia.
Shapiro (2001) menekankan pentingnya keselamatan dan kesejahteraan klien ketika menggunakan pendekatan ini. EMDR mungkin tampak sederhana untuk beberapa, tapi etis penggunaan tuntutan prosedur pelatihan dan klinis supervision.because reaksi yang kuat dari klien, sangat penting bahwa praktisi tahu bagaimana aman dan efektif mengelola kejadian-kejadian ini. Terapis tidak boleh menggunakan prosedur ini kecuali mereka menerima pelatihan dan pengawasan dari instruktur EMDR resmi. Diskusi yang lebih lengkap dari prosedur ini perilaku dapat ditemukan di Shapiro (2001, 2002a).
Ada beberapa kontroversi Apakah gerakan mata sendiri menciptakan perubahan, atau penerapan teknik kognitif dipasangkan dengan mata gerakan bertindak sebagai agen perubahan. Dukungan empiris untuk EMDR telah dicampur, yang membuatnya sulit untuk menggambar bentuk kesimpulan tentang keberhasilan atau kegagalan ini intervensi (McNeil & amp; Kyle, 2009). Dalam menulis tentang masa depan EMDR, prochaska dan Norcross (2007) membuat beberapa prediksi: peningkatan jumlah praktisi akan menerima pelatihan di EMDR; hasil penelitian akan terang pada EMDR % u2019s efektivitas dibandingkan dengan terapi lain saat ini untuk trauma; dan penelitian lebih lanjut dan praktek akan memberikan rasa efektivitas dengan gangguan selain posttraumatic stress disorder.
pelatihan keterampilan social
Pelatihan keterampilan sosial adalah kategori luas yang berkaitan dengan kemampuan individu untuk berinteraksi secara efektif dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial; Hal ini digunakan untuk memperbaiki defisit klien memiliki dalam interpersonal kompetensi (spiegler, 2008). Keterampilan sosial melibatkan mampu berkomunikasi dengan orang lain dalam cara yang tepat dan efektif. Beberapa aspek yang diinginkan dari pelatihan ini adalah bahwa ia memiliki dasar yang sangat luas dari penerapan dan dapat dengan mudah disesuaikan dengan kebutuhan individu klien (segrin, 2003). Pelatihan keterampilan sosial adalah kemarahan manajemen pelatihan, yang dirancang untuk individu yang memiliki masalah dengan perilaku agresif. Pernyataan pelatihan, yang digambarkan berikutnya, adalah untuk orang-orang yang kekurangan keterampilan tegas.
PERNYATAAN pelatihan: Salah satu bentuk khusus pelatihan keterampilan sosial yang telah mendapatkan popularitas meningkat adalah mengajar orang mengalami kesulitan perasaan sesuai atau kanan untuk menyatakan diri mereka sendiri. Orang-orang yang tidak memiliki keterampilan sosial sering mengalami kesulitan interpersonal di rumah, di tempat kerja, di sekolah, dan selama waktu luang. Pernyataan pelatihan dapat berguna bagi mereka (1) yang mengalami kesulitan mengekspresikan kemarahan atau iritasi, (2) yang memiliki kesulitan mengatakan tidak, (3) yang terlalu sopan dan memungkinkan orang lain untuk mengambil keuntungan dari mereka, (4) yang merasa sulit untuk mengekspresikan kasih sayang dan tanggapan positif lainnya, (5) yang merasa mereka tidak memiliki rigt untuk mengekspresikan pikiran, keyakinan dan perasaan, atau, (6) yang memiliki fobia sosial.
Mendasari asumsi dasar pernyataan pelatihan adalah bahwa orang-orang memiliki berhak (tetapi tidak berkewajiban) untuk mengekspresikan diri mereka. Pernyataan pelatihan didasarkan pada prinsip-prinsip teori pembelajaran sosial dan menggabungkan banyak keterampilan sosial metode pelatihan. Umumnya, terapis mengajarkan maupun model perilaku yang diinginkan klien ingin memperoleh. Perilaku ini dipraktekkan di kantor terapi dan kemudian diberlakukan pada kehidupan sehari-hari. Program-program pelatihan efektif pernyataan lebih memberi orang keterampilan dan teknik untuk menghadapi situasi sulit. Program ini menantang keyakinan masyarakat yang menemani kurangnya ketegasan dan mengajar mereka untuk membuat pernyataan-pernyataan diri yang konstruktif dan untuk mengadopsi satu set keyakinan yang akan menghasilkan perilaku yang tegas.
Pernyataan pelatihan sering dilakukan dalam kelompok. Ketika format grup digunakan, pemodelan dan petunjuk yang disajikan kepada seluruh kelompok, dan anggota berlatih keterampilan perilaku dalam peran situasi. Setiap anggota engges di lebih lanjut latihan tegas perilaku sampai keterampilan dilakukan secara memadai dalam berbagai situasi simulasi (Miltenberger, 2008).
Karena pernyataan pelatihan didasarkan pada pengertian barat dari nilai ketegasan, itu mungkin tidak cocok untuk klien dengan latar belakang budaya yang menempatkan lebih menekankan pada harmoni daripada menjadi tegas. Meskipun konselor dapat beradaptasi formulir ini prosedur pelatihan keterampilan sosial sesuai dengan gaya mereka sendiri, sangat penting untuk menyertakan perilaku latihan dan terus-menerus penilaian sebagai dasar aspek dari program. Jika Anda tertarik untuk belajar lebih banyak pernyataan kereta ing, berkonsultasi dengan hak Anda sempurna: sebuah panduan untuk tegas perilaku (Alberti & amp; Emmons, 2008).
modifikasi perilaku diarahkan pada program diri sendiri
Psikolog yang berbagi perspektif ini prihatin terutama dengan mengajar orang keterampilan yang mereka akan perlu untuk mengatur kehidupan mereka sendiri secara efektif. Keuntungan dari teknik modifikasi diri adalah bahwa perawatan dapat diperluas untuk masyarakat dengan cara yang tidak dapat dilakukan dengan pendekatan tradisional untuk terapi. Keuntungan lain adalah bahwa biaya minimal. Karena klien memiliki peran langsung dalam perawatan mereka sendiri, teknik aimedat diri mengubah cenderung untuk meningkatkan keterlibatan dan komitmen untuk pengobatan mereka.
Termasuk modifikasi diri strategi diri pemantauan , hadiah , diri kontrak , diri kendali stimulus , dan diri sebagai model . Ide dasar diri modifikasi kajian dan kegiatan adalah bahwa perubahan dapat dibawa oleh mengajar orang untuk menggunakan mengatasi keterampilan dalam situasi . bermasalah Generalisasi dan pemeliharaan hasil yang diperkuat mendorong klien untuk menerima tanggung jawab untuk melaksanakan strategi ini dalam kehidupan sehari-hari .
Dalam program modifikasi diri sendiri orang membuat keputusan tentang perilaku spesifik yang mereka ingin kontrol atau ubah. orang sering menemukan bahwa alasan utama bahwa mereka tidak mencapai tujuan mereka adalah kurangnya keterampilan tertentu atau harapan yang tidak realistis. berharap dapat menjadi faktor terapi yang mengarah pada perubahan, tapi harapan tidak realistis dapat membuka jalan bagi pola kegagalan dalam program perubahan diri sendiri. suatu pendekatan langsung kepada diri sendiri dapat memberikan pedoman untuk perubahan dan rencana yang akan Membawa Perubahan. bagi orang yang berhasil dalam program seperti ini, analisis yang cermat dari kontekspola perilaku sangat penting, dan orang harus bersedia mengikuti beberapa langkah dasar seperti yang disediakan oleh Watson dan Tharp(2007) :
9. memilih tujuan. tujuan harus ditetapkan satu per satu, dan mereka harus terukur, dapat dicapai, positif dan signifikan bagi orang tersebut. adalah penting bahwa harapan yang realistis.
10. menerjemahkan tujuan ke dalam perilaku sasaran. perilaku identitas ditargetkan untuk perubahan. begitu target untuk perubahan yang dipilih, antisipasi hambatan danmemikirkan cara-cara untuk menegosiasikan mereka
11. pemantauan diri sendiri. dengan sengaja dan sistematis mengamati perilaku Anda sendiri, dan menulis buku harian perilaku, merekam perilaku bersama dengan komentar tentang isyarat yg relevan dan konsekuensi.
12. bekerja di luar rencana untuk perubahan. merencanakan suatu program tindakan untuk membawa perubahan yang sebenarnya. berbagai rencana untuk tujuan yang samadapat dirancang, yang masing-masing bisa efektif. beberapa jenis sistem penguatan diri sendiri diperlukan dalam rencana ini karena bala bantuan merupakan hal terpenting dalam terapi perilaku modern. penguatan diri sendiri adalah strategi sementara yang digunakan sampai perilaku baru telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.mengambil tindakan untuk memastikan bahwa prestasi akan dipertahankan.
13. mempelajari rencana tindakan. mengevaluasi rencana perubahan untuk menentukan apakah tujuan yang ditetapkan tercapai, dan menyesuaikan dan merevisi rencana sebagai cara lain untuk memenuhi tujuan dipelajari. evaluasi adalah proses yang berkelanjutan bukankejadian satu kali, dan perubahan diri sendiri adalah praktek seumur hidup.
banyak orang yang mengembangkan beberapa jenis program modifikasi pertemuan diri sendiri berulang kali gagal, situasi Polivy dan herman (2002) sebut sebagai"sindrom harapan palsu," yang merupakan ditandai dengan expetations realistismengenai kecepatan mungkin, jumlah, kemudahan dan konsekuensi dari perubahan upaya diri sendiri.upaya perubahan diri sendiri sering menemui kegagalan sejak awal oleh harapan yang tidak realistis, tetapi individu sering terus mencoba dan mencoba dengan harapanbahwa mereka akhirnya akan berhasil dalam mengubah pola perilaku. banyak orangmenafsirkan kegagalan mereka untuk berubah sebagai hasil dari upaya yang tidak memadai atau terlibat dalam program yang salah.
strategi modifikasi diri telah berhasil diterapkan untuk penduduk dan masalah, beberapayang termasuk mengatasi serangan panik, membantu anak untuk mengatasi takut akangelap, meningkatkan produktivitas kreatif, mengelola kecemasan dalam situasi sosial, mendorong berbahasa didepan kelas ,meningkatkan olahraga, pengendalian darimerokok, dan berurusan dengan depresi(Watson & Tharp, 2007). penelitian tentang modifikasi diri sendiri telah dilakukan di berbagai macam masalah kesehatan, beberapa diantaranya termasuk radang sendi, asma, kanker, penyakit jantung,penyalah gunaan narkoba, diabetes, sakit kepala, kehilangan penglihatan, gizi, dan perawatan kesehatan diri (Cormier et al. 2009).
multimodal therapy :clinical behaviour therapy
multimodal terapi adalah, komprehensif sistematis, holistik, pendekatan terapi perilaku dikembangkan oleh Arnold Lazarus (1976,1986,1987,1992 sebuah, 1992b, 1992c,1997a, 2005,2008). itu didasarkan pembelajaran sosial dan teori kognitif dan berlakuteknik perilaku yang beragam untuk berbagai masalah. pendekatan ini berfungsisebagai penghubung utama antara beberapa prinsip perilaku dan pendekatan perilaku kognitif yang telah banyak menggantikan terapi perilaku tradisional.
terapi multimodal adalah sistem terbuka yang mendorong eklektisisme teknis. teknik baru terus-menerus diperkenalkan dan teknik yang sudah ada disempurnakan, tetapi mereka tidak pernah digunakan secara tabur. terapis multimodal berusaha keras untuk menentukan secara tepat apa hubungan dan keadaan apa. asumsi yang mendasari pendekatan ini adalah bahwa karena individu yang terganggu oleh berbagaimasalah tertentu adalah tepat bahwa banyak strategi pengobatan digunakan dalam membawa perubahan. fleksibilitas terapeutik dan keserbagunaan, bersama denganluasnya lebih dari mendalam, sangat dihargai, dan ahli terapi multimodal terus-menerus menyesuaikan prosedur mereka untuk mencapai tujuan klien. terapis harus memutuskankapan dan bagaimana menjadi menantang atau mendukung, dingin dan panas, formal dan informal, dan keras atau lunak(Lazarus,1997a,2008).
Terapis multimodal cenderung sangat aktif selama sesi terapi, berfungsi sebagai pelatih, pendidik, konsultan dan model peran. mereka memberikan informasi, instruksi dan umpan balik serta model bahaviors tegas. mereka menawarkan kritik contructive dan saran, bala bantuan positif dan tepat diri - pengungkapan.
Lazarus (2008) berpendapat: "multimodal terapis berlangganan tidak ada dogma selain prinsip-prinsip parsimoni teoritis dan efektivitas terapi" (hal.396). teknik dipinjam dari berbagai sistem terapi lainnya. mereka mengakui bahwa banyak klien datang untuk terapi perlu belajar keterampilan, dan mereka bersedia untuk mengajar, pelatih, kereta api, model dan mengarahkan klien mereka. terapis multimodal biasanya berfungsi directively dengan memberikan informasi, instruksi dan reaksi. mereka menantang diri sendiri keyakinan, menawarkan umpan balik konstruksi, memberikan penguatan positif dan secara tepat pengungkapan diri. adalah penting bahwa terapis mulai di mana klien dan kemudian pindah ke daerah produktif lainnya untuk eksplorasi. kegagalan untuk memahami situasi klien dengan mudah dapat meninggalkan perasaan klien terasing dan disalahpahami (Lazarus, 2000).
ATAS DASAR I.D. inti dari pendekatan multimodal Lazarus adalah premis bahwa kepribadian kompleks manusia dapat dibagi menjadi tujuh bidang utama fungsi: B= Behavior ,A= Affective Responses, S= sensations, I=images C= Cognitions ,I= interpersonal relationshipsand D= drugs, biologis fungsi, gizi dan olahraga (Lazarus, 1989,1992 a, 1992b, 1997a, 1997b, 2000,2006,2008). meskipun modalitas yang interaktif, mereka dapat dianggap fungsi diskrit
pengandaian perilaku Pertanyaan untuk bertanya
behavior terang-terangan perilaku, termasuk tindakan, kebiasaan dan reaksi yang dapat diamati dan terukur Apakah anda ingin berubah?
seberapa aktif Anda?
apa yang akan Anda ingin lakukan?
apa yang akan Anda ingin berhenti melakukan ?
apa saja kekuatan utama Anda?
perilaku apa yang membuat anda ingin lakukan?
affect emosi, suasana hati dan perasaan yang kuat Apakah emosi anda yang sering anda alami?
apa yang membuat Anda tertawa?
apa yang membuat Anda menangis?
apa yang membuat Anda sedih, marah, senang, takut?
emosi apa yang bermasalah untuk Anda?
sensation dasar indera sentuhan, rasa, bau, penglihatan, dan pendengaran Penderitaan apa yang tidak menyenangkan, seperti sakit, sakit, pusing, dan sebagainya?
apa yang Anda sangat suka atau tidak suka dalam cara melihat, mencium, mendengar, menyentuh, dan mencicipi?
imagery bagaimana kita membayangkan diri kita, termasuk mimpi kenangan dan khayalan apa saja mimpi berulang mengganggu dan kenangan hidup?
apakah Anda memiliki imajinasi yang jelas?
bagaimana Anda melihat tubuh Anda?
bagaimana Anda melihat diri Anda sekarang?
bagaimana Anda ingin mampu melihat diri Anda di masa depan?
Cognition wawasan, filosofi, ide, pendapat, self-talk, dan penilaian yang merupakan nilai dasar seseorang, sikap, dan keyakinan apa saja cara agar Anda memenuhi kebutuhan intelektual Anda?
bagaimana Anda pikiran Anda mempengaruhi emosi Anda?
apa nilai dan keyakinan yang paling Anda kasihi?
apa saja hal-hal negatif yang Anda katakan kepada diri Anda sendiri?
apa saja keyakinan pusat Anda rusak?
apa keharusan utama oughts dan keharusan dalam hidup Anda?
bagaimana Anda memperoleh itu di dalam cara hidup efektif?
Interpersonal relationship Interaksi dengan banyak orang seberapa banyak makhluk sosial kan?
untuk apa gelar yang Anda inginkan keintiman dengan orang lain?
apa yang Anda harapkan dari orang-orang penting dalam hidup Anda?
apa yang mereka harapkan dari Anda?
apakah ada hubungan dengan orang lain yang anda berharap untuk berubah?
jika demikian, apa jenis perubahan yang Anda inginkan?
Drugs/ biology obatdan kebiasaannya gizi dan pola latihan apakah Anda sadar kesehatan?
apakah Anda mempunyai keprihatinan apapun tentang kesehatan Anda?
apakah Anda mengambil obat yang diresepkan?
apa kebiasaan anda berhubungan dengan diet, olahraga dan kebugaran fisik?
terapi multimodal dimulai dengan penilaian yang komprehensif dari tujuh modalitas fungsi manusia dan interaksi di antara penilaian them.a lengkap dan program pengobatan harus menjelaskan masing-masing modalitas ID BASIC, yang merupakan peta kognitif menghubungkan setiap aspek dari kepribadian. tabel 9.1 keluar jalur proses ini dengan menggunakan pertanyaan Lazarus biasanya meminta (1989,1997 a, 2000, 2008).
premis utama dari terapi multimodal adalah bahwa luasnya sering lebih penting daripada mendalam. tanggapan lebih koping klien belajar di theraphy, semakin sedikit besar kemungkinan untuk kambuh (Lazarus.1996a, 2008; Lazarus & Lazarus, 2002). theraphists mengidentifikasi satu masalah tertentu dari setiap aspek dari ID BASIC kerangka sebagai target untuk mengubah dan mengajarkan klien berbagai teknik yang dapat mereka gunakan untuk memerangi pemikiran yang salah, untuk belajar santai dalam situasi stres dan untuk memperoleh keterampilan interpersonal yang efektif. klien kemudian dapat menerapkan keterampilan ini untuk berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari mereka
pemeriksaan pendahuluan dari kerangka BASIC.ID memunculkan beberapa tema sentral dan signifikan yang kemudian dapat dieksplorasi secara produktif dengan menggunakan kuesioner kehidupan sejarah rinci. (lihat Lazarus dan Lazarus, 1991, untuk persediaan hidup sejarah multimodal). sekali profil utama BASIC.ID seseorang telah ditetapkan, langkah berikutnya terdiri dari pemeriksaan bagaimana Dr Lazarus menerapkan model penilaian BASIC.ID dengan kasus Ruth, bersama dengan contoh dari berbagai teknik yang dia gunakan, lihat kasus pendekatan untuk konseling dan psychotheraphy (Corey, 2009a, chap.7)
Kesadaran dan Penerimaan berbasis Terapi Kognitif Perilaku
selama dekade terakhir, "gelombang ketiga" terapi perilaku telah berkembang, yang berakibat pada perluasan tradisi perilaku. kesadaran adalah proses yang melibatkan semakin jeli dan menyadari rangsangan eksternal dan internal pada saat kini dan mengadopsi sikap terbuka ke arah menerimaapa yang bukan dilihat situasi sekarang (Kabat-Zinn, Segal, Williams, & Teasdale, 2002). inti dari kesadaran adalah menjadi sadar akan pikiran seseorang dari satumomen ke momen berikutnya dengan penerimaan yang lembut (Germer, Siegel, &Fulton, 2005). Dalam kesadaran klien praktek melatih diri mereka untuk fokus pada pengalaman mereka. akseptasi adalah proses yang melibatkan dengan menerima pengalaman seseorang saat ini tanpa menghakimi atau preferensi, tetapi dengan rasa ingin tahu dan kebaikan, dan berjuang untuk penuh kesadaran pada saat kini (Germer,2005b). pendekatan kesadaran dan penerimaan adalah jalan yang baik untuk integrasispiritualitas dalam proses konseling.
empat pendekatan utama dalam pengembangan terbaru dari tradisi perilaku meliputi (1)perilaku dialektis terapi (Linehan, 1993a, 1993b), yang telah menjadi suatu yang diakui untuk pengobatan gangguan kepribadian, (2) kesadaran pengurangan stres berbasis (Kabat-Zinn, 1990), yang melibatkan 8 - sampai 10 minggu program kelompokmenerapkan teknik-teknik kesadaran untuk mengatasi stres dan meningkatkan kesehatan fisik dan psikologis, (3) kesadaran berdasarkan terapi kognitif (Segal et al,2002), yang ditujukan terutama pada mengobati. depresi, dan (4) menerima dan terapikomitmen (Hayes, Strosahl, & Houts, 2005; Hayes, Strosahl, & Wilson, 1991), yang didasarkan pada klien mendorong untuk menerima, menerima daripada berusaha untukmengontrol atau mengubah, sensasi yang tidak menyenangkan . perlu dicatat bahwa keempat pendekatan ini didasarkan pada data empiris, ciri dari tradisi perilaku.
Terapi perilaku dialektis (DBT) yang dikembangkan untuk membantu klien mengatur emosi dan perilaku terkait dengan depresi, perlakuan yang paradoks membantu klienuntuk menerima pengalaman emosional mereka (Morgan, 2005). praktek akseptasi melibatkan kejadian yang ada pada saat sekarang, melihat kenyataan sebagaimana adanya tanpadistorsi, tanpa penilaian, tanpa evaluasi, dan tanpa mencoba untuk bertahan padapengalaman atau untuk menyingkirkan itu. melibatkan sepenuhnya ke dalam kegiatan pada saat kini tanpa memisahkan diri dari peristiwa yang sedang berlangsungdan interaksi.
dirumuskan oleh Linehan (1993a, 1993b), DBT adalah campuran yang menjanjikan dariteknik perilaku dan psikoanalitik untuk mengobati gangguan perbatasan. seperti terapi analitik, DBT menekankan pentingnya hubungan psikoterapi, validasi klien. Pentingnya etiologi dari klien yang telah mengalami "lingkungan yang menyangkal" seperti seorang anak, dan konfrontasi perlawanan. komponen utama dari DBT adalah mempengaruhi regulasi, gangguan toleransi, perbaikan dalam hubungan interpersonal, dan pelatihan kesadaran. DBT mempekerjakan teknik perilaku, termasuk bentuk terapi terpapar di mana klien belajar untuk menoleransi emosi yang menyakitkan tanpa memberlakukan perilaku merusak diri. DBT yang mengintegrasikan kognitif behaviorisme tidak hanya dengan konsep analitik tetapi juga dengan pelatihan kesadaran dari "eastern psychological and spiritual practices (praktek terutama Zen)" (Linehan, 1993b, hal. 6).
Keterampilan DBT pelatihan bukan pendekatan"quick fix". Umumnyamelibatkan minimal satu tahun pengobatan dan meliputi baik terapi individu dan pelatihan keterampilan dilakukan dalam kelompok. DBT membutuhkan kontrak perilaku.untuk kompeten berlatih DBT, adalah penting untuk mendapatkan pelatihan dalam pendekatan ini.
MINDFULNESS BASED STRESS REDUCTION (MBSR)
keterampilan yang diajarkan dalam programMBSR termasuk meditasi dan yoga selama sadar, yang bertujuan menumbuhkankesadaran. program ini mencakup meditasi tubuh yang membantu klien untuk mengamati semua sensasi dalam tubuh mereka. sikap kesadaran didorong dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari termasuk berdiri, berjalan, dan makan. kedua orang itu terlibat dalam program ini didorong untuk berlatih meditasi kesadaran resmi selama 45 menit setiap hari. program MBSR terutama dirancang untuk mengajarkan peserta untuk berhubungan dengan sumber eksternal dan internal dari stres dengan cara yangkonstruktif. program ini bertujuan untuk mengajar orang bagaimana untuk hidup lebih lengkap di masa sekarang daripada merenungkan tentang masa lalu atau menjaditerlalu khawatir tentang masa depan.
ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY (ACT)
pendekatan lain kesadaran berbasis menerima dan terapi komitmen (Hayes dkk, 1999, 20050., yang melibatkan secara penuh menerima pengalaman saat ini dan penuh perhatian melepaskan hambatan. dalam pendekatan ini "penerimaan bukan hanya toleransi melainkan adalah nonjudmental aktifmerangkul pengalaman di sini dan sekarang "(Hayes, 2004, hal. 32). menerima adalah sikap atau postur dari mana untuk melakukan terapi dan dari mana klien dapatmelakukan kehidupan (Hayes & Pankey, 2003) bahwa memberikan alternatif untukbentuk-bentuk kontemporer dari terapi perilaku kognitif (Eifert & Forsyth, 2005)berbeda dengan pendekatan perilaku kognitif dibahas dalam bab 10, di mana kognisiditantang atau diperdebatkan, dalam ACT kognisi diterima.. klien belajar bagaimanamenerima pikiran dan perasaan mereka mungkin telah mencoba untuk menolak. Hayestelah menemukan bahwa kognisi maladaptif yang menantang sebenarnya memperkuatbukan mengurangi fleksibilitas. nilai merupakan bagian dasar dari proses terapi, danpraktisi ACT mungkin bertanya klien "apa yang Anda inginkan dalam hidup bertahan? ".
selain penerimaan, komitmen untuk bertindak sangat penting. komitmen melibatkan membuat keputusan sadar tentang apa yang penting dalam hidup dan apa yang orang bersedia melakukan hidup dihargai (Wilson, 2008). ACT memanfaatkan pekerjaan rumah nyata dan latihan perilaku sebagai cara untuk membuat pola yang lebih besar dari tindakan efektif yang akan membantu klien hidup dengan nilai-nilai mereka (Hayes, 2004). misalnya, pada bentuk pekerjaan rumah yang diberikan kepada klien yang meminta mereka untuk menuliskan tujuan hidup atau hal yang mereka nilai dalam berbagai aspek kehidupan mereka. fokus ACT adalah memungkinkan pengalaman untuk datang dan pergi sementara mengejar kehidupan yang bermakna. menurut Hayes dan Pankey (2003), "ada dasar bukti yang berkembang bahwa menerima keterampilan penting bagi psikologis kesejahteraan dan dapat meningkatkan dampak dari psikoterapi dengan berbagai macam klien" (hal. 8).
ACT adalah bentuk efektif dari terapi (Eifert & Forsyth, 2005) yang terus mempengaruhi praktek terapi perilaku. Germer (2005a) menyarankan "kesadaran mungkin menjadi konstruk teori yang menarik klinis, penelitian, dan praktek dekat bersama-sama, dan membantu mengintegrasikan kehidupan pribadi dan profesional dari terapis"(hal.11).menurut wilson (2008), ACT menekankan proses umum
Langganan:
Postingan (Atom)